Perkembangan bakteri pada saluran pencernaan
kolonisasi bakteri baru dimulai pada saat proses persalinan. Bakteri ini biasanya berasal dari vagina, feses maupun lingkungan sekitarnya yang nantinya
berkembang sendiri sebagai bakteri yang khas dan terkendali dengan baik. Bakteri aerob seperti Escherichia coli dan Streptococcus muncul pada 24 jam setelah
traktus gastrointestinal berinteraksi dengan lingkungannya. Bakteri ini terus berkembang dan dalam dua minggu kemudian dalam feses didapatkan sekitar 10
8- 10
bakterigram feses. Bakteri aerob ini menciptakan suasana lingkungan traktus gastrointestinal ini menjadi kurang baik sehingga memicu pertumbuhan bakteri
anaerob, seperti Bacterioides dan Clostridium. Menjelang hari kedua dalam kehidupan, bakteri-bakteri Coliform, Lactobacilli, dan Enterococci ditemukan
jumlahnya meningkat dalam flora feses. Pada hari ketiga Bacterioides spp muncul, bahkan keberadaannya dapat dideteksi lebih awal pada 25 bayi yang
lahir normal serta diberikan susu formula. Pada hari kelima Bifidobacterium muncul dalam jumlah banyak dan pada akhir minggu pertama jumlahnya
didapatkan kira-kira mencapai 10
8-10
bakterigram feses. Banyak faktor yang mempengaruhi komposisi flora bakteri di usus, antara lain usia, kerentanan
terhadap infeksi, kebutuhan nutrisi, status imunologik penjamu, pH di usus, waktu
transit, dan interaksi antara komponen usus Ishibashi dkk., 1997 Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Perubahan komposisi ekosistem saluran pencernaan sesuai dengan pertambahan usia Ishibashi dkk, 1997
Perkembangan jumlah bakteri dalam saluran pencernaan sangat berhubungan dengan makanan dan seiring dengan perjalanan usia. Saat bayi
diberi makanan tambahan sampai pada masa anak-anak, populasi bakteri anaerob Bacterioides eubacteria sangat dominan, sedangkan populasi Bifidobacterium
sedikit menurun saat mencapai usia dewasa. Pada usia lanjut, terjadi peningkatan populasi Clostridium perfringens yaitu bakteri pembusuk, diikuti dengan
penurunan Bifidobacterium Mitsuoka, 1996. Pada akhir bulan pertama, ditemukan beberapa perbedaan komposisi
bakteri yang jelas diantara bayi yang dipengaruhi oleh pola pemberian nutrisi. Ditemukan perbedaan dalam bakteri di dalam feses antara bayi yang diberi ASI
ekslusif dengan yang diberikan susu formula, dengan peningkatan dramatis dalam populasi Bifodobacteria pada kelompok ASI eksklusif, sementara pada kelompok
susu formula hanya sekitar 30-40 dari keseluruhan bakteri yang ditemukan. Peningkatan jumlah Bifodobacteria pada kelompok ASI eksklusif
disebabkan karena adanya faktor pertumbuhan khusus untuk Bifodobacteria bifidogenic growth factor di dalam ASI. ASI mengandung kappa casein yang
terglikosilasi dalam jumlah besar di dalam protein ASI. Proses proteolisis dari komponen terminal C dari kappa casein merepresentasikan sebuah faktor
pertumbuhan yang spesifik untuk Bifodobacteria. Senyawa bifidogenik lainnya yang juga ditemukan di dalam ASI adalah mono atau oligosakarida, fruktosa dan
karbohidrat lainnya disamping laktosa. Namun, faktor pertumbuhan yang lebih spesifik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Bifidobacteria pada usus bayi
yang diberi ASI adalah kadar protein dan fosfor yang rendah serta konsentrasi laktosa yang tinggi dalam ASI. Faktor-faktor ini bertanggungjawab terhadap
penurunan kapasitas buffer ASI ini sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan Bifidobacteria, yang nantinya, dapat menjaga keasaman relatif dari lumen usus
dengan produksi asam asetat dan asam laktat Langhendries, 2005.