Manfaat Penelitian Respon Masyarakat

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti sendiri menambah wawasan dan pengetahuan tentang program Jamkesmas terhadap peningkatan kesehatan masyarkat. 2. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran dan masukan kepada pihak – pihak pelaksana program Jamkesmas dengan mengetahui respon masyarakat penerima bantuan. Dengan demikian para pelaksana program dapat membuat program yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.5.Sistematika penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan lokasi penelitian, tipe penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti Universitas Sumatera Utara

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini menguraikan bagaimana menganalisis data, berisiskan penganalisian data-data yang diperoleh dalam penelitian.

BAB VI :PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran- saran dari penulis, data penelitian yang telah dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Masyarakat

Respon adalah suatu reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat Poewadarminta, 1987: 1012. Respon akan timbul setelah seorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterpretasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi dilingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya, merupakan hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Terdapat dua jenis yang mempengaruhi respon yaitu : a. Variabel struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik. b. Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat misalnya kebutuhan suasana hati ,pengalaman masa lalu Wirawan, 1991: 47. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap,motif,kepentingan dan harapannya. 2. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak lanjut dan ciri - ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang. Universitas Sumatera Utara 3. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang Wirawan, 1991: 35. Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungin akan memberikan makna. Seseorang dilihat respon positifnya melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang tersebut dapat dilihat respon negatifnya bila informasi yang didengar atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakannya, atau malah menghindari atau membenci objek tersebut. Respon ditegaskan oleh Daryl Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian ransang, dimana ransang-ransang proksimal Wirawan, 1991: 93. Artinya sejumlah ransangan yang terbentuk dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian ditimbulkan melalui interpretasi dari objek yang menerima ransang tersebut. Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon respon tertentu terikat dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hierarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif mauapun negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yng akan direspon. Respon dalam penelitian ini akan diukur dalam tiga aspek, yaitu persepsi, sikap, dan partisipasi. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan Universitas Sumatera Utara penerimaan. Persepsi merupakan suatu penapsiran yang unik terhadap situasi dan bukan terhadap suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Analisa tersebut menunjukkkan bahwa persepsi merupakan pemahaman individu atau masyarakat pada suatu objek yang masih berada dalam pikirannya. Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu program pembangunan. Dalam suatu program pembagunan terkandung ide-ide baru atau cara-cara baru yang disosialisasikan kedalam suatu masyarakat, dengan harapan dapat mengubah pola berpikir dan cara bertindak masyarakat yang terkena program. Perubahan tersebut terproses dan terwujud dalam perubahan sikap. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkahlaku tertentu kalau ia menghadapi ransang tertentu Wirawan, 199: 20. Ransangan yang dimaksud dapat berupa ransangan yang berbentu batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil - hasil dan usaha-usaha pembangunan. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atas situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati mengharapkan objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek. Partisipasi dalam bahasa Inggris, yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreaatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkaatkan kualitas hidupnya. Koentjradiningrat, 1980: 23, dalam bukunya menyatakan partisipasi masyarakat menyangkut dua tipe yang pada prinsipnya berbeda yaitu : 1. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dengan proyek pembangunan yang khusus Universitas Sumatera Utara 2. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas aktivitas bersama dalam pembangunan. Bentuk partisipasi pertama, masyarakat diajak dipersuasi, diperintah atau dipaksadalam suatu proyek khusus. Sedangkan dalam bentuk partisipasi yang kedua, adalah kemauan sendiri berdasarkan kesadaran bahwa jika ia ikut akan mempunyai manfaat. Bila dilihat dari jenis partisipasi, Sastroputro, 1988: 12 membaginya sebagai berikut : a. Partisipasi dengan pikiran. b. Partisipasi dengan tenaga. c. Partisipasi dengan pikiran dan tenaga partisipasi aktif. d. Partisipasi dengan keahlian. e. Partisipasi dengan uang. f. Partisipasi dengan jasa jasa. Secara umum dapat dilihat rumusan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu : keadaan masyarakat, kegiatan program pembangunan dan keadaan alam sekitar. Ditinjau dari segi motivasinya, partisipasi masyarakat terjadi karena beberapa alasan : a. Takut terpaksa Dari segi motivasi yang pertama, partisipasi dilakukan dengan terpaksa karena takut. Biasanya akibat adanya perintah dari atasan sehingga masyarakat seakan - akan terpaksa untuk melaksanakan rencana yang ditentukan. b. Ikut - ikutan Motivasi partisipasi ikut - ikutan hanya didorong oleh rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame masyarakat sebagai perwujudan kebersamaan. Universitas Sumatera Utara c. Kesadaran Hal ini timbul dari kehendak pribadi anggota masyarakat, dilandai oleh keinginan hati nurani. Partisipasi bentuk inilah yang diharapkan dapat dikembangkan dalam masyarakat. Dengan adanya partisipasi yang didasarkan atas kesadaran usaha, Masyarakat dapat diajak untuk memelihara dan merasa memiliki objek pembangunan. Banyak kegagalan dalam program-program pembangunan hanya karena tidak merasa memiliki dan kewajiban untuk bersama-sama membangun dan memeliharanya Hudiniah, 2003: 34. Terkait dengan partisipasi, hal yang banyak mempengaruhi adalah luasnya pengetahuan masyarakat tentang suatu hal. Tingkat pengetahuan seseorang yang dimilikinya tentang suatu hal dapat menentuka suatu niat untuk melakukan kegiatan. Pengetahuan ini kemudian mempengaruhi sikap, niat, dan perilaku. Adanya pengetahuan terhadap manfaat suatu hal akan menyebakan seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah kegiatan itu benar benar dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah yang disebut sikap dan perilaku.

2.2. Jaminan Sosial