secara tinai, dengan ketentuan si penjual penggadai tetap berhak atas pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali Pasaribu, 1996:140.
Menurut Subagyo, 1999 : 88 menyatakan bahwa pegadaian adalah suatu lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit kepada masyarakat dengan corak khusus yaitu
secara hukum gadai. Sigit Triandaru 2000 : 179 menyatakan bahwa pegadaian adalah satu- satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan
kegiatan lembaga keuangan berupa pembayaran dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.
2.2 Jenis – Jenis Pegadaian
1.
Pegadaian konvensional
Pada kesempatan ini penulis tidak menfokuskan penulisan kepegadaian konvesional, disini penulis hanya memberikan sedikit gambaran mengenai pegadain konvensional.
Pegadaian menurut Susilo 1999 adalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. PT Pegadaian adalah suatu badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana masyarakat atas dasar hukum gadai.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang orang yang berpiutang atas suatu barang yang bergerak yang
diserahkan oleh orang yang berpiutang sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh yang berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat
jatuh tempo. Gadai menurut Undang – undang Hukum Perdata Burgenlijk Wetbiek Buku II Bab
XX pasal 1150, adalah : suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya dan
Universitas Sumatera Utara
yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang – orang berpiutang lainnya, dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk mennyelamatkannya setelah barang tersebut digadaikan, biaya – biaya mana harus
didahulukan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, pengadaian konvensional memiliki sumber-
sumber dana sebagai berikut Susilo, 1999:181: 1.
Modal sendiri Modal sendiri yang dimiliki Pegadaian terdiri dari:
i Modal awal, yaitu kekayaan negara diluar APBN
ii Penyertaan modal pemerintah
iii Laba ditahan, merupakan akumulasi laba sejak perusahaan Pegadaian berdiri
2. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk pinjaman jangka pendek dari perbankan 80 dari total dana jangka pendek yang dihimpun
3. Pinjaman jangka pendek dari pihak lain
Biasanya diperoleh dari utang kepda rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, dan lain-lain.
4. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
2.
Pegadaian Syariah
Transaksi hukum gadai dalam ilmu fikih Islam diartikan sebagai Rahn yang merupakan suatu jenis perjanjian untuk menahan suatru barang sebagai tanggungan utang
Zainudin Ali, 2008:1 . Rahn dalam bahasa Arab adalah al-habsu yang berarti tetap dan kekal
Syafe’i, 2000:159. Kata ini merupakan makna yang bersifat materiil. Karena itu, secara
Universitas Sumatera Utara
bahasa kata ar-rahn berarti menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat utang.
Pengertian gadai rahn secara bahasa seperti diungkapkan di atas adalah tetap. Kekal, dan jaminan. Sedang dalam istilah adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan
sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus Zainudin Ali, 2008:1
. Dalam fiqh muamalah, perjanjian gadai disebut rahn. Istilah rahn secara bahasa berarti
“menahan” Syafe’i, 2000:139. Maksudnya adalah menahan sesuatu untuk dijadikan jaminan hutang. Sedangkan pengertian gadai menurut hukum syara’ adalah Zainudin Ali, 2008:2:
“Menjadikan sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara sebagai jaminan hutang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang
dari orang tersebut”. Istilah rahn memiliki akar yang kuat dalam al-Quran sebagaimana firman Allah dalam Q.S
Mudatsir : 38 Artinya:
“Tiap diri terikat tergadai dengan apa yang telah diperbuatnya Q.S Mudatsir : 38”. Berdasarkan pengertian gadai diatas yang dikemukakan oleh para ahli hukum Islam
diatas, penulis berpendapat bahwa gadai rahn adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik si peminjam rahin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, dan barang
yang diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang
gadai dimaksud, bila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang telah ditetukan.
Universitas Sumatera Utara
Karena itu, tampak bahwa Gadai Syariah merupakan perjanjian antara seseorang untuk menyerahkan harta benda berupa emasperhiasankendaraan danatau harta benda lainnya
sebagai jaminan danatau agunan kepada seseorang danatau lembaga pegadaian syariah berdasarkan hukum gadai prinsip syariah Islam; sedangkan pihak lembaga pegadaian syariah
menyerahkan uang sebagai tanda terima dengan jumlah maksimal 90 dari nilai taksir terhadap barang yang diserahkan oleh penggadai. Gadai dimaksud, ditandai dengan mengisi
dan menandatangani Surat Bukti Gadai rahn. Pendanaan pegadaian syariah memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut Zainudin
Ali, 2008:52 : 1.
Modal sendiri 2.
Penerbitan obligasi syariah 3.
Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya 4.
Pendanaan kegiatan operasional gadai syariah meliputi gaji pegawai, honor, perawatan gedung, peralatan dan sebagainya.
5. Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pembiayaan.
Bahkan lebih dari 50 dan dimaksud disalurkan pada aktifitas pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman kepada warga masyarakat yang membutuhkan.
6. Investasi lain, yaitu dan-dan yang belum digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional pegadaian syariah, atau belum disalurkan kepada masyarakat, maka dapat diinvestasikan dalam bentuk lain, baik investasi jangka pendek maupun jangka
menengah.
2.3 Pengertian Pegadaian Syariah