Pendidikan Akhlak TELAAH PENDIDIKAN AKHLAK KAJIAN TEORI
dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S Al-Mujadalah : 11 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan orang-
orang yang berilmu pengetahun beberapa derajat dibandingkan dengan orang yang kurang berilmu atau tidak mempunyai ilmu apapun.
Selain itu juga terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 berikut ini:
Artinya : 1. bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Q.S Al- Alaq :1-5
.
Ayat diatas menjelaskan perintah untuk belajar membaca Al- Qur‟an dengan menyebut nama Tuhan.
b. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak menurut Habib Thoha dalam bukunya IAIN Walisongo 1999:109 kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari
khuluqun
yang menurut bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Definisi tersebut hampir sama dengan pendapat Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali sebagaimana kutipan berikut ini:
نمرسي سب عفأ ر صت س ر يسف ل يف ي نع ر ع قل ل ف
ي ر ر ف يلأ ج حريغ
Artinya :
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.” Arti diatas tabi‟at, perangai selanjutnya sering disepadankan
dengan kata etika, moral, kesusilaan, tata krama atau sopan santun. Halim, 2000:19
Jadi jika tabiat itu dibina untuk memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan dan keindahan serta benci keburukan, maka akan muncul
perbuatan baik dengan mudah. Sebaliknya jika tabi‟at itu disia-siakan tidak dibina dengan pembinaan tarbiyyah yang proporsional, bibit-bibit
kebaikan di dalamnya tidak dikembangkan, melainkan dibina dengan pembinaan yang buruk, sehingga keburukan itu menjadi sesuatu yang
dicintainya dan kebaikan menjadi hal yang dibencinya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan akhlak adalah satu
usaha sadar sebagai pembinaan dan penanaman tabi‟at manusia, agar tabi‟atnya berkembang dan terarah pada kebaikan dan kemuliaan.
2. Dasar dan Tujuan
a. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak
Dasar merupakan fundamen suatu bangunana yang menjadikan sumber kekuatan. Dalam sebuah bangunan dasarnya adalah fundasi
sedangkan dasar pendidikan disini adalah pandangan pandangan yang melandasi seluruh aspek aktifitas pendidikan, baik dalam rangka
penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan. Dasar yang melandasi seluruh kegiatan pendidikan itu hakikatnya adalah nilai-
nilai luhur yang bersifat transendental dan universal. Al-
Qur‟an sebagai sumber hukum islam dan dasar pendidikan akhlak, telah mengisyaratkan nilai keagungan dari akhlak tersebut.
Sebagaimana sanjungan Allah terhadap Rasul-Nya:
“Dan Sesungguhnya kamu benar
-benar berbudi pekerti yang
agung”. QS. Al Qalam:4 Allah telah memperingatkan akan pentingnya melakukan
pendidikan terhadap anak, sebagaimana dalam firmannya surat An Nisa:9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang
-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”
QS. An Nisa:9
Yang dimaksud dengan anak-anak lemah di atas adalah lemah dari sisi jasmani, rohani, mental dan terutama lemah dari sisi keimanannya.
Oleh karena itu Al- Qur‟an mengajarkan keharusan bertaqwa serta
berkata sesuai dengan kebenaran.
b. Tujuan pendidikan akhlak
Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Selain itu tujuan yang paling mendasardari pendidikan akhlak adalah:
1. Mempertahankan fitrah manusia sebagai hamba Allah
Pada dasarnya manusia sejak lahir itu memiliki kecenderungan bertauhid, serta mempunyai kecenderungan tunduk pada aturan Allah
yang lurus. Hal ini dapat kita cermati dari firman Allah berikut ini:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama
Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS. Ar Ruum: 30
Maksud dari ayat di atas adalah: Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama
Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah
lantara pengaruh lingkungan. Selain ayat diatas, terdapat pula hadis nabi yang diriwayatkan
oleh imam Al-Bukhori:
بأ رير
يضر ه
ع ق
: ق
سر ه
لص ه
يلع نم م ملس
ل م ا
ل ي لع
رطفل .
ب ف ي
ن ن رص ي
ن سجمي .
ر ل ر
Artinya: “Dari Abu Hurairah Rasulullah saw. Bersabda:
Tidak ada anak kecuali dilahirkan atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang meyahudikannya atau menasranikannya
atau me-majusikannya. HR. Al-Bukhori :185
Berdasarkan dalil-dalil diatas, maka yang dimaksud dengan Fitrah Allah adalah ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. 2.
Memperoleh derajat yang tinggi Yang dimaksud derajat tinggi di sini bukanlah kedudukan
duniawi, pangkat, jabatan atau status sosial melainkan lebih mulia dari itu semua. Seperti dalam firman Allah surat Al Hujurat: 13
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
QS. Al Hujurat:13 Selain itu ketaqwaan adalah bekal untuk mencapai surga Allah.
Oleh karena itu perlu adanya proses tarbiyyah pembinaan dan
pendidikan. Di antara bidang pembinaan itu adalah akhlak, yang meliputi akhlak terhadap Al Khaliq dan akhlak manusia beserta alam
semesta makhluq. Jadi tujuan dari pendidikan akhlak tersebut adalah untuk
membentuk anak-anak yang shalih serta shalihah, memiliki kepribadian yang bersih dan bertakwa kepada Allah, disamping
terbina jiwanya dari segi akal fikiran, segi sosial, jasmani dan rohani yang harus tetap dijalankan. Dalam hal ini pendidikan akhlak adalah
sesuatu yang esensial untuk terus dikembangkan serta ditingkatkan. Sebagaimana telah diuraikan di awal bahwa tabi‟at, perangai itu
diibaratkan sebuah institusi, jika institusi tersebut dibina untuk memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan dan keindahan serta
benci keburukan. Dengan demikian akan muncul perbuatan baik dengan mudah. Sebaliknya jika institusi itu disia-siakan tidak dibina
dengan pembinaan tarbiyyah yang proporsional, bibit-bibit kebaikan di dalamnya tidak dikembangkan, melainkan dibina dengan
pembinaan yang buruk, sehingga keburukan menjadi sesuatu yang dicintainya dan kebaikan menjadi hal yang dibencinya. Dengan
demikian perkataan serta perbuatan buruk muncul dari padanya dengan mudah. Jabir, 2000:217
Oleh karena itu pendidikan akhlak adalah suatu sarana untuk pembinaan, bimbingan serta pengarahan jiwa agar peserta didik
menjadi anak yang mempunyai kepribadian yang utama dan mulia.