1
B AB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
opokl Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Setiap orang
mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup bersama dengan orang lain atau dalam kelompok. Manusia memiliki akal pikiran dan pandangan yang
dalam hal ini dirumuskan pada tujuan pendidikan, sehingga ia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan
mengembangkan diri itu dilakukan manusia melalui interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
sdlkj Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memanusiakan manusia
dan tidak mengenal usia. Pendidikan dapat diperoleh secara formal dan nonformal, secara formal peserta didik mengikuti program-program yang
diberikan oleh pemerintah, sedangkan nonformal itu pendidikan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting
dalam perkembangan peserta didik. Pendidikan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari aktivitas bermain peserta didik
dengan lingkungan sosialnya. popol
Peserta didik tidak hanya anak normal tetapi anak berkebutuhan khusus juga merupakan peserta didik, karena semua anak mempunyai hak
untuk memperoleh pendidikan. Layanan pendidikan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus harus sesuai dengan kebutuhan dan
kekhususan anak. Misalnya pada layanan pendidikan khusus yang diperuntukkan bagi anak tunarungu, yakni terselenggaranya program
2
pendidikan khusus yang sering dikenal dengan Sekolah Khusus atau Sekolah Luar Biasa.
polio Anak tunarungu adalah anak yang tidak mampu mendengar sehingga
tidak dapat berkomunikasi secara lisan dengan anak normal mendengar, dan dapat mengakibatkan keterasingan dalam kehidupan sehari-hari anak
tunarungu. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki anak tunarungu tersebut seharusnya tidak menghambat pada hubungan interpersonal anak
termasuk pada pengajaran keterampilan sosial. polio
Keterampilan sosial merupakan keterampilan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan sosial juga mencakup pada adanya saling
komunikasi dengan orang lain yang sangat penting untuk penyesuaian sosial. Individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan
memiliki penyesuaian diri yang baik pula, sebaliknya individu yang tidak memiliki penyesuaian diri yang tidak baik akan memiliki keterampilan
sosial yang tidak baik pula. Untuk itu dibutuhkan cara untuk meningkatkan penguasaan keterampilan sosial siswa tunarungu yang
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial anak dalam berinteraksi pada pengalaman kehidupan sehari-harinya.
ikjlj Kesenjangan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa
keterampilan sosial siswa tunarungu kurang sesuai harapan, yang dimana keterampilan sosial hendaknya memiliki kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Namun yang terlihat justru keterampilan sosial
3
yang dimiliki anak tunarungu masih rendah. Kurangnya kepekaan anak tunarungu terhadap rangsangan sosial dalam berinteraksi di lingkungan
sosialnya. Kurang pekanya anak tunarungu dalam berinteraksi terlihat dari hubungan interpersonal anak tunarungu dengan seorang penjual yang ada
di lingkungan sekolah pada saat jam istirahat kurang optimal. Anak terlihat kurang terampil dalam mengekspresikan perasaannya sebagai
pembeli yang tentunya dalam keterampilan sosial sangat dibutuhkan. polio
Hal ini dikarenakan karakteristik yang dimililki siswa tunarungu berbeda-beda. Ada yang memiliki karakteristik cenderung pendiam,
pemalu, sulit mengungkapkan perasaannya, dan cepat bosan. Dari karakteristik yang berbeda-beda yang dimiliki siswa inilah perlu
ditingkatkan keterampilan sosial siswa tunarungu melalui teknik yang tepat, menyenangkan bagi siswa, serta mampu sebagai sarana
mengembangkan keterampilan sosial anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
polio Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas VI
selama melakukan program KKN dan PPL 2012 di SLB B Wiyata Dharma I Tempel ditemukan permasalahan yang terkait dengan keterampilan sosial
pada anak tunarungu kelas VI SDLB kurang optimal. Hal ini ditandai dengan keterampilan sosial bagi siswa masih terbatas, terutama dalam
berkomunikasi mengungkapkan ekspresi perasaannya, sehingga siswa tunarungu kurang optimal dalam mengembangkan keterampilan sosial
dalam berinteraksi dan penyesuaian diri dengan orang lain.
4
huijh Seperti yang terlihat pada salah satu pembelajaran IPS, yang dimana
terdapat permasalahan yang dialami guru maupun siswa tunarungu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti masih banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional, yakni ceramah ketika melaksanakan proses pembelajaran, dan siswa tunarungu kurang
dilibatkan dalam proses pembelajaran. Siswa tunarungu yang mengalami kesulitan berkomunikasi mengungkapkan perasaannya di kelas bahkan
terkadang ada anak tunarungu yang cenderung memiliki karakteristik pendiam, mudah bosan dan tidak mau mengikuti pembelajaran menjadi
kurang diperhatikan. Sehingga muncul anggapan bagi para siswa bahwa pelajaran IPS membosankan dan kurang menarik. Hal ini disebabkan
karena siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. huikj
Dengan melihat permasalahan tersebut, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menciptakan sebuah strategi pembelajaran yang dapat
menjadikan sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Jika dilihat, materi pembelajaran IPS adalah proses pembelajaran yang kongkret, artinya
dalam penyampaian pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter siswa. Namun dengan siswa yang kurang dilibatkan dalam proses kegiatan
pembelajaran, maka yang seharusnya pembelajaran itu kongkret menjadi abstrak dan tidak menyenangkan bagi siswa. Sehingga dibutuhkan teknik
kegiatan yang dapat melibatkan siswa dengan menggunakan permainan tradisional pasaran.
yuyih Permainan tradisional pasaran merupakan permainan yang
menirukan peran suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam
5
keadaan yang sebenarnya. Permainan tradisional pasaran merupakan permainan yang dikembangkan untuk pembentukan karakter dan
meningkatkan keterampilan sosial anak .
Keunggulan penggunaan teknik permainan tradisional pasaran yaitu diantaranya adalah, menciptakan
kegembiraan dan kesenangan pada diri siswa sehingga siswa terdorong untuk berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajaran,
meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi mengungkapkan ekpresi,
mengurangi keabstrakan dengan memvisualisaskan kegiatan yang dilakukan, melakukan eksperimen dengan mendekatkan siswa pada alam,
mengembangkan kecerdasan daya imajinasi siswa, meningkatkan keterampilan interaksi siswa, dan dapat membuat keputusan pada diri
siswa sehingga lebih memahami dan lebih mengerti apa yang menjadi permasalahan
. polio
Untuk itu peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas pada keterampilan sosial siswa kelas VI SDLB B Wiyata Dharma I
Tempel. Hal ini disebabkan dalam proses kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah,
dan siswa kurang terlibatkan didalamnya, sehingga mengakibatkan keterampilan sosial yang dimiliki siswa dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain masih rendah. polio
Jadi penggunaan permainan tradisional pasaran diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan sosial pada anak tunarungu.
6
B. Identifikasi Masalah