Pengaruh expressive writing pada efikasi diri.

(1)

vii

PENGARUH EXPRESSIVE WRITING PADA EFIKASI DIRI Angger Aprie Wibawa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh expressive writing pada peningkatan efikasi diri. Hipotesa penelitian ini adalah expressive writing berpengaruh meningkatkan efikasi diri. Desain penelitian ini adalah eksperimen. Subjek adalah 58 mahasiswa semester II Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terdapat kelompok eksperimen dan kontrol pada penelitian ini. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa expressive writing. Data penelitian mengenai efikasi diri diukur dengan Skala Efikasi Diri. Analisis data dengan uji Mann-Whitney U menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05). Expressive writing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan efikasi diri.


(2)

viii

THE EFFECT OF EXPRESSIVE WRITING TO SELF-EFFICACY Angger Aprie Wibawa

ABSTRACT

This research aimed to know the effect expressive writing to the increases of self-efficacy among college students. The hypothesis was there was an effect of expressive writing on self-efficacy. The method of this research was experiment. Subject were 58 college students. This subjects of this research defined into two groups, experiment and control group. Experiment group asked to do expressive writing. The data about self-efficacy were measured by the Self-Efficacy Scale. The data were analyzed with Mann-Whitney U’s test. The results show a significant score 0,015 (p < 0,05). There is a significant effect of expressive writing to the increases of self-efficacy.


(3)

PENGARUH EXPRESSIVE WRITING PADA EFIKASI DIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh: Angger Aprie Wibawa

129114111

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

HALAMAN PERSETUJUAIY DOSEN PEMBIMBING

SKRIPSI

Dosen Pembimbing,

W^"-,"

ffuYYuazmz

'?'$

lue

2010


(5)

EALAMAN PENGESAIIAN SKRIPSI

PENGARUH EXPNESSIIIE WNITINGPN'A EFKASI DIRI

Dipersiapkan dan Ditulis Oleh: Angger Aprie Wibawa

l29rl4rlr

Telah dipertahanka-n$i depan Panitia Penguji

\"I

*rAj

"e,^ Penguji 1

Penguji 2

Penguji 3 #iltanto, M. Si.

-sffiu,-rqw-t#"},

*,i*::-".*""".**''xh ---""-.-"' "

7

OcT 2016 Itas Psikologi tas Sanata Dharma

ill

ryo'g

{

r-r

,,F


(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Ad Maiorem Dei Gloriam

Be A Man For and With Others

Live as if you were to die tomorrow.

Learn as if you were to live forever.

-Mahatma Gandhi

If you can’t fly, then run,

If you can’t run, then walk.

If you can’t walk, then crawl.

But whatever you do.

You have to keep moving forward

-

Martin Luther King Jr.

Success at anything will always come down to this:

FOCUS and EFFORT

And we control both


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Proudly dedicated for,

Jesus Christ


(8)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

d al am daft ar pustaka s eb agaim an a lay akny a karya ilmi ah.

Yogyakarta, 10 Agustus 2016

(Angger Aprie Wibawa)


(9)

vii

PENGARUH EXPRESSIVE WRITING PADA EFIKASI DIRI Angger Aprie Wibawa

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh expressive writing pada peningkatan efikasi diri. Hipotesa penelitian ini adalah expressive writing berpengaruh meningkatkan efikasi diri. Desain penelitian ini adalah eksperimen. Subjek adalah 58 mahasiswa semester II Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terdapat kelompok eksperimen dan kontrol pada penelitian ini. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa expressive writing. Data penelitian mengenai efikasi diri diukur dengan Skala Efikasi Diri. Analisis data dengan uji Mann-Whitney U menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05). Expressive writing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan efikasi diri.


(10)

viii

THE EFFECT OF EXPRESSIVE WRITING TO SELF-EFFICACY Angger Aprie Wibawa

ABSTRACT

This research aimed to know the effect expressive writing to the increases of self-efficacy among college students. The hypothesis was there was an effect of expressive writing on self-efficacy. The method of this research was experiment. Subject were 58 college students. This subjects of this research defined into two groups, experiment and control group. Experiment group asked to do expressive writing. The data about self-efficacy were measured by the Self-Efficacy Scale. The data were analyzed with Mann-Whitney U’s test. The results show a significant score 0,015 (p < 0,05). There is a significant effect of expressive writing to the increases of self-efficacy.


(11)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Angger Aprie Wibawa

NomorMahasiswa : 129114111

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH EXPRESSIVE WRITING PADA EFIKASI DIRI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan universitas Sanata Dharma

hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rzin

dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 7l Oktober 2016 Yang menyatakan,

1X (Angger Aprie Wibawa)


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat, pernyertaan, dan tuntunanNya selama proses penulisan skripsi ini sehingga

selesai dengan baik. Terima kasih Tuhan Yesus yang selalu memberikan jalan

keluar bagi setiap permasalahan atau kendala yang saya hadapi selama proses

penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak T. Priyo Widiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si., Dosen Pembimbing Akademik.

4. Dr. A. Priyono Marwan, S.J., Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu mau

meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran, semangat,

motivasi, dan jalan keluar dari kendala yang saya hadapi.

5. Suster Lidwina Tri Ariani, FCJ., sudah memberikan berbagai solusi yang sangat

membantu kelancaran skripsi saya.

6. Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik, memberikan banyak ilmu

pengetahuan dan pengalamannya selama penulis menempuh pendidikan.

7. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(Mas Gandung, Mas Muji Brodin, dan Bu Nanik) atas segala kesabaran dan


(13)

xi

8. Papa, mama, kakak, dan adek terima kasih atas cinta, dukungan, bantuan dan

semangat yang selalu kalian berikan kepada penulis dalam keadaan apapun.

9. Maria Risty Timbuleng, yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan

support. Terima kasih untuk waktunya yang selalu mau mendengarkan keluh

kesah, ketakutan, rasa marah, rasa jengkel, hingga perasaan senang selama

menuliskan skripsi ini. Terima kasih untuk segala kesabaran dan rasa sayang

yang sudah diberikan. I Love You So Much.

10.Erlin, Zelda, Fani, dan Asoy “Keluarga Helikopter” yang selalu ada dan memberikan dukungan dari awal perkuliahan hingga sekarang. Terima kasih

untuk proses dan dinamikanya selama ini keluarga kecilku di kampus. Kalian

sahabat terbaikku yang selalu memberi dukungan, perhatian, dan segala bantuan

selama ini. Terima kasih karena kalian selalu ada dalam senang dan sedihku.

11.Flo, Saktya, Gempol, Sam Anoy, Suci, Romo Yulius, Cik Vania, Mbak Anita,

Mbak Clak, Natan, Ani, Ateng, Akeng, Cik Elia, Pras, Sonia, Bimo, Wisnu,

Tiffany, Komang, Yosua, Chopi, Indun, Indri, Dipa, AP, Leo, Kibo, Bendot,

Lona, Teteh, Lintang, Gede, Sakti, Yudha, Kiplek, Bella, Rere, Felinsa, Mocca,

Grego, Galih, Ken, Banya, Ojek, Lia, Haha, Flora, Adi, Bincik, Rosa, SS, Vico,

Monic, Stanis, Anton, Temi, Keket, Boncel, Elak yang telah banyak membantu

dan bertukar pikiran sehingga aku dapat menemukan jalan keluar dari berbagai

masalah yang aku hadapi.

12.Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2012 yang saling mendukung dan

berproses selama 4 tahun. Semoga kita selalu menjadi keluarga 2012 dan


(14)

12. Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2012 yang saling mendukung dan berproses selama

4 tahun.

Semoga kita selalu menjadi keluarga 2012 dan kesuksesan selalu menyertai.

13. Keluarga AKSI 2076, terima kasih atas segala dukungan dan pengertiannya selama menuliskan skripsi ini. Kalian luar biasa dan tetaplah menjadi satu keluarga! #AyoDolanan

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menolong dan mendukung penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian

ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya penulis ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 10 Agustus 2016

f Penulis,

A

,,.N

/

\^r{\ts

/

N\'

/ <-\\

/\

(Angger Aprie Wibawa)


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SKEMA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7


(16)

xiv

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II DASAR TEORI ... 8

A. Efikasi Diri ... 8

1. Pengertian Efikasi Diri ... 8

2. Aspek Efikasi Diri ... 9

3. Faktor Efikasi Diri... 10

4. Proses Efikasi Diri ... 12

B. Expressive Writing ... 14

1. Sejarah Expressive Writing ... 14

2. Perkembangan Expressive Writing ... 15

3. Peran Expressive Writing ... 16

4. Pengaruh Expressive Writing ... 16

5. Manfaat Expressive Writing ... 18

C. Dinamika Hubungan Variabel ... 19

D. Skema Penelitian ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

1. Variabel Dependen ... 22

2. Variabel Independen ... 22

C. Definisi Operasional ... 22


(17)

xv

2. Expressive Writing ... 23

D. Subjek Penelitian ... 23

E. Prosedur Penelitian ... 24

F. Alat Pengumpulan Data ... 26

G. Metode Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Try Out dan Pilot Study ... 28

1. Try Out ... 28

2. Pilot Study ... 28

B. Hasil Eksperimnen ... 29

1. Data Deskriptif ... 29

2. Uji Normalitas ... 30

3. Uji Hipotesis ... 31

C. Pembahasan ... 32

D. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian ... 34

BAB V PENUTUP ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37

1. Untuk Penelitian Selanjutnya ... 37

2. Secara Umum ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Mean Teoritik…………...……….………..29

Tabel 2. Nilai Mean Empirik dan Standar Deviasi………....30

Tabel 3. Nilai Mean dan Standar Deviasi Gain Score………...30

Tabel 4. Uji Normalitas Gain Score………31


(19)

xvii

DAFTAR SKEMA


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Informed Consent…….………..………...44

LAMPIRAN 2. Try Out Skala Ekfikasi Diri………..………...45

LAMPIRAN 3. Tabel Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Efikasi Diri…….…….57

LAMPIRAN 4. Skala Efikasi Diri Pre-Test………....62

LAMPIRAN 5. Skala Efikasi Diri Post-Test……….….73

LAMPIRAN 6. Instruksi Expressive Writing……….…………...….85

LAMPIRAN 7. Tabel Skor Efikasi Diri………..86

LAMPIRAN 8. Tabel Mean dan Standar Deviasi Pre-Test Kelompok Eksperimen……….87

LAMPIRAN 9. Tabel Mean dan Standar Deviasi Post-Test Kelompok Eksperimen……….88

LAMPIRAN 10. Tabel Mean dan Standar Deviasi Pre-Test Kelompok Kontrol..89

LAMPIRAN 11. Tabel Mean dan Standar Deviasi Post-Test Kelompok Kontrol.90 LAMPIRAN 12. Tabel Uji Normalitas Gain Score………..…..91

LAMPIRAN 13. Grafik Q-Q Plot Gain Score Kelompok Eksperimen…………...94

LAMPIRAN 14. Grafik Q-Q Plot Gain Score Kelompok Kontrol………..95


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Performansi akademis merupakan hasil yang sangat penting dalam proses pendidikan (Wirawan & Bandu, 2016). Performansi akademis berhubungan dengan hasil belajar (Ganai & Mir, 2013). Survei yang dilakukan The National Center for Education Statistic (NCES) tahun 2003 menyebutkan bahwa prestasi pelajar Indonesia berada di peringkat ke-39 dari 41 negara di bawah Thailand dan Uruguay (www.ugm.ac.id, 2014). Menurut pengamatan peneliti, masalah-masalah terkait performansi akademis yang kerap muncul adalah kesulitan memenuhi standar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang berujung pada drop out, terlambat lulus bagi mahasiswa semester atas, dan kurangnya keyakinan mampu mendapatkan nilai yang baik bagi mahasiswa semester awal. Wirawan dan Bandu (2016) menambahkan bahwa IPK sendiri merupakan prediktor kesuksesan performansi akademis.

Usaha dan motivasi berprestasi berhubungan dengan kemampuan mental dan performansi akademis (Sophie, Benedikt, & Tomas, 2011). Afzal, Ali, dan Hamid (2010) menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu topik bahasan yang banyak diteliti dalam konteks pendidikan. Hal tersebut disebabkan motivasi menjadi faktor yang memengaruhi performansi akademik di dalam dunia profesionalitas. Selain itu, Afzal dkk (2010) juga mengungkapkan bahwa kebanyakan teori motivasi menunjukkan motivasi terlibat dalam performansi


(22)

belajar seseorang. Bomia, Beluzo, Demeester, Elander, Johnson, dan Sheldon (1997) menambahkan bahwa motivasi membuat pelajar semakin bersedia, berkeinginan, dan menimbulkan hasrat berpartisipasi untuk mengikuti proses belajar. Mahasiswa membutuhkan motivasi untuk menghadapi permasalahan dalam perkuliahan.

Menurut teori sosial kognitif, motivasi seseorang dibangun dengan efikasi diri (Bandura, 1989). Bandura (1997) mengungkapkan beberapa proses efikasi diri dan salah satunya adalah proses motivasi. Wirawan dan Bandu (2016) menambahkan bahwa efikasi diri merupakan bagian yang penting dari motivasi

pelajar. Fraser (www.bbc.com, 2014), pimpinan Badan Sekolah Anak

Perempuan (GDST) menyatakan para perempuan perlu membangun efikasi diri. Hal tersebut dikarenakan anak perempuan yang hanya memusatkan perhatian pada keberhasilan akademis akan terus berhasil dan kemungkinan tidak pernah belajar bahwa seseorang dapat mengalami kegagalan besar. Menurut Sudjiono (2014), dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang, salah satu faktor internal non-kognitif yang berpengaruh besar terhadap prestasi belajar matematika adalah efikasi diri.

Menurut Bandura (1993, dalam van Seggelen & van Dam, 2016), efikasi diri merupakan keyakinan seseorang untuk mencapai tujuannya dalam situasi apa pun. Wood dan Bandura (1989, dalam Mesterova, Prochazka, & Vaculik, 2015) juga menambahkan bahwa efikasi diri membuat seseorang semakin termotivasi, mampu berpikir dan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya. Efikasi diri dilihat melalui tingkatan pekerjaan yang dikerjakan, seberapa


(23)

banyak dan luas tugas yang dapat dikerjakan, dan ketahanan dalam menyelesaikan pekerjaan (Bandura, dalam Zimmerman, 2000). Efikasi diri yang tinggi membantu seseorang mengatasi permasalahan di sekolah atau tempat kerja (Bandura, dalam Luszczynska, Gregajtys, & Abraham, 2006).

Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat dari efikasi diri dalam bidang akademik. Hacket, Betz, Casas, dan Rocha-Singh (1992) menemukan bahwa efikasi diri berhubungan dengan IPK. Chemers, Hu, dan Garcia (2001) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan prediktor yang signifikan bagi

performansi akademik. Penelitian Chemers et al (2001) tersebut menunjukkan

bahwa ketika efikasi diri meningkat, seseorang menjadi mampu menunjukkan performansi akademis yang lebih baik. Selain itu, Zajacova, Lynch, dan Espenshade (2005) mengungkapkan bahwa efikasi diri memiliki pengaruh positif yang kuat pada pencapaian keberhasilan mahasiswa baru. Turner, Chandler, dan Heffer (2009) menambahkan, semakin besar keyakinan pelajar bahwa ia akan berhasil, semakin besar pula kemungkinan ia akan memperoleh keberhasilan dalam bidang akademik. Hal senada juga diungkapkan oleh Braddy-Amoon dan Fuertes (2011) bahwa efikasi diri memiliki korelasi positif yang signifikan dengan penilaian dan performansi akademik.

Penelitian yang dilakukan oleh Pintrich dan De Groot (1990, dalam Pajares 1996) menujukkan bahwa efikasi diri yang tinggi mampu meningkatkan strategi kognitif seseorang. Hal tersebutlah yang kemudian membuat

performansi seseorang juga meningkat. Turner et al (2009) menambahkan


(24)

dalam satu minggu. Strategi tersebut tentu membuat pelajar lebih mudah menguasai materi pelajaran dan meningkatkan keberhasilan akademiknya.

Bandura (1989) menyatakan bahwa efikasi diri membantu seseorang menentukan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan, seberapa besar usaha yang perlu dikerahkan, dan seberapa lama waktu yang diperlukan ketika seseorang berhadapan dengan rintangan dan masalah. Bandura (1997, dalam Luszczynska, Gutierrez-Dona, & Schwarzer, 2005) mengungkapkan bahwa efikasi diri tinggi membuat seseorang mampu menentukan pencapaian keberhasilan yang tinggi dan semakin berusaha mencapainya. Wirawan dan Bandu (2016) menambahkan bahwa pelajar dengan efikasi diri tinggi semakin mampu bertindak secara efektif, memberikan usaha yang lebih, dan tekun dalam mencapai keberhasilan akademik. Oleh sebab-sebab itu, efikasi diri merupakan bagian yang penting dari motivasi pelajar.

Para peneliti berusaha mencari cara yang efektif untuk meningkatkan efikasi diri melalui berbagai penelitian. VanVianen (1999, dalam Day & Allen 2003) mencoba melihat pengaruh teknik mentoring terhadap efikasi diri di dalam perusahaan. Wirawan dan Bandu (2016) berhasil membuat sebuah

pelatihan (training) peningkatan efikasi diri bagi mahasiswa. Brown dan Dennis

(2007) membuktikan bahwa teknik expressive writing meningkatkan efikasi diri

pada ibu menyusui.

Berdasarkan beberapa jenis penelitian yang meningkatkan efikasi diri tersebut, expressive writing adalah yang paling sederhana, cepat, dan ekonomis.


(25)

objektif dan ekonomis. Beberapa penelitian menemukan berbagai manfaat dari teknik expressive writing. Pennebaker dan Beall (1986), Pennebeaker et al., (1990), dan Greenberg et al., (1996) mengemukakan bahwa pasien mampu mengurangi kunjungannya ke rumah sakit. Donnelly dan Murray (1991), serta Lange et al., (2000) menyatakan bahwa suasana hati subjek menjadi lebih baik dan gejala stress terhadap pengalaman traumatik berkurang.

Expressive writing pertama kali dilakukan dalam penelitian Pennebaker

pada tahun 1986. Pada penelitian tersebut, expressive writing mampu

mengurangi stress pada subjek penelitian. Pennebaker (1999) menambahkan bahwa pengalaman masa lalu yang dituliskan kembali membuat seseorang memroses dan mengorganisasikan kembali pikiran dan perasaannya. Setelah itu, seseorang menjadi lebih memahami pengalaman yang dialami dan dirinya sendiri. King (2001) mengungkapkan bahwa ketika seseorang menulis pengalaman yang berkesan, menarik, dan terkadang menantang, tulisan tersebut menjadi bermanfaat. King (2001) juga berpendapat bahwa menulis membuat seseorang lebih sadar dan mampu meregulasi dirinya. Selain itu, orang tersebut semakin mampu mengontrol emosi dan memaknai nilai-nilai dalam setiap pengalamannya.

Pada perkembangan expressive writing, King (2001) menyatakan bahwa

topik tulisan tidak selalu mengenai pengalaman traumatik. Menulis mengenai pengalaman positif mampu meningkatkan atribut-atribut positif sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian Schutte (2010) menginstruksikan subjek menuliskan pengalaman kepemimpinan transformasional dengan mediator


(26)

efikasi diri. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional manajer meningkat. Selain itu, Brown dan Dennis (2007) meneliti peningkatan efikasi diri ibu menyusui. Hasilnya adalah terjadinya

peningkatan efikasi diri pada ibu menyusui. Instruksi expressive writing pada

kedua penelitian tersebut berdasar pada empat faktor efikasi diri. Empat faktor efikasi diri menurut Bandura (1997, dalam Schutte 2010) adalah pengalaman kesuksesan di masa lalu, pengalaman kesuksesan orang lain yang berkesan, dukungan dari lingkungan, dan keadaan fisik serta afeksi.

Penelitian Brown dan Denis (2007) tersebut menunjukkan bahwa expressive writing memengaruhi efikasi diri. Peneliti ingin mencari jawaban

apakah metode expressive writing mampu meningkatkan efikasi diri seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah expressive writingdapat meningkatkan efikasi diri?”

C.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh expressive writing pada peningkatan efikasi diri.


(27)

D.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan mampu menyumbang informasi bagi

ilmu psikologi kepribadian, khususnya mengenai pengaruh expressive

writing dalam peningkatan efikasi diri. 2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah penggunaan expressive writing sebagai metode peningkatan efikasi diri seseorang.


(28)

8

BAB II

DASAR TEORI

Dasar teori menjelaskan pengertian efikasi diri, expressive writing, dan

pengaruh expressive writing pada efikasi diri.

A. EFIKASI DIRI

1. Pengertian Efikasi Diri

Wood dan Bandura (1989, dalam Mesterova, Prochazka, Vaculik, 2015) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk memotivasi, berpikir, dan bertindak dalam memenuhi kebutuhan di situasi apa pun. Bandura (1993, dalam van Seggelen & van Dam, 2016) mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan dalam situasi apa pun. Berdasarkan teori sosial kognitif Bandura (1997, dalam Luszczynska, Gregajtys, & Abraham, 2006), keyakinan seseorang terhadap tanggungjawab dan kemampuannya dalam meraih kesuksesan menyebabkan beberapa hal. Individu menjadi mampu merumuskan tujuan akan tindakannya dan menentukan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Individu juga menjadi mampu menunjukkan usaha lebih besar dan menekuni pekerjaannya lebih lama. Individu juga menjadi mampu menganggap kesalahan adalah proses belajar. Peneliti menggunakan teori efikasi diri Bandura karena mampu mendefinisikan faktor-faktor, aspek-


(29)

aspek, dan proses efikasi diri secara lengkap. Teori efikasi diri Bandura juga

dipakai sebagai dasar dalam berbagai penelitian mengenai efikasi diri.

2. Aspek Efikasi Diri

Bandura (1997, dalam Zimmerman 2000) mengungkapkan tiga

aspek efikasi diri. Tiga aspek tersebut adalah:

a. Level

Efikasi seseorang dilihat melalui tingkat kesulitan tugas yang

dimiliki. Tugas-tugas seorang individu berbeda dengan individu yang

lain berdasarkan tingkatan mudah hingga sulit. Efikasi diri tinggi dan

usaha besar dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan di dalam

mengerjakan tugas yang sulit. Efikasi diri tinggi membuat seseorang

yakin dalam memilih tingkatan tugas sesuai kemampuannya.

b. Generality

Efikasi seseorang dilihat melalui seberapa banyak dan luas tugas

yang dikuasai. Efikasi diri tinggi membuat seseorang yakin untuk

menguasai berbagai macam tugas.

c. Strength

Dalam proses menyelesaikan suatu tugas, seseorang dihadapkan

berbagai permasalahan. Efikasi diri tinggi membuat seseorang yakin

dan tekun untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik walaupun


(30)

seseorang tetap bertahan dan tidak mudah menyerah dalam

menyelesaikan tugasnya.

3. Faktor Efikasi Diri

Bandura (1997, dalam Schutte 2010) menjelaskan empat faktor yang

memengaruhi efikasi diri. Empat faktor tersebut adalah:

a. Mastery Experiences

Pengalaman keberhasilan merupakan faktor paling

memengaruhi efikasi diri dibandingkan ketiga faktor lain. Keberhasilan

di masa lalu membangun keyakinan yang kuat terhadap efikasi diri

individu. Dalam meningkatkan efikasi diri, dibutuhkan usaha dan

keyakinan lebih untuk melewati rintangan-rintangan pada proses

pencapaian keberhasilan. Di lain sisi, keberhasilan terus-menerus

membuat seseorang mudah putus asa ketika dihadapkan pada

kegagalan. Efikasi diri juga berkurang ketika seseorang tidak

memandang kegagalan secara positif. Kegagalan yang dipandang secara

positif berdampak pada meningkatnya keyakinan seseorang untuk terus

berusaha dalam proses pencapaian keberhasilan.

b. Vicarious Experiences

Pengalaman dengan orang lain memengaruhi efikasi diri.

Pengaruh terhadap efikasi diri semakin besar ketika seseorang menilai

orang lain memiliki banyak kemiripan dengan dirinya. Pengaruh


(31)

ketika seseorang melihat dan belajar dari orang lain yang mirip

dengannya meraih kesuksesan. Efikasi diri melemah ketika seseorang

melihat orang lain yang mirip dengannya meraih kegagalan.

c. Verbal Persuasion

Efikasi diri meningkat ketika seseorang mendapatkan penguatan

berupa dukungan verbal. Hal tersebut disebabkan keyakinan untuk

menyelesaikan tugas menjadi meningkat. Keyakinan tersebut juga

berpengaruh positif pada ketekunan dan usaha yang dikerahkan dalam

melewati berbagai permasalahan. Di lain sisi, efikasi diri melemah

ketika orang lain meragukan kemampuan individu. Hal tersebut

disebabkan keyakinan seseorang untuk menyelesaikan tugas dengan

kemampuannya berkurang.

d. Physiological and Affective States

Faktor keadaan fisik dan afeksi seseorang berpengaruh pada

efikasi diri saat mengerjakan tugas. Sakit atau stamina lemah

mengurangi keyakinan seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Hal

tersebut mengakibatkan efikasi diri seseorang berkurang ketika bekerja.

Keadaan stress dan suasana hati yang buruk menyebabkan usaha

dalam mencapai keberhasilan menjadi tidak maksimal. Hal tersebut

mengakibatkan keyakinan dan efikasi diri menjadi berkurang.

Diperlukan keadaan fisik dan afeksi yang baik dalam menyelesaikan

tugas. Kedua hal tersebut mampu meningkatkan keyakinan dan efikasi


(32)

4. Proses Efikasi Diri

Bandura (1997) mengungkapkan empat proses efikasi diri dalam

memengaruhi seseorang. Keempat proses tersebut adalah:

a. Kognitif

Dalam menentukan tujuan dan cara mencapai tujuan dimulai

dari proses berpikir. Efikasi diri tinggi membuat seseorang semakin kuat

dan yakin pada komitmen yang dimiliki dalam proses pencapaian

tujuan. Komitmen tersebut berpengaruh pada usaha dan rasa pantang

menyerah ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah. Efikasi diri

tinggi juga memengaruhi proses berpikir seseorang untuk mendapatkan

cara yang efektif dalam pencapaian tujuan. Efikasi diri tinggi membantu

seseorang membayangkan proses-proses yang dilalui dalam

merencanakan cara pencapaian tujuan. Proses membayangkan tersebut

membantu seseorang untuk belajar dan berlatih untuk mengantisipasi

masalah-masalah di kemudian hari. Efikasi diri tinggi juga membantu

seseorang untuk memanfaatkan situasi lingkungan sekitar agar

mendukung usahanya dalam mencapai tujuan.

b. Motivasi

Motivasi seseorang berasal dari proses kognitif. Proses kognitif

pada efikasi diri tinggi membantu seseorang membayangkan tujuan dan

cara dalam pencapaian tujuan. Bayangan-bayangan mengenai

kesuksesan tersebut mengembangkan motivasi seseorang untuk terus


(33)

seseorang terhadap rencana dan usahanya. Motivasi tinggi membuat

seseorang berperilaku sesuai tujuannya. Usaha yang dilakukan juga

didukung kemauan untuk terus berlatih dan belajar. Motivasi tinggi juga

berpengaruh pada keyakinan dan ketahanan seseorang dalam

menghadapi permasalahan dan bangkit dari kegagalan.

c. Afeksi

Efikasi diri memberikan pengaruh pada afeksi seseorang dalam

usaha pencapaian tujuan. Efikasi diri tinggi membantu seseorang

mengontrol keadaan emosinya ketika dihadapkan suatu masalah atau

kegagalan. Efikasi diri tinggi juga membuat seseorang mengendalikan

kecemasan dan merasa yakin bahwa mampu berusaha lebih untuk

mencapai keberhasilan. Ketika afeksi dikendalikan, orang tersebut

mampu tetap fokus merencanakan dan melaksanakan perilaku-perilaku

yang mendukung pencapaian tujuan.

d. Seleksi

Dalam mencapai tujuan, seseorang dihadapkan berbagai pilihan.

Efikasi diri tinggi membuat seseorang mampu memilih jenis aktivitas

dan lingkungan yang mendukung pencapaian tujuan. Pilihan-pilihan

tersebut mengarah pada peningkatan kemampuan dan potensi yang

dimiliki. Proses seleksi juga muncul pada saat seseorang dihadapkan

pada suatu masalah atau kegagalan. Efikasi diri tinggi meyakinkan

seseorang untuk tetap bertahan dan berusaha walaupun dihadapkan pada


(34)

B. EXPRESSIVE WRITING

1. Sejarah Expressive Writing

Breuer dan Freud (1895/1966, dalam Pennebaker 1986) menyatakan

bahwa gejala histeris menghilang di saat seseorang mengungkapkan

pengalamannya secara detail. Tesser, Leone, dan Clary (1978, dalam

Pennebaker, 1986) mengemukakan bahwa terapi berbicara tidak

mengurangi fobia pada pelajar. Pennebaker (1986) melakukan percobaan

terapi menulis untuk mengurangi stress dan mengevaluasi aspek-aspek

efektif mengurangi stress pada subjek penelitiannya. Terapi tersebut

bernama expressive writing. Pennebaker (1999) berasumsi bahwa

mengingat kembali pengalaman masa lalu membuat seseorang memroses

kembali dan mengorganisasikan pikiran serta perasaannya. Proses tersebut

diasumsikan memengaruhi kemampuan subjek untuk mengontrol dan

memrediksi hidupnya. Pennebaker (1999) juga menyatakan bahwa keadaan

fisik dan psikis seseorang menjadi lebih baik ketika mengungkapkan

emosinya melalui kata-kata.

