BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Kehamilan 1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu
minggu ke 13 hingga ke 27, dan trimester ketiga adalah 13 minggu minggu ke 28 hingga ke 40 Adriaans, 2008.
1.2 Proses Kehamilan
Fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoa terjadi di Tuba Falopii dalam waktu singkat beberapa menit hingga beberapa jam setelah ovulasi. Enam
hari setelah fertilisasi, blastokista mulai menanamkan diri di dalam endometrium uterus dan kehamilan telah dimulai.
Produksi hCG pada blastokista dimulai sangat dini, bahkan mendahului nidasi. Setelah implantasi, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meninggi sangat
cepat. Produksi hCG oleh trofoblas janin sangat penting. Hal ini dikarenakan kerja hCG pada ovarium untuk mencegah involusi korpus luteum, yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
sebagai tempat pembentukan progesteron yang utama pada kehamilan 6-8 minggu pertama. Dengan uji radio imunoassai, hormon kehamilan tersebut dapat
ditemukan 8 hingga 9 minggu setelah ovulasi. Kadar hCG dalam darah dan urin meningkat dari hari terjadinya implantasi sampai usia kehamilan 60-70 hari
Cunningham, Donald, Gant., 1995. Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu
hamil. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih
banyak dan asam lambung menurun. Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini mungkin akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar
motalin yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus menekan diafragma, lambung dan
intestine. Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi
juga konstipasi. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.
Perubahan gastrointestinal lainnya adalah pirosis. Pirosis mungkin disebabkan refluks asam esofagus bagian bawah, selain itu posisi lambung yang
berubah mungkin ikut menyumbang terjadinya pirosis. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan, dengan tekanan intraesofagus menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
rendah dan tekanan lambung menjadi lebih tinggi, maka akan memicu terjadinya refluks esofageal Cunningham, Donald, Gant., 1995
1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan