38
D. Penggunaan Permainan Tradisional Pasaran dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial.
poikl Penggunaan permainan tradisional pasaran ini dalam meningkatkan
keterampilan sosial anak tunarungu sebelumnya telah berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu dalam menentukan teknik yang tepat dalam
peningkatan keterampilan sosial. Mengetahui bahwa anak tunarungu mengalami hambatan dalam kemampuan komunikasi dan interaksinya,
sehingga kemampuan keterampilan sosial pada anak tunarungu masih kurang berkembang. Mega Iswari, 2007:65-66
poikl Atas dasar asumsi inilah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah permainan tradisional pasaran ini efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial pada anak tunarungu kelas VI SDLB.
poikl Pada pembelajaran ini peneliti membatasi pada tujuan yang ingin
dicapai yakni, siswa tunarungu kelas VI SDLB mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu mengekspresikan perasaannya, serta memiliki
rasa empati dengan orang lain. Empati itu merupakan bagian dari keterampilan sosial. Keterampilan sosial yang perlu ditingkatkan pada
penelitian ini antara lain: komunikasi anak mampu mengekspresikan perasaannya dengan mengungkapkan apa yang ingin dia katakan serta
anak mampu berinteraksi dengan orang lain. polio
Melalui permainan tradisional pasaran, pada pelaksanaannya akan memberikan ilustrasi terhadap suatu realita kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi keterampilan sosial yang mengembangkan
39
ekspresi pada siswa tunarungu dalam berinteraksi dan penyesuaian diri dengan orang lain. Dari permainan tradisional pasaran tersebut peneliti
ingin mengilustrasikan suatu pengalaman pembelajaran yang sering terjadi di lingkungan sehari-hari untuk lebih jelas memvisualisasikan
pembelajaran keterampilan sosial dibanding hanya mengandalkan komunikasi verbal dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa
tunarungu. polio
Pada awalnya diilustrasikan dengan terlebih dahulu menentukan
aturan permainan pasaran. Pemain dalam permainan tradisional pasaran ini terdiri dari dua orang atau lebih. Pemain berbagi peran menjadi penjual
dan pembeli, dan peran dapat dilakukan secara bergantian. Seorang pemain yang berperan sebagai penjual tugasnya menjual berbagai barang
kebutuhan yang diilustrasikan dengan memanfaatkan benda tradisional yang ada di sekitar anak, seperti: tumbuh-tumbuhan sebagai sayur-
sayuran, biji-bijian sebagai kacang-kacangan, kerikil kecil sebagai pengganti gula, tanahpasir sebagai pengganti beras, minyak dapat
menggunakan air, kayu sebagai alat kebutuhan lain dan sebagainya. Pemain lain yang berperan sebagai pembeli, tugasnya membeli barang
dagangan dari penjual. Alat tukar yang digunakan adalah berupa uang- uangan yang terbuat dari daun-daunan, kertas atau bungkus permen yang
tentunya telah ditentukan nilai uang-uangannya. Permainan berakhir ditandai jika barang dagangan telah habis atau tidak ada pemain yang
melakukan jual beli. Ach Saifullah,dkk. 2005:160-161 Hendra Surya. 2006:50-51
40
opilk Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan
tradisional pasaran ini lebih mengandalkan visualisasi pembelajaran yaitu lebih mengarahkan pada pengalaman pembelajaran kehidupan keseharian
dalam mengembangkan keterampilan sosial anak, yang dalam hal ini pengalaman pembelajaran diperoleh dari memanfaatkan segala keperluan
dari lingkungan sekitar anak. Dan diharapkan mampu meningkatkan keterampilan sosial dalam berekspresi dan berinteraksi dengan orang lain.
E. Langkah-langkah Pelaksanaan Permainan Tradisional Pasaran