terkadang bayi sering menangis dan dianggap lapar. Selain itu ibu menginginkan bayinya cepat gemuk. Puskesmas Sindar Raya merupakan puskesmas di Kecamatan
Raya Kahean. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, pada bulan Februari 2012 menunjukkan dari 62 bayi yang berusia 0-6 bulan terdapat prevalensi
diare sebesar 42 dan prevalensi ISPA sebesar 53 Laporan Puskesmas Sindar Raya, 2012.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa tertarik mengetahui bagaimana hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian infeksi pada bayi 0-6 bulan di
wilayah kerja puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun tahun 2012.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana hubungan pemberiaan MP-ASI dini dengan kejadian infeksi pada bayi 0-6 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun tahun 2012.
1.3. Tujuan 1.3.1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian infeksi pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya
Kahean Kabupaten Simalungun tahun 2012.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu berdasarkan pemberian MP-ASI dini di wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten
Simalungun tahun 2012. 2. Untuk mengetahui pemberian MP-ASI dini berdasarkan pendapatan keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun tahun 2012.
3. Untuk mengetahui pemberian MP-ASI dini berdasarkan pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun
tahun 2012. 4. Untuk mengetahui pemberian MP-ASI dini berdasarkan pendidikan ibu di
wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun tahun 2012.
5. Untuk mengetahui pemberian MP-ASI dini berdasarkan dukungan petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean
Kabupaten Simalungun tahun 2012.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini maka akan didapatkan informasi tentang hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian infeksi pada bayi 0-6 bulan sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terutama ibu-ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif agar terhindar dari penyakit infeksi. Serta memberikan masukan
informasi bagi petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sindar Raya untuk lebih meningkatkan cakupan ASI eksklusif
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Makanan Pendamping- ASI MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI Depkes, 2006. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat
pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI Depkes RI, 2004. MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju ke
makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan
makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang Depkes,2000.
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut
akan menimbulkan risiko sebagai berikut : -
Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum
sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat.