Dehidrasi Air Putih PENELAAHAN PUSTAKA

6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu kondisi dimana jumlah cairan yang keluar lebih besar dari jumlah cairan yang masuk. Dehidrasi dapat dialami oleh setiap orang anak-anak maupun orang dewasa. Seseorang yang mengalami dehidrasi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan cairan ke dalam tubuh, meningkatnya pengeluaran cairan tubuh, atau kombinasi dari keduanya. Gejala pertama yang dapat dirasakan ketika seseorang dehidrasi yaitu adanya rasa haus. Menurut Whitney and Rolfes 2011 dengan bertambahnya usia, rasa haus ini semakin sulit direspon oleh tubuh. Gejala lain yang dapat ditimbulkan tergantung tingkatan dehidrasinya yang ditunjukkan pada tabel I. Tabel I. Tanda mengalami dehidrasi Body weight lost Symptom 1-2 Haus, tenggorokan kering, capek, lemah, kehilangan nafsu makan 3-4 Mulut kering, jumlah urin berkurang, 5-6 Sakit kepala, mengantuk, peningkatan kecepatan bernafas 7-10 Kehilangan keseimbangan, kejang otot, pusing, koma Sumber : Whitney and Rolfes, 2011 Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh sehingga tidak terjadi dehidrasi dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk Tabel II dengan cairan yang keluar Tabel III. Tabel II. Jumlah Cairan Masuk Sumber cairan Jumlah mL Air 550-1500 Makanan 700-1000 Metabolit air 200-300 Total 1450-2800 Sumber : Whitney and Rolfes, 2011 Tabel III. Jumlah Cairan Keluar Cairan yang keluar Jumlah mL Ginjal urin 500-1400 Kulit keringat 450-900 Paru-paru nafas 350 Saluran pencernaan feses 150 Total 1450-2800 Sumber : Whitney and Rolfes, 2011

B. Air Putih

Setiap sel dalam tubuh kita membutuhkan air untuk keseimbangan proses metabolisme tubuh yang sangat tergantung pada asupan cairan kedalam tubuh. Bila jumlahnya tidak seimbang dengan pengeluaran, maka akan mengalami gangguan ataupun dehidrasi Hidayati, 2010. Oleh karena itu, air memiliki fungsi dalam proses penting yang terjadi didalam tubuh, antara lain : 1. Pelarut dan alat angkut Fungsi air sebagai pelarut dan alat angkut yaitu menjadi pelarut zat-zat penting bagi tubuh seperti monosakarida, glukosa, vitamin, mineral, dan asam amino. Air akan mengangkut zat-zat penting tersebut ke seluruh tubuh bahkan ke dalam sel agar terjadi suatu proses metabolisme. Selain membawa nutrisi ke seluruh tubuh, air juga berfungsi membawa sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan melalui urin. 2. Pengatur suhu Adanya kelebihan panas di dalam tubuh akibat dari hasil metabolisme ataupun karena cuaca, akan memicu tubuh untuk melakukan proses homeostasis, tubuh akan mengeluarkan cairan berupa keringat. Pada saat cuaca dingin tubuh juga melakukan proses homeostasis untuk menghangatkan tubuh dengan cara mengeluarkan cairan melalui urin. 3. Katalisator Sebagai katalisator air berperan untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana. 4. Pelumas Sebagai pelumas dan bantalan disekitar sendi, di dalam mata, dan pada bagian saraf tulang belakang Almatsier, 2009. Sumber cairan yang diperlukan oleh tubuh bisa didapatkan dari makanan dan minuman. Makanan menyumbang sekitar 35 masukan air ke dalam tubuh, sedangkan 65 asupan air didapatkan dari minuman. Air putih adalah salah satu jenis minuman yang baik bagi tubuh. Syarat air putih yang baik dan sehat dapat dilihat dari aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air putih yang layak untuk diminum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, kadar pH Netral dan tidak mengandung logam berat Fauziyah, 2011. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menganjurkan minum air 1.500 mL per hari. Jumlah asupan air ini berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung dari usia, aktivitas, keadaan, dan berat badan orang tersebut Fauziyah, 2011. Membiasakan minum air putih sangat penting bagi tubuh untuk membantu organ-organ didalam tubuh kita bekerja optimal dan menggantikan cairan yang hilang. Dengan mengkonsumsi air yang cukup, tubuh dapat terhindar dari berbagai dampak dehidrasi seperti sakit kepala, infeksi salular kemih, batu ginjal, konstipasi, dan lain-lain Whitney and Rolfes, 2011.

C. Urin