Membiasakan minum air putih sangat penting bagi tubuh untuk membantu organ-organ didalam tubuh kita bekerja optimal dan menggantikan
cairan yang hilang. Dengan mengkonsumsi air yang cukup, tubuh dapat terhindar dari berbagai dampak dehidrasi seperti sakit kepala, infeksi salular kemih, batu
ginjal, konstipasi, dan lain-lain Whitney and Rolfes, 2011.
C. Urin
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 170.000 mL plasma yang di filtrasi oleh ginjal akan keluar dalam
bentuk urin dengan jumlah rata-rata 1.200 mL setiap harinya Fischbach and Dunning III, 2004. Pada kondisi normal urin terdiri dari 95 air dan 5 zat
terlarut. Urea adalah salah satu contoh zat terlarut yang terdapat pada urin, yang mana jumlahnya sekitar setengah dari total keseluruhan jumlah zat terlarut pada
urin. Kepekatan ataupun kandungan yang terdapat didalam urin pada setiap orang bervariasi tergantung dari makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik, metabolisme
dalam tubuh, dan fungsi sistem endokrin. Asupan makanan adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi jumlah komponen anorganik pada urin.
Komponen lain yang dapat ditemukan pada urin yaitu hormon, vitamin dan obat- obatan. Selain itu pada urin juga bisa ditemukan komponen lain yang dapat
mengindikasikan suatu penyakit jika jumlahnya terlalu tinggi yaitu kristal, epitel, bakteri, silinder, dan jamur Strasinger and Lorenzo, 2008.
D. Urinalisis
Urinalisis adalah saah satu tes yang dilakukan pada sampel urin pasien dengan tujuan untuk mendiagnosis adanya infeksi ataupun gangguan pada organ-
organ tertentu dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi
hipertensi, dan skrining terhadap status kesehatan umum Riswanto, 2010. Urinalisis adalah salah satu jenis pemeriksaan yang sampai saat ini masih sering
dilakukan di rumah sakit dan di laboratorium klinik, hal ini dikarenakan spesimen urin memiliki dua keunikan yaitu urin dapat selalu diambil kapan saja dan mudah
dalam pengambilan sampelnya, serta hasil dari pengambilan urin dapat memberikan informasi tentang hampir keseluruhan dari fungsi metabolisme tubuh
Fischbach and Dunning III, 2004. Hal yang perlu dperhatikan pada saat pengambilan spesimen urin yaitu
harus dilakukan secara benar. Hasil urinalisis yang akurat didapatkan jika spesimen urin yang akan diperiksa juga berkualitas. Pengambilan spesimen urin
yang dapat dilakukan untuk mengurangi kontaminan yaitu dengan mengambil urin bagian tengah. Cara pengambilan spesimen urin bagian tengah yaitu pasien
yang akan diambil sempel urin diminta untuk membuang beberapa mililiter urin pertama yang keluar, setelah itu menahan sejenak, baru kemudian menampung
urinnya Sacher and McPherson, 2004. Tempat atau wadah yang digunakan untuk pengambilan spesimen juga perlu diperhatikan yaitu wadah yang sekali
pakai untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kontaminan. Jarak antara sejak pengambilan urin sampai ke laboratorium untuk diperiksa yaitu 2 jam. Jika
spesimen tidak dapat mencapai jangka waktu tersebut dapat dilakukan cara lain untuk menjaga agar spesimen tetap memiliki kualitas yang baik yaitu dengan
mendinginkan dengan memasukan ke dalam kulkas 2-8 C atau dengan
menambahkan pengawet pada spesimen tersebut Strasinger and Lorenzo, 2008. Tipe spesimen urin yang dikumpulkan dibedakan menjadi beberapa tipe,
tergantung dari kebutuhan penelitian. Beberapa tipe spesimen urin yang sering diterapkan pada beberapa penelitian antara lain :
1. Urin sewaktu, yaitu urin yang dapat dikumpulkan di waktu yang ditentukan
sendiri. Tipe spesimen urin ini sering digunakan dan mudah. Tipe spesimen ini biasa digunakan untuk analisis urin rutin.
2. Urin pagi, yaitu urin yang dikumpulkan pada pagi hari saat pertama kali
bangun tidur pagi. Tipe spesimen urin ini biasa digunakan untuk periksa kehamilan dan mencegah munculnya hasil negatif palsu adanya proteinuria
pada wanita hamil. 3.
Katerisasi, yaitu urin yang dikumpulkan dengan menggunakan kateter. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan spesimen yang bersih bebas
kontaminan. 4.
Mid-stream, yaitu urin yang dikumpulkan dengan sebelumnya dilakukan pembilasan uretra. Tipe ini adalah alternatif dari tipe katerisasi.
Dikenal dua jenis pemeriksaan urin yaitu pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan urin lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah
pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin Wirawan, Immanuel, dan Dharma, 2011. Yang dimaksud dengan pemeriksaan makroskopis meliputi
penampakan warna urin, sedangkan pemeriksaan kimiawi urinalisis dapat dilakukan dengan metode dipstik, yang dapat memberikan informasi mengenai
BJ, pH, glukosa, protein, keton, urobilinogen, bilirubin, darah, nitrit, dan leukosit esterase. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk mengamati sel atau partikel
yang mungkin ada didalam urin Sacher and McPherson, 2004.
E. Pemeriksaan Sedimen Urin