Diare Pengaruh Gizi Terhadap Penyakit Infeksi

peneliti ini merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif sekurangnya 4 bulan untuk mengurangi resiko terkena asma dan gangguan pernafasan Anonim, 2009. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang.

2.6.2. Diare

Diare adalah suatu gejala dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya 3 kali dalam sehari buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak. Neonatus diyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak , bila frekuensi lebih dari 3 kali Staf Pengejar Ilmu Kesehatan Anak, 2000. Neonatus adalah bayi yang berumur 0 baru lahir sampai usia 1 bulan sesudah lahir Muslihatun, 2010. Sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya berfungsi seperti sistem pencernaan orang dewasa. Pada saat lahir bayi memasukan makanan dari mulut, mencerna dan mengabsorbsi nutrien-nutrien, memfungsikan ginjal untuk mengeluarkan limbah-limbah metabolik serta mempertahankan air dan hemoestasis elektrolit. Diare pada neonatus dan diare pada anak 1 bulan itu berbeda karena alat pencernaan dan sistem ekskresi belum berkembang sempurna batas toleransi terhadap air, mineral secara keseluruhan dan yang spesifik masih sangat sempit jika dibandingkan dengan bayi yang berusia lebih tua. Pada saat bayi lahir sampai beberapa bulan ginjal belum mapu mengonsentrasikan urine untuk dapat mengeluarkan mineral yang memadai, bayi membutuhkan makanan dengan kandungan air yang tinggi Setyorini, 2009. Diare merupakan penyebab kematian yang banyak dijumpai pada anak kecil. Kematian karena diare umumnya disebabkan oleh dehidasi karena diare dan muntah yang berdampak pada hilangnya air dan garam tubuh.. Hal ini terjadi saat anak belajar mendapatkan MP-ASI. Makanan yang dimakan anak mungkin mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi usus dan anak terkena diare. Antara keadan gizi buruk dan dan penyakit diare terhadap hubungan yang sangat erat, sungguhpun sulit untuk mengatakan apakah terjadinya gizi buruk akibat adanya diare ataukah kejadian diare adalah disebabkan keadaan gizi buruk.Diare murupakan suatu gejala penyakit yang dapat terjadi karena berbagai sebab, seperti salah makan, makanan yang basi atau busuk seperti sering terjadi pada pemberian susu botol yang telah basi, disamping akibat infeksi. Mengingat tingginya angka kematian akibat diare dan gizi buruk, maka penanganan penderita harus dilakukan dengan cermat. Disamping pengembalian cairan yang hilang, pemberian makanan pun harus seksama sehingga memungkinkan tercapainya kembali berat badan anak Sjahmien, 1988. Pemberian cairan dan makanan dapat menjadi sarana masuknya bakteri patogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama di lingkungan yang kurang higienis dan sanitasi buruk. Di negara-negara kurang berkembang, dua di antara lima orang tidak memiliki sarana air bersih. ASI menjamin bayi dapat memperoleh suplai air bersih yang siap tersedia setiap saat. Penelitian di Filipina menegaskan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif serta dampak negatif pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya penyakit diare. Seorang bayi tergantung usianya yang diberi air putih, teh, atau minuman herbal lainnya berisiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif Linkages, 2009. Penelitian terhadap 358 baduta di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dengan gizi buruk 34,6 menunjukkan tingginya prevalensi demam 29,1, ISPA 22,6 dan diare 11,2 pada baduta sesuai dengan rendahnya praktik pemberian ASI Eksklusif 20,5 . Terjadi peningkatan penggunaan susu formula pasca gempa tahun 2006 di Jawa Tengah pada bayi yang menyusu akibat maraknya sumbangan, diikuti peningkatan insiden diare pada bayi yang mengkonsumsi susu formula dua kali lipat 25 dibanding yang tidak mendapatkan formula yaitu 12 Anonim, 2009. Penelitian yang dilaksanakan oleh Winda di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta pada tahun 2010 menunjukkan prevalensi kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 43,33 . Sedangkan prevalensi kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan yang mendapat MP-ASI dini sebesar 56,67 Winda, 2010. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang dapat mengakibatkan gizi buruk. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Depkes RI dari tahun 2000 sd 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 4111000 penduduk. Kejadian Luar Biasa KLB diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang CFR 2,94. Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang CFR 1,74, sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang CFR 1,74 . Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2011.

2.7. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan MP-ASI Dini dan Infeksi

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare pada Bayi 0-6 Bulan Di Desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Tahun 2014

3 74 98

HUBUNGAN PEMBERIAN MP ASI DINI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0 6 BULAN DI WIL AYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KABUPATEN JEMBER

0 3 19

HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOTENGAH KABUPATEN JEMBER

0 4 29

Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember

2 31 19

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 22

1. Nama Ibu Anak - Hubungan Pemberian Mp-Asi Dini Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2012

0 0 21

Hubungan Pemberian Mp-Asi Dini Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2012

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

0 0 14