Expressive Writing merupakan kegiatan menulis kejadian yang

sangat emosional tanpa memerhatikan tata Bahasa (Pennebaker, 1997).

Metode expressive writing dikembangkan peneliti-peneliti lain berdasarkan

tujuannya. King (2001) mengembangkan teknik expressive writing dengan

menginstruksikan subjek menuliskan tujuan hidup mereka. Teknik ini

berpengaruh positif terhadap keadaan fisik dan psikologis subjek. Lepore


(35)

relasi mereka dengan orang lain. Hasil penelitian menyatakan bahwa teknik

ini berpengaruh positif terhadap suasana hati, kesehatan fisik, dan fungsi

sosial. Schutte (2010) bereksperimen dengan menginstruksikan subjek

menuliskan pengalaman kepemimpinan. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa efikasi diri karyawan meningkat.

2. Perkembangan Expressive Writing

Pennebaker (1997) mengungkapkan beberapa temuan penting

terkait expressive writing. Menulis pengalaman emosional lebih

memberikan pengaruh terhadap kondisi biologis, suasana hati, dan kognitif

subjek dibanding merekam cerita atau menceritakannya kepada terapis.

Expressive writing memiliki dua jenis topik, yaitu topik secara umum dan

spesifik. Topik secara umum memberikan pengaruh yang luas terhadap

subjek. Topik spesifik memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap tema

penulisan. Expressive writing dilaksanakan selama 1 sampai 5 hari dalam

satu minggu. Lama penulisan berkisar antara 15 sampai 30 menit dalam satu

sesi. Peneliti tidak memberikan umpan balik terhadap hasil tulisan subjek.

Setiap tulisan dijaga kerahasiaannya. Perbedaan karakteristik atau

kepribadian subjek tidak memengaruhi hasil teknik expressive writing.

Budaya, tingkat pendidikan, dan bahasa dalam penelitian tidak


(36)

3. Proses Expressive Writing

Menulis mampu mengeluarkan emosi, merekonstruksi ingatan, dan

menyadarkan seseorang akan suatu peristiwa (Niederhoffer dan

Pennebaker, 2002). Pennebaker (1999) menyatakan tiga proses expressive

writing dalam meningkatkan kesehatan seseorang. Pertama, menulis

membantu seseorang mengekspresikan dirinya. Kesehatan seseorang

meningkat ketika mampu mengungkapkan pengalamannya ke dalam

kata-kata. Kedua, menuliskan pengalaman emosional menyebabkan seseorang

sadar akan kesehatannya dan berusaha mengubah kebiasaan buruk. Ketiga,

menulis membuat seseorang mengubah emosi dan imajinasinya menjadi

kata-kata. Proses tersebut menjadikan seseorang mampu mengorgaisasikan

dan memikirkan kembali pengalaman di masa lalu. Pengintegrasikan

pikiran dan perasaan mengenai pengalaman di masa lalu mengakibatkan

seseorang lebih mudah membentuk cerita yang masuk akal. Orang-orang

yang menuliskan ceritanya lebih mampu untuk berefleksi, terbuka, dan

bijaksana.

4. Pengaruh Expressive writing

Expressive writing memberi pengaruh dan manfaat pada aspek

kognitif, emosional, sosial, dan biologis (Klein dan Boals, 2001).

Pennebaker (2004) mengungkapkan lima pengaruh expressive writing


(37)

a. Perubahan Kognisi

Expressive writing membantu subjek memberikan label, struktur,

dan mengorganisasikan kembali pengalaman emosionalnya.

b. Perubahan Emosi

Expressive writing memicu pergolakan emosi sehingga subjek

menjadi terbiasa dan mampu mengurangi perasaan pengalaman

emosional. Hal tersebut membuat seseorang mampu untuk mengurangi

dampak dari pikiran-pikiran yang mengelilingi pengalaman tersebut

(Foa & Kozak, 1986).

c. Perubahan Kognisi dan Emosi dalam Waktu yang Lama

Expressive writing menyadarkan subjek akan persoalan-persoalan

di dalam hidupnya dan tidak hanya berfokus memikirkan satu

pengalaman masa lalu. Expressive writing juga memunculkan emosi di

dalam tulisan. Hal tersebut mengurangi pengaruh emosi pada beban

pikiran terkait topik penulisan. Pernyataan di atas didukung penelitian

Klein dan Boals (2001) bahwa menulis membebaskan ingatan

seseorang.

d. Hubungan Sosial

Pennebaker dan Graybeal (2001) menyatakan bahwa cerita

mengenai pengalaman emosional tentang relasi dengan orang lain

menyebabkan seseorang menjadi lebih senang untuk menceritakan

pengalamannya, lebih terbuka, dan mencoba mengganti lingkungan


(38)

e. Perubahan Biologis

Penelitian Smyth, Stone, Hurewitz, dan Kaeli (1999)

menunjukkan bahwa pergolakan emosi yang dialami seseorang setelah

menulis meningkatkan proses penyembuhan pada penyakit asma dan

radang sendi.

5. Manfaat Expressive Writing

Pennebaker (1997) menyatakan bahwa menulis pengalaman

emosional mengubah banyak perilaku. Karyawan menjadi lebih cepat

mendapatkan pekerjaan baru setelah dipecat. Karyawan juga lebih sering

masuk kerja. Pelajar mendapatkan nilai lebih baik.

