Gambar 2.5 menunjukkan beberapa efek menguntungkan dari probiotik.

Gambar 2.5 Beberapa efek menguntungkan dari konsumsi probiotik Perves dkk., 2006

2.2.3 Probiotik dan dermatitis atopik

Pemberian probitik dalam pencegahan alergi juga merupakan upaya perbaikan homoestasis sistem biologis penderita yang ditujukan pada imunomodulasi respon imun dengan menyeimbangkan respon imun Th1 dan Th2. Alergi merupakan bentuk “Thβ-disease” yang upaya perbaikannya memerlukan pengembalian host pada kon disi “Th1-Thβ” yang seimbang Endaryanto dkk., 2007. Respon Th1 dan Th2 bersifat counter-regulative, artinya sitokin yang dihasilkan oleh sel Th1 menghambat fungsi sel Th2 dan sebaliknya. Dasar imunologis alergi berawal dari over expression sel Th2 yang mensekresikan IL-4, IL-5, dan IL-13 sehingga mengakibatkan terjadinya peradangan alergik pada organ yang terlibat Kallimoki dkk., 2003. Beberapa mekanisme kerja antigen mikroba pascanatal mengawali respon imun Th1 yang telah dianggap dapat menyeimbangkan kecendrungan produksi sitokin Th2 pada neonatus. Bila pajanan dini mikroba tidak memadai, maka produksi Th2 akan terus berlangsung sehingga dapat menimbulkan penyakit alergi Gondokaryono, 2009. Beberapa mekanisme kerja probiotik yang diajukan dalam pencegahan dermatitis atopik adalah sebagai berikut : 1. Mengubah pola respon imun Th2 ke arah respon imun Th1 Probiotik mempunyai kemampuan untuk mengaktivasi sistem imun innate bawaan yang kuat. Hal ini disebabkan karena probiotik mempunyai molekul yang spesifik pada dinding selnya. Dalam mikrobiologi, molekul-molekul spesifik tersebut dikenal sebagai pathogen-associated molecular patterns PAMPs. PAMPs nantinya akan dikenali oleh reseptor-reseptor spesifik specific pattern recognition receptors, PRRs yang ada pada membran sel epitel mukosa. Molekul LTA dan peptidoglycan merupakan salah satu PAMPs yang ada pada probiotik. Molekul LTA yang secara biologis aktif, merupakan karakteristik dari bakteri gram positif dan mempunyai dampak biologis misalnya dalam induksi produksi sitokin yang sama dengan LPS. Molekul biologis aktif peptidoglycan dan teichoic acid ini akan dikenali oleh PRRs dalam hal ini TLR2 dan TLR4. TLRs adalah PRRs mamalia yang berfungsi sebagai sinyal transducer yang berhubungan