Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

psikologis individu akibat adanya stressor Payton, 2009; Singer et al, 1996. 4. Gejala Psychological Distress Seperti yang telah disebutkan di atas, psychological distress merupakan kondisi subjektif bagi tiap individu Goldstein Kopin, 2007; Lazarus Folkman, 1984; Mattew, 2000. Peneliti berfokus pada psychological distress, yaitu kondisi distress yang ditandai dengan gejala psikologis. Penelitian sebelumnya menghasilkan gagasan berbeda mengenai gejala psychological distress. Major 2002 menyebutkan bahwa gejala depresi dan somatisasi merupakan gejala psychological distress. Penelitian Mattew 2000 menemukan depresi dan kecemasan sebagai gejala utama psychological distress. Dua bentuk depresi dan kecemasan adalah mood dan malaise Mirowsky Ross, 1986. Mood digambarkan sebagai perasaan kesedihan pada depresi dan kekhawatiran pada kecemasan. Malaise merujuk pada gejala fisik, seperti kelesuan, kegelisahan, penyakit ringan sakit kepala, sakit perut, dan pusing pada kecemasan serta distraksi pada depresi Mirowsky Ross, 1986. Penelitian Masse et al 1998 menyatakan bahwa psychological distress merupakan gejala non-spesifik meliputi konstruk kecemasan, depresi, masalah kognitif, iritabilitas, dan kemarahan. Dari semua gejala tersebut, Masse et all 1998 menyimpulkan bahwa psychological distress ditandai dengan gejala depresi, kecemasan, dan somatisasi seperti insomnia, sakit perut, sariawan, dan gangguan makan. Menurut Masse et all 1998, kondisi somatik timbul sebagai akibat dari psychological distress. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada psychological distress yang ditandai dengan gejala depresi, kecemasan, dan somatisasi. 5. Distress Patologis dan Distress Non-Patologis Menurut DSM IV-TR 2000, beberapa hal perlu diperhatikan untuk memutuskan suatu keadaan distress sebagai distress patologis. Pertama, psikolog merujuk definisi distress dalam DSM IV-TR. Dalam Diagnostic Statistical Manual IV-TR DSM IV-TR individu dinilai mengalami distress bila mengalami keadaan yang menyulitkan, membuat tidak nyaman, dan mengganggu fungsi psikososialnya DSM IV-TR. Kedua, distress dinyatakan sebagai kondisi patologis apabila bertahan atau menetap dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan diagnosis pada tiap gangguan yang spesifik. Ketiga, distress diikuti oleh disfungsi mental yang menyebabkan hilangnya fungsi sosial disfunction dan menyebabkan gangguan pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar disruption. Berbeda dari distress patologis, distress non patologis atau yang biasa disebut dengan non-clinical distress terjadi dalam kurun waktu yang relatif pendek, biasanya sekitar satu minggu Damanik, 2006; Payton, 2009. Distress non-patologis terjadi pada setiap individu terkait dengan peristiwa hidup stressor yang spesifik. Ketika stressor selesai, maka kondisi distress menghilang Payton, 2009; Zvolensky, 2010. Gejala distress non- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI