92
semula ditargetkan sebesar 76 sudah terlampaui dan skor rata-rata motivasi belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Purbalingga
sudah mencapai kategori baik yaitu mencapai 78,4. Siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 31 orang, sedangkan yang kategori
cukup hanya berjumlah 3 orang. Siswa yang tidak mengalami peningkatan dari hasil pasca siklus I ke pasca siklus II sebanyak 3
orang yaitu, LR, LS, dan VS.
d. Refleksi dan Evaluasi
Hasil evaluasi dari siklus pertama maupun dari siklus ke dua menunjukan bahwa adanya perubahan dari siswa tentang motivasi
belajarnya, meskipun pada awalnya para siswa cenderung kurang antusias terhadap materi maupun guru BK, tetapi dengan pemanfaatan
metode bermain teamwork secara maksimal para siswa kemudian tertarik dan antusias untuk mengikuti jalannya penelitian selama 7 kali
pertemuan dengan baik. Pada tiga pertemuan awal guru BK maupun observer memang
masih belum melihat adanya perubahan yang signifikan dari para siswa tentang motivasi belajar mereka. kebanyakan dari mereka masih
pasif dan kurang antusias dalam mengikuti games, serta keluhan mengenai kelelahan siswa terkait jam dalam memberikan tindakan
siang. Pada pertemuan kedua, sudah mulai terlihat perubahan yang dari para siswa. Perubahan tersebut dilihat dari beberapa siswa yang
menonjol dan yang pasif di kelas tersebut. Perubahan tersebut terjadi
93
pada diri siswa FRNA, NSA, RH, dan RJZ yang menjadi lebih antusias dan aktif dalam mengikuti jalannya permainan. Hal ini
menunjukan bahwa metode yang digunakan peneliti sudah mulai berhasil.
E. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa kelas XI IPA 4 cenderung jenuh dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Hurlock 1991: 207 mengungkapkan bahwa siswa pada masa remaja mulai bersikap kritis terhadap sekolah, guru, maupun cara guru mengajar.
Dari ketiga hal tersebut, cara guru mengajar yang paling disoroti oleh siswa. Pola pemberian materi yang masih terpusat pada guru yaitu dengan
ceramah semakin menambah ketidakpahaman siswa jika tidak divariasi dalam teknik pemberian layanannya. Pendekatan yang berpusat pada guru
yang berupa ceramah merupakan pendekatan yang paling lemah untuk menumbuhkan semangat dan tingkat keterlibatan siswa dalam
pembelajaran dikarenakan kecil sekali kemungkinan adanya umpan balik dari siswa secara sungguh-sungguh Sudjana, 2005: 45.
Sebelum dilakukan tindakan inilah masalah yang dihadapi guru BK. Guru BK hanya menggunakan metode ceramah dengan media
powerpoint dalam menyampaikan materi. Hal tersebut mengakibatkan kejenuhan siswa, sehingga siswa menjadi kurang antusias untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Siswa lebih sering pasif dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Maka dari itu guru BK perlu melakukan inovasi