Lepore dan Greenberg (2002) mengungkapkan bahwa expressive

writing memberikan beberapa pengaruh. Pasien menjadi mampu

mengurangi kunjungannya ke rumah sakit (Pennebaker & Beall, 1986;

Pennebeaker et al., 1990; Greenberg et al., 1996) dan gejala penyakit

menjadi berkurang (Pennebaker & Beall, 1986; Greenberg & Stone, 1992).

Suasana hati subjek menjadi lebih baik dan gejala stress terhadap

pengalaman traumatik berkurang (Donnelly & Murray, 1991; Lange et al.,

2000). Kinerja dan fungsi fisik subjek menjadi lebih baik (Spera et al., 1994;


(39)

C. DINAMIKA HUBUNGAN VARIABEL

Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk memotivasi, berpikir, dan bertindak dalam memenuhi kebutuhan di

situasi apa pun. Efikasi diri sendiri dipengaruhi oleh pengalaman seseorang di

masa lalu. Secara lebih spesifik, efikasi diri sangat dipengaruhi oleh

pengalaman-pengalaman terkait keberhasilan. Keberhasilan di masa lalu

membangun keyakinan yang kuat terhadap efikasi diri seseorang. Efikasi diri

dinilai penting karena mampu meningkatkan performansi individu.

Untuk meningkatkan efikasi diri, individu perlu menyadari bahwa

dirinya memiliki kemampuan dan mampu mencapai keberhasilan. Caranya

adalah dengan mengingat kembali pengalaman keberhasilan di masa lalu.

Expressive writing menjadi salah satu cara untuk membantu seseorang

mengingat kembali pengalaman keberhasilan di masa lalu dan mengungkapkan

cerita tersebut ke dalam tulisan. Proses tersebut mampu merubah persepsi

individu menjadi lebih positif melalui proses rekognisi. Ingatan terkait

usaha-usaha dan keyakinan individu di masa lalu diintegrasikan dan diproses ulang.

Proses tersebut membuat individu menjadi sadar (aware) mengenai pikiran,

perasaan dan kemampuannya. Individu semakin merasa bahwa dirinya

memiliki kemampuan dan mampu mencapai keberhasilan di masa sekarang.

Hal tersebut membuat individu menjadi lebih yakin untuk berusaha dalam

proses pencapaian keberhasilan

Selain tema terkait pengalaman keberhasilan di masa lalu, terdapat dua


(40)

Tema ingatan kesuksesan orang lain yang mirip dengan subjek juga

meningkatkan keyakinan bahwa dirinya juga mampu meraih kesuksesan.

Proses tersebut disebabkan individu menjadi mampu mengorganisasikan

pengalaman orang lain ke dalam pikirannya. Setelah itu, individu berusaha

melakukan perilaku yang mendukung pencapaian keberhasilan. Tema terkait

dukungan dari orang lain menyebabkan individu mengingat dan merasakan

kembali perasaan yang dialami.

D. SKEMA PENELITIAN

Skema 1. Pengaruh Expressive Writing Pada Efikasi Diri.

Expressive Writing

Yakin terhadap kemampuan yang

dimiliki

Awareness

Rekonstruksi Peristiwa

Efikasi Diri Meningkat


(41)

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh expressive writing

terhadap efikasi diri.

Ho: Expressive writing tidak meningkatkan efikasi diri


(42)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini berdesain eksperimen. Eksperimen adalah suatu prosedur

terkontrol dengan minimal satu kondisi perlakuan (Myers & Hansen, 2002).

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri dengan metode expressive

writing. Peneliti membagi subjek ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kontrol.

B. VARIABEL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel dependen : Efikasi diri

2. Variabel independen : Expressive writing

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Efikasi Diri

Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk memotivasi, berpikir, dan bertindak dalam memenuhi kebutuhan di

situasi apa pun (Wood & Bandura dalam Mesterova, Prochazka & Vaculik,

2015). Menurut Bandura (1997, dalam Zimmerman 2000), efikasi diri

diukur melalui tiga aspek, yaitu level, generality, dan strength. Level dilihat


(43)

banyak dan luas tugas yang dikuasai. Strength dilihat dari ketekunan dan ketahanan seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Efikasi diri diukur dengan skala efikasi diri. Jumlah item dalam skala efikasi diri sebanyak 90. Skala efikasi diri menggunakan skala Likert, mulai dari angka 1 sampai 4. Tinggi rendahnya efikasi diri subjek dilihat melalui jumlah skor pada skala efikasi diri. Semakin tinggi skor dalam skala efikasi diri, berarti subjek memiliki efikasi diri yang tinggi.

2. Expressive writing

Expressive writing adalah metode menuliskan pikiran dan perasaan secara mendalam dan emosional mengenai suatu pengalaman. Pada penelitian ini, tema tulisan berkaitan dengan pengalaman kesuksesan di masa lalu, pengalaman kesuksesan yang dialami orang lain, dan dukungan lingkungan sosial terhadap proses pencapaian kesuksesan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 20 menit selama 5 hari berturut-turut. Dalam

expressive writing, tata bahasa, pilihan kata, penulisan tanda baca, dan ejaan tidak diperhatikan. Subjek bebas memilih topik yang sama atau berbeda pada setiap harinya.

D. SUBJEK PENELITIAN

Metode pemilihan subjek penelitian menggunakan random sampling.

Random sampling merupakan teknik pemilihan subjek dengan pengundian secara acak (Supratiknya, 2014). Teknik ini digunakan pada populasi dengan


(44)

karakteristik serupa. Teknik random sampling memberi peluang yang sama kepada masing-masing anggota populasi untuk menjadi bagian eksperimen (MacLin & Solso, 2008). Subjek adalah mahasiswa semester II Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Seluruh subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian diawali dengan menguji metode expressive writing melalui

pilot study. Pilot study melihat kekurangan dan kelemahan instruksi expressive writing. Penelitian ini melakukan kontrol terhadap tema expressive writing.

Tema expressive writing pada penelitian ini mengenai pengalaman kesuksesan di masa lalu, pengalaman kesuksesan orang lain yang berkesan, dan dukungan dari lingkungan sekitar dalam proses pencapaian keberhasilan. Ketiga tema tersebut dipilih berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi efikasi diri menurut Bandura (1997, dalam Schutte 2010). Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengaruh variabel lain terhadap variabel dependen.

