Interpretasi Data Jadwal Kegiatan Penelitian No. Keterbatasan Penelitian

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan tahap penyederhanaan data, setelah data dan informasi yang dibutuhkan dan diharapkan telah terkumpul. Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori di dalam tinjauan pustaka yang telah ditetapkan sampai akhirnya akan disusun sebagai laporan akhir penelitian.

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian No.

Kegiatan Bulan Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pra Penelitian: Penyusunan Proposal v Perbaikan Proposal v 2 Persiapan: Pengurusan Ijin v V Persiapan Instrumen penelitian V v 3 Penelitian: Observasi v v Quesioner v v 4 Pasca Penelitian: Analisis Data v v Laporan Akhir v 5 Sidang Meja Hijau v

3.7 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah karena beberapa kendala yang dihadapi peneliti dalam proses penelitian: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Faktor Internal yang berasal dari diri peneliti yaitu sedikitnya literatur yang diperoleh peneliti dan peneliti memiliki keterbatasan waktu. Dalam hal ini penelitian belum dapat dideskriptifkan secara mendalam sehingga penyajian analisis masih belum maksimal. 2. Faktor Eksternal merupakan kendala yang berasal dari luar selama proses penelitian, yaitu lokasi penelitian yang harus melalui prosedur-prosedur tertentu sebelum melakukan penelitian dan informan belum dapat diwawancarai secara maksimal karena tidak semua informan dapat terbuka dengan segala permasalahannya yaitu kejujuran dan kesungguhan informan dalam menjawab panduan wawancara mendalam yang peneliti lakukan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Lahirnya Kota Medan

Sejarah kota Medan berawal dari dibukanya perkampungan Medan oleh Guru Patimpus, lokasinya terletak di Tanah Deli, maka dari itu sejak zaman penjajahan masyarakat selalu menyatukan kata Medan dengan Deli Medan-Deli. Setelah zaman kemerdekaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur mulai hilang sehingga tidak didengar lagi diantara masyarakat Medan. Pada zaman dahulu masyarakat memberi nama Medan dengan Tanah Deli dimulai dari Sungai Ular Deli Serdang sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup wilayah diantara kedua sungai tersebut. Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan dimana-mana terutama di muara-muara sungai banyak pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan Semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang- orang Belanda mulai membuka kebun tembakau di Deli yang sempat menjadi “primadona” di Tanah Deli. Sejak saat itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara. Pada awal perkembangannya kota Medan merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”. Perkembangan Kampung ‘Medan Putri’ tidak terlepas dari posisisnya yang strategis karena terletak dari pertemuan sungai Deli dan Sungai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA