Analisis Data 1. Persepsi Penderita Kista tentang Pengobatan Kista

“Pengobatan yang paling baik menurut saya adalah pengobatan medis karena penyakit kista banyak jenisnya dan metode pengobatan secara medis juga banyak jenisnya tergantung jenis kista dan letak kistanya dan itu menurut saya hanya bisa di observasi melalui medis seperti USG, tes laboratorium dan lain sebagainya.”

10. Idha Hidayati

Idha 39 tahun bertempat tinggal di Jalan Setia Luhur Medan, ibu Idha merupakan lulusan S1 Ekonomi, anak kedua dari empat bersaudara, ibu ini beragama Islam dan bersuku Jawa. Setelah merasakan gejala suatu penyakit pada perut bagian bawah, ibu Idha berkonsultasi ke dokter, kemudian diketahui bahwa ibu Idha menderita kista, namun masih dapat diobati dengan terapi hormon. Saat ini ibu Idha rutin mengkonsumsi obat dari dokter dan setiap bulan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter. “Selain di dalam keluarga saya lebih mempercayai pengobatan secara medis, menurut saya pengobatan secara medis lebih aman dan akurat maka dari itu saya lebih memilih pengobatan secara medis. Apabila pada masa konsumsi obat pada akhirnya tidak ada pengurangan dari ukuran kista saya, maka jalan terakhir yang dianjurkan dokter saya adalah operasi.

4.3 Analisis Data 1. Persepsi Penderita Kista tentang Pengobatan Kista

Pada dasarnya setiap penderita kista mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mendapatkan kesembuhan, namun untuk mencapai kesembuhan tersebut memiliki persepsi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan dari beberapa hal yang menentukan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pilihan mereka untuk melalui tahapan-tahapan pengobatan harus mereka lalui, ada bermacam-macam penderita kista yang memiliki cerita yang berbeda dalam proses pengobatannya, ada pasien yang melalui proses pengobatan yang panjang dan ada pasien yang melalui proses pengobatan yang singkat, ini tergantung ketepatan dan kesesuaian pasien dalam memilih jenis pengobatan terhadap penyembuhan penyakitnya, banyak hal yang mempengaruhi atau menetukan pasien penderita kista dalam memilih pengobatan, seperti pernyataan Juwita: “Saya memilih ke dokter karena menurut saya dokter lebih kompeten menjelaskan apa pengaruh dan kelanjutan kalau kita menderita kista, di keluarga saya juga disarankan menjalani pengobatan alternatif namun saya lebih memilih pengobatan secara medis.” Wawancara Agustus 2012 Juwita memilih pengobatan disebabkan oleh faktor kepercayaan, faktor ini sangat menentukan dalam memilih jenis pengobatan yang Juwita pilih saat ini, begitu juga dengan ungkapan Samaria: “Saya minum suplemen karena saya yakin kista saya masih bisa hilang dan harga suplemen juga masih terjangkau .” Wawancara September 2012 Faktor yang menentukan pengobatan Samaria adalah kepercayaan dan faktor ekonomi, ia merasa sudah cocok dan tidak akan mencoba pengobatan yang lain lagi. Begitu juga dengan penuturan Idha, ia menyatakan bahwa faktor utama yang meyebabkan ia memilih pengobatan yang ia jalani saat ini adalah faktor keamanan dan kepercayaan, “Selain di dalam keluarga saya lebih mempercayai pengobatan secara medis menurut saya pengobatan secara medis lebih aman dan akurat maka dari itu saya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lebih memilih pengobatan secara medis. Apabila pada masa konsumsi obat tidak ada pengurangan dari ukuran kista saya, maka jalan terakhir yang dianjurkan dokter saya adalah operasi.” Wawancara September 2012 Keamanan dan kepercayaan yang dirasakan oleh Idha timbul dari interaksi sosial pada saat berobat, mungkin Idha berpikir jika dia ke pengobatan lain belum tentu dia mendapatkan pengobatan dan interaksi yang baik antara dia dengan dokternya, sehingga Idha bisa menjalani pengobatan sampai dengan tahap akhir bagaimana hasil dari pengobatan dan keputusan akhir dokter yang menangani penyakit Idha. Lain halnya dengan yang dialami oleh Ulfa: “Pengobatan yang pertama sekali saya pilih adalah dengan penyuntikan oleh dokter selanjutnya karena saya merasa takut untuk operasi saya menjalani pengobatan alternatif, dengan demikian saya rutin menjalani pengobatan yaitu konsultasi ke dokter 6 bulan sekali dan pengobatan alternatif 1 kali dalam sebulan. Saat ini saya sudah sembuh dengan melakukan operasi karena saya merasa tidak ada perubahan selama saya menjalani pengobatan alternatif dengan minum air rebusan benalu kopi dan lain-lain. Pengobatan medis memang lebih cepat dan tuntas menurut saya dan lebih mudah dipantau perkembangan penyakit yang saya derita.” Wawancara Oktober 2012 Analisa perilaku sakit Suchman dalam hal mencari pengobatan yaitu Shoping merupakan proses mencari alternatif sumber pengobatan yang menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa atau pengobatan sesuai dengan harapan orang yang menderita penyakit, begitu juga dengan harapan Juwita dan Idha. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Proses yang kedua yaitu Figmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan, seperti proses pengobatan Ulfa yang berobat alternatif, memeriksakan perkembangannya ia pergi ke dokter dan pada akhirnya memilih pengobatan medis dengan jalan operasi. Kemudian proses pengobatan Suchman selanjutnya yaitu Self Medication yaitu pengobatan sendiri dengan menggunakan ramuan atau obat-obatan yang dinilainya tepat untuk menyembuhkan penyakitnya, berikut pendapat ibu Samaria Surbakti: “Saya memilih minum suplemen karena saya yakin bahwa kista saya masih bisa hilang karena tidak terlalu parah, dan harga suplemen yang saya minum juga masih terjangkau.” Wawancara September 2012 Kemudian proses pengobatan selanjutnya adalah Discontinuity yaitu penghentian proses pengobatan, proses ini dilakukan bagi pasien yang merasa sudah sembuh, seperti pernyataan Nalina yang merasa sembuh setelah menjalani operasi, berikut ungkapan Nalina: “Saat ini saya sudah tidak mengkonsumsi obat-obatan lagi karena saya sudah sembuh dengan melakukan operasi, saya lebih memilih pengobatan secara medis karena menurut saya lebih tuntas menyembuhkan penyakit saya.” Wawancara Oktober 2012 Berbagai alasan yang dipaparkan oleh pasien penderita kista dalam memilih pengobatan medis sebagai pengobatan yang lebih cenderung dipilihnya, yaitu dengan hasil yang lebih akurat, pengobatan medis dianggap lebih cepat dan tuntas menyembuhkan penyakit, karena pengalaman dengan pengobatan alternatif yang cukup lama mendapatkan hasil dan belum jelas kesembuhannya bagi pasien penderita UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kista pada umumnya. Meskipun ada ketertarikan pada pengobatan alternatif karena mendengar saran dari keluarga atau teman, namun hampir setiap pasien tetap memilih melakukan operasi. Pengobatan alternatif dipandang oleh hampir setiap orang sebagai sekedar pengobatan tambahan bukan sebagai pengganti sesungguhnya untuk pengobatan modern atau medis.

2. Deskriptif Pengobatan Pasien Penderita Kista

Tokoh kunci dalam proses pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit ialah petugas kesehatan atau lebih khusus lagi: dokter. Bagi masyarakat awam seorang dokter dianggap mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit sehingga dia berwewenang melakukan tindakan terhadap diri si sakit demi pencapaian kesembuhannya. Berdasarkan pandangan dan harapan si sakit ini terhadap fungsi dan peran dokter terjadilah interaksi dokter-pasien yang bersifat profesional dan seringkali tidak seimbang, artinya, dokter yang aktif memberikan gagasan tindakan dan mengambil inisiatif bertindak, sedangkan pasien secara pasif menerima saran dan mematuhi instruksi dokter.

3. Pilihan-pilihan dalam Pengobatan

Pemahaman mengenai kepuasanketidakpuasan pasien merupakan perbedaan antara harapan tentang kinerja suatu pelayanan dengan yang dialami atau yang diterima, dengan menggunakan terminologi ini pasien merasakan kepuasan apabila ada kesesuaian peresepsi antara harapan dan kenyataan. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan, perlu diperoleh lebih dahulu gambaran mengenai harapan masyarakat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terhadap pelayanan dan kenyataan pelayanan yang diterima. Dengan cara ini diharapkan ada upaya nyata yang dapat disarankan kepada pihak pemberi jasa pemerintah untuk penigkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat . Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2003. Pada saat ini banyak diketahui pengobatan medis dan pengobatan alternatif untuk penyakit kista, setiap pengobatan memiliki standarisasi yang dapat dijadikan pedoman oleh perempuan penderita kista. Pengobatan medis saat ini lebih diketahui jelas dan memiliki bukti-bukti dan catatan ilmiah dalam menyembuhkan penyakit kista secara sistematis, maka dari itu pengobatan penyakit ini selalu dimulai dengan pengobatan medis terlebih dahulu kemudian setelah itu tergantung kepada perempuan pendrita kista apakah akan dilanjutkan dengan pengobatan medis atau dengan pengobatan alternatif. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan dalam Memilih Pengobatan Medis atau Alternatif

1. Pengobatan Medis a. Kepercayaan Perempuan Penderita Kista

Dari beberapa hasil wawancara informan yang dihubungkan dengan faktor- faktor apa saja yang menentukan keputusan perempuan penderita kista dalam memilih pengobatan, yang pertama adalah kepercayaan yang mana dari sepuluh kasus informan kebanyakan dari perempuan penderita kista di kota Medan ditentukan oleh kepercayaan mereka dalam hal pengobatan tersebut, seperti paparan beberapa pasien UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berikut yang memilih pengobatan karena kepercayaan mereka terhadap pengobatan tersebut. “Pengobatan yang paling baik menurut saya adalah pengobatan medis karena penyakit kista banyak jenisnya dan metode pengobatan secara medis juga banyak jenisnya tergantung jenis kista dan letak kistanya dan itu menurut saya hanya bisa di observasi melalui medis seperti USG, tes laboratorium dan lain sebagainya.” Wawancara November 2012 Kepercayaan perempuan penderita kista lebih kepada kondisi psikisnya, yang mana pasien akan memilih suatu pengobatan yang menurut pasien tersebut aman dan nyaman untuk dirinya, untuk kesehatan tubuh dan jiwanya. Perempuan penderita kista menjalani atau memilih pengobatan sebelumnya didasarkan atas suatu kepercayaan terhadap pengobatan tersebut, seperti pemaparan ibu Ningsih berikut ini: “Pertama sekali saya tidak memilih jenis pengobatan apa pun selama dua bulan, dalam waktu dua bulan saya hanya berkonsultasi kepada beberapa dokter di Banda Aceh dan di Medan, akhirnya saya memutuskan memilih pengobatan medis dengan cara Laparoscopy atas saran dari dokter saya.” Wawancara November 2012 Setiap perempuan penderita kista sebaiknya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan pada efektivitas pengobatan yang dipilihnya, karena hal ini merupakan salah satu faktor dalam mendapatkan hasil yang positif dalam proses penyembuhan, bagaimanapun alasan pasien dalam memilih pengobatan tertentu, semakin ia mempercayainya akan berhasil, maka hasilnya akan menjadi seperti apa yang ia percayai, keyakinan pada kemampuan tubuhnya untuk menyembuhkan diri sendiri, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan keyakinannya pada kemampuannya untuk memilih yang terbaik untuk dirinya, memebantunya memastikan bahwa ia akan memaksimalkan setiap manfaat dari pengobatan apapun yang ia pilih. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.2. Matriks Kepercayaan Perempuan Penderita Kista No Alternatif Pengobatan Informan Kepercayaan Pasien dalam menentukan jenis pengobatan a Pengobatan Medis 1. Lisbet 2. Suida

3. Neneng

4. Juwita 5. Ernawati 6. Nalina 7. Ningsih 8. Idha 9. Ulfa Pengobatan secara medis lebih dipercaya karena jelas dan lengkap. Pengobatan medis lebih akurat dan terpercaya. Pengobatan medis lebih pasti dengan melakukan USG dan banyak referensi mengenai dokter dan pengobatan medis. Pengobatan medis oleh dokter lebih kompeten menjelaskan apa pengaruh dan kelanjutan cara pengobatan medis apa yang akan dijalani. Pengobatan medis lebih cepat dan tuntas. Pengobatan secara medis karena percaya dapat menuntaskan penyakit yang diderita. Pengobatan secara medis, karena lebih percaya yaitu dengan melakukan Laparoscopy. Pengobatan secara medis karena lebih aman dan akurat. Pengobatan secara alternatif namun karena merasa pengobatan alternatif tidak berhasil akhirnya memilih pengobatan medis dengan jalan operasi.

b Pengobatan Alternatif

10. Samaria Pengobatan alternatif dengan meminum suplemen karena yakin penyakit kistanya tidak parah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Pendidikan dan Pengetahuan Perempuan Penderita Kista