Eksperimen berlangsung di dalam ruangan kelas K. 403, Universitas Sanata Dharma yang sudah dikontrol keadaan suhu, noise, dan pencahayaannya. Terdapat langkah-langkah pada saat eksperimen berlangsung. Langkah-langkah tersebut meliputi:

1. Hari 1:


(45)

b. Subjek pada kelompok eksperimen menandatangani inform consent. c. Pre-test efikasi diri diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol. d. Asisten eksperimenter memberitahukan peraturan selama kegiatan

berlangsung.

e. Asisten eksperimenter membagi dan membacakan instruksi expressive writing.

f. Subjek pada kelompok eksperimen dipersilahkan mulai menulis selama 20 menit.

g. Saat waktu kurang dari lima menit, asisten peneliti memberikan peringatan.

2. Hari 2 sampai 5:

a. Asisten eksperimenter memberitahukan peraturan selama kegiatan berlangsung.

b. Asisten eksperimenter membagi dan membacakan instruksi expressive writing.

c. Subjek pada kelompok eksperimen dipersilahkan mulai menulis selama 20 menit.

d. Saat waktu kurang dari lima menit, asisten peneliti memberikan peringatan.

e. Setelah selesai, subjek diminta untuk menandatangani lembar absensi. 3. Hari ke 6:

a. Subjek kelompok eksperimen dan kontrol mengisi skala post-test efikasi diri.


(46)

b. Eksperimenter menerima debrief pada subjek.

F. ALAT PENGUMPUL DATA

Alat pengumpul data adalah skala efikasi diri yang disusun oleh peneliti. Skala efikasi diri terdiri dari 90 item yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pengukuruan validasi menggunakan validitas isi, yaitu personal judgement. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan try out dan diuji dengan mencari nilai Alpha Cronbach. Skala ini menggunakan 4 poin skala Likert, mulai dari angka 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). Item-item disusun berlandaskan pada 3 aspek efikasi diri, yaitu level, generality, dan

strength.

Skala efikasi diri diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol pada saat pre-test dan post-test. Pre-test diberikan untuk mendapatkan informasi awal tingkat efikasi diri subjek. Post-test berguna untuk mengukur tingkat efikasi diri subjek setelah diberi perlakukan. Skala untuk pre-test dan

post-test mempunyai item-item yang sama dengan urutan berbeda.

G. METODE ANALISIS DATA

Data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah gain score. Data gain score adalah selisih antara data post-test dan pre-test. Data dianalisis dengan uji beda independent sample t-test antara kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik independent sample t-test digunakan untuk membandingkan pengaruh


(47)

Apabila sebaran data tidak normal, teknik yang digunakan adalah teknik non-parametrik Mann-Whitney U.


(48)

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TRY OUT DAN PILOT STUDY

1. Try out

Uji coba skala diikuti oleh 86 subjek (22 laki-laki dan 64 perempuan). Tujuh subjek tidak mengisikan skala dengan lengkap sehingga digugurkan. Dalam uji validitas skala, tiga item skala efikasi diri memiliki validitas yang rendah, dengan nilai rit < 0,25/0,3. Ketiga item tersebut digugurkan beserta

dengan pasangan favorable atau unfavorable-nya. Selain itu, dua item digugurkan agar jumlah item dalam setiap aspek efikasi diri berjumlah sama. Secara keseluruhan, peneliti menggugurkan delapan item skala efikasi diri. Dengan demikian, jumlah item skala efikasi diri menjadi 90.

Hasil analisis reliabilitas skala efikasi diri memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,982. Skala yang baik harus memiliki nilai Alpha Cronbach di atas 0,70. Hal ini berarti skala efikasi diri memiliki reliabilitas

yang baik (α > 0,70).

2. Pilot study

Pilot study dilaksanakan selama dua hari dengan instruksi expressive writing yang sama. Dalam setiap sesi, subjek diminta menuliskan pengalaman sesuai dengan instruksi selama 20 menit. Pilot study


(49)

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek diminta untuk memberikan komentar terkait instruksi expressive writing. Pada hari pertama dan kedua semua subjek dapat memahami instruksi expressive

writing. Hal tersebut dapat dilihat melalui isi tulisan subjek yang sesuai

dengan instruksi. Di akhir pertemuan hari ke dua, subjek diminta untuk menuliskan kesan yang diperoleh setelah mengikuti percobaan expressive

writing selama dua hari. Rata-rata subjek merasa semakin yakin,

termotivasi, dan percaya diri. Hasil pilot study ini menunjukkan bahwa tidak ada revisi pada instruksi dan pengaturan ruangan eksperimen.

B. HASIL EKSPERIMEN

1. Data Deskriptif

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis deskripsi data penelitian dengan tujuan melihat gambaran umum efikasi diri subjek. Hasil penelitian pada Tabel 1 menyajikan data mean teoritik subjek.

Tabel 1. Nilai Mean Teoritik Teoritik

Min Max Mean SD

90 360 225 45

Hasil penelitian pada Tabel 2 menyajikan data mean empirik dan standar deviasi pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol.


(50)

Tabel 2. Nilai Mean Empirik dan Standar Deviasi

Berdasarkan perhitungan deskripsi pada Tabel 1 dan Tabel 2, dapat dilihat bahwa mean empirik kelompok eksperimen dan kontrol pada saat

pre-test dan post-test lebih besar dibanding mean teoritik. Hal ini berarti

efikasi diri kelompok eksperimen dan kontrol pada saat pre-test dan post-test tergolong tinggi dan signifikan.

Hasil penelitian pada Tabel 3 menyajikan nilai mean dan standar deviasi dari data gain score.

Tabel 3. Nilai Mean dan Standar Deviasi Gain Score

2. Uji Normalitas

Azwar (2001) menyatakan bahwa uji normalitas digunakan untuk menguji distribusi data sebelum