LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

sangat berkait dengan kebiasaan, maka pihak orang tua harus ber- akhlakhul karimah sebagai teladan bagi anak-anak. Menurut Al-Ghozali, apabila anak- anak dididik dan dibiasakan pada kebaikan maka, anak akan tumbuh pada kebaikan itu dan apabila dibiasakan untuk berbuat keburukan maka ia pun akan tumbuh sebagaimana yang diberikan dan dibiasakan kepadanya dan memelihara anak yang baik adalah dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang mulia kepadanya Musthofa, 2007:90. Rasulullah diutus sebagai pembawa risalah terakhir tiada lain untuk menyempurnakan akhlak, baik akhlak terhadap Al Khaliq Allah maupun terhadap makhluk-Nya alam semesta. Halim, 2000:9 Puncak tertinggi martabat manusia selain pada ketakwaannya adalah pada kemuliaan akhlaknya. Allah Ta‟ala menjadikan akhlak yang baik sebagai sarana untuk mendapatkan surga tertinggi. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Surat Ali Imran:133-134 sebagai berikut:                             “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan.” Depag, 1987:98 Untuk mencapai itu semua diperlukan tarbiyyah untuk setiap generasi muslim. Al- Qur‟an menekankan pentingnya memberikan tarbiyyah pendidikan dan pembinaan untuk menyelamatkan generasi manusia dari kehancuran moral. Dalam firman Allah surat at tahrim ayat:6                        “ Hai orang -orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. QS. At Tamriin:6 Pembinaan dan pendidikan yang berhasil haruslah dimulai dari pendidikan sejak dini. Islam mengenal konsep fitrah manusia. Bahwa manusia yang lahir itu suci. Bayi lahir ibarat kertas putih, sehingga hitam dan merahnya kertas itu tergantung warna apa yang akan diberikan kepadanya. Oleh karena itu pembinaan, pendidikan dan pengarahan akhlak haruslah dimulai sejak usia sedini mungkin masa kanak-kanak. Mengenai masalah akhlak, menurut Habib Thoha dalam bukunya IAIN Walisongo 1999:109 kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Jadi jika tabiat tersebut dibina untuk memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan dan keindahan serta benci keburukan, maka akan muncul perbuatan baik dengan mudah. Sebaliknya jika tabi‟at itu disia-siakan tidak dibina dengan pembinaan tarbiyyah yang proporsional, bibit-bibit kebaikan di dalamnya tidak dikembangkan, melainkan dibina dengan pembinaan yang buruk, sehingga keburukan itu menjadi sesuatu yang dicintainya dan kebaikan menjadi hal yang dibencinya. Dengan demikian perkataan maupun perbuatan buruk yang muncul dari padanya sangat mudah. Mengenai permasalahan anak, dalam Al- Qur‟an banyak ayat yang dalam konteksnya membicarakan masalah anak. diantaranya digambarkan bahwa anak di satu sisi adalah sebagai amanah yang harus dididik sebagai perhiasan dunia yang terdapat dalam surat Al Kahfi ayat 46, sementara disisi yang lain anak dapat juga menjadi musuh dan fitnah atau cobaan yang terdapat dalam surat Al Anfal ayat 28 dan surat At Taghabun ayat 14-15. Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengangkat tulisan ini dengan judul “PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM AL- QUR‟AN.” Agar sasarannya jelas, penulis membatasi untuk anak usia 0-12 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH

Sehubungan dengan judul dan uraian dalam latar belakang permasalahan di atas, maka ada beberapa rumusan permasalahan, antara lain: 1. Bagaimana urgensi Pendidikan Akhlak bagi Anak? 2. Bagaimana Konsep Al-Qur‟an mengenai Anak? 3. Bagaimana Pendidikan Akhlak Anak dalam Al-Qur‟an?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Mengungkapkan urgensi mengenai Pendidikan Akhlak bagi Anak 2. Mengkaji dan mengungkapkan Konsep Al-Qur‟an mengenai Anak 3. Mendiskripsikan Pendidikan Akhlak Anak berdasarkan Al-Qur‟an

D. PENEGASAN ISTILAH

Agar di dalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah di dalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar maupun tidak sadar yang dapat diperoleh dalam lembaga formal maupun non formal di mana di dalamnya merupakan proses pengembangan diri. Pengembangan diri di sini bisa diartikan proses menjadi lebih baik pada jasmani maupun rohani. Dan dapat diartikan juga sebagai upaya untuk merubah sikap dan perilaku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah. 2. Akhlak Akhlak mempunyai beberapa pengertian yang diantaranya sebagai berikut: Menurut Habib Thoha dalam bukunya IAIN Walisongo 1999:109 kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.