fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters,
mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah
tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen
kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat
kelahiran fertilitas dan tingkat kematian mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik
commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
c. Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yag besar membuat pemerintah sulit untk menentukan mutu kehidupan dan kesejahteraan yang layak dan merata. Program
kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi, perpanjangan usia harapan
hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan. Komponen kependudukan
umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran dan tingkat kematian
mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dilihat dari struktur umur penduduk Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa manusia produktif 15-59 tahun, selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan
rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis
perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah suku Jawa dan suku-suku dari Tapanuli Batak,
Mandailing, Karo, banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah Masjid, Gereja dan Vihara
Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling yang merupakan daerah pemukiman orang
keturunan India. Secara historis pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 orang
berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
d. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di kota Medan cukup memadai, sehingga masyarakat Medan tidak terlalu sulit memperoleh fasilitas kesehatan, bahkan banyak juga masyarakat
luar kota Medan yang berobat ke Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Jenisnya Tahun 2008
Kecamatan Puskesmas
Pustu BPU
Rumah Bersalin Rumah Sakit
Medan Tuntungan 2
4 3
5 2
Medan Johor 2
3 8
9 -
Medan Amplas 1
3 10
12 1
Medan Denai 4
- 19
30 -
Medan Area 3
- 10
6 2
Medan Kota 3
- 12
6 4
Medan Maimun 1
- 6
1 -
Medan Polonia 1
- 4
1 2
Medan Baru 1
- 5
4 7
Medan Selayang 1
- 7
5 -
Medan Sunggal 2
3 12
8 4
Medan Helvetia 1
2 8
6 1
Medan Petisah 3
- 5
5 4
Medan Barat 3
1 11
8 6
Medan Timur 1
1 10
3 2
Medan Perjuangan 1
2 7
10 1
Medan Tembung 2
4 10
13 3
Medan Deli 2
4 10
7 -
Medan Labuhan 3
3 8
2 2
Medan Marelan 1
3 6
- 2
Medan Belawan 1
5 20
6 4
Jumlah 39
40 191
147 47
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2007
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Profil Informan