Konsep Nyeri TINJAUAN PUSTAKA

Dari beberapa pengertian diatas nyeri dapat disimpulkan sebagai faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit. 1. Fisiologi nyeri Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman yang nyeri, akan untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut syaraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute syaraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel syaraf inhibitor mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mecapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. sekali stimulus nyeri mencapai ke korteks serebral, maka otak menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri Potte. 2006. hlm 1504. 1 Faktor - faktor yang mempengaruhi nyeri Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri Uliyah Hidayat, 2006: 130. 1. Arti nyeri Arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, kultural, lingkungan dan pengalaman. 2. Persepsi nyeri Persepsi nyeri merupakan panilaian yang sangat subjektif tepatnya pada korteks pada fungsi evaluatif kognitif. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor. 3. Toleransi nyeri Toleransi ini erat dihubungkan dengan adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi adalah alkohol, obat-obatan, hypnosis, gesekan atau garukan, dan pengalihan perhatian. 4. Reaksi terhadap nyeri Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. 2 Klasifikasi nyeri Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain Setyohadi, dkk. 2007: 166: a Nyeri akut Yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan. b Nyeri kronik Yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan sudah selesai. 3 Penilaian dan pengukuran nyeri Kualitas nyeri dapat dinilai secara sederhana dengan meminta pasien menjelaskan nyeri dengan kata-kata mereka sendiri misalnya tupul, berdenyut, seperti terbakar. Evaluasi ini juga dapat didekati dengan menggunakan penilaian yang lebih formal, seperti kuesioner nyeri Mc. Gillm yang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menilai nyeri. Kuesioner ini mengukur dimensi fisiologik dan psikologik nyeri yang dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama klien menandai lokasi nyeri disebuah gambar tubuh menusia. Pada bagian kedua klien memilih 20 kata yang menjelaskan kualitas sensorik, efektif, evakualitif, dan kualitas lain dari nyeri. Pada bagian ketiga klien memilih kata seperti singkat, berirama atau menetap untuk menjelaskan pola nyeri. Pada bagian keempat klien menentukan tingkatan nyeri pada suatu skala 0 sampai 5. ”Skala penilaian numerik Numerical Rating Scales, NRS lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata dengan menggunakan skala 1-10. Skala analog visual Visual Analog Scale, VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri. Skala nyeri digunakan yaitu :” 1 angka 0 menunjukakan tidak nyeri 2 angka1- 3 nyeri ringan 3 angka 4 - 6 nyeri sedang 4 angka 7 - 9 nyeri berat 5 angka 10 nyeri sangat berat Silahkan ibu menunjukkan salah satu angka yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan tingkat nyeri yang ibu rasakan. Gambaran tersebut disusun dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan atau nyeri sangat berat. 0-10 angka skala intensitas nyeri a Numerik 0-10 Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat b Deskriptif Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri nyeri ringan sedang hebat sangat hebat c Skala Analog visual VAS Tidak Nyeri Nyeri sangat hebat Potter, et al. 2010, hal. 218. Wong dan Baker 1988 dalam buku Fundamental, mengembangkan skala wajah untuk mengkaji nyeri. Skala tersebut terdiri dari enam wajah yang sedang tersenyum “tidak merasa nyeri” kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah yang sangat ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut. Skala 0 tidak sakit ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum, skala 2 sedikit sakit ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 lebih sakit ekspresi wajahnya meringis, skala 6 lebih sakit lagi ekpresi wajahnya sedih, 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 skala 8 jauh lebih sakit ekspresi wajahnya sangat ketakutan, skala 10 benar- benar sakit ekspresi wajahnya sangat ketakutan dan sampai menangis Potter, 2005: 1520. Gambar 1. Skala yang berhubungan dengan persepsi tingkat keparahan nyeri yang dirasakan dan ditetapkan oleh klien pada waktu pengkajian menurut Wong Beker pain rating scale Price, 2005: 1083.

D. Konsep Nyeri Persalinan

1. Definisi nyeri persalinan Menurut Bobak 2005, rasa nyeri pada ibu melahirkan berbeda dengan rasa nyeri yang biasa terjadi pada tubuh saat sakit. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan menandakan bahwa tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi bergerak turun melewati jalan lahir. Sedangkan penyebab lain munculnya rasa nyeri ini adalah: a. Kontraksi rahim, sehingga otot-otot dinding rahim mengerut dan menjepit pembuluh darah. b. Jalan lahir atau vagina serta jaringan lunak di sekitarnya meregang. c. Rasa takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri Bobak, 2005, Maternity Nursing, http:health.discovery.com.. 2. Penanganan nyeri pada persalinan 1. Metode farmakologi Penggunaan obat-obatan pada nyeri persalinan harus bener-benar sesuai indikasi, dengan alasan antara lain disamping memerlukan biaya yang cukup tinggi, sebenarnya proses kelahiran yang paling baik bagi ibu dan bayi adalah proses kelahiran secara alami tanpa bius. Meskipun demikian, teknologi kedokteran telah menemukan cara untuk menyiasati atau mengurangi rasa nyeri persalinan, yaitu dengan analgetik dan anastesi Maryunani, 2010, hlm. 80. 2. Metode non-farmakologi Menurut Potter 2006: 1531-1534 tindakan peredaan nyeri secara nonfarmakologi antara lain: a. Distraksi Mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri. Distraksi informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya berlangsung beberapa menit. b. Biofeed back atau umpan balik hayati Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu darah atau tegangan dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut NIH, 1986 terapi ini digunakan untuk menghasilkan relaksasi dalam dan sangat efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala migran untuk mempelajari terapi ini dibutuhkan waktu beberapa minggu.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses Persalinan di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

9 114 71

Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

4 68 149

Nyeri dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Klinik Bersalin Delima Medan Belawan Tahun 2014

13 119 59

Gambaran Kecemasan Dan Nyeri Persalinan Pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011

5 40 68

Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011

30 139 70

Pengaruh Relaksasi Pernapasan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Dan II Marindal Medan

0 37 59

Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

1 4 32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan - Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

0 0 49

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Hypnobirthing terhadap Lama Persalinan pada Ibu Bersalin di Klinik Bersalin Eka Sri Wahyuni Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

2 10 8

13 PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN NORMAL PERVAGINAM PADA IBU YANG DILAKUKAN HYPNOBIRTHING DAN TANPA HYPNOBIRTHING DI GRIYA HAMIL SEHAT TEGAL

0 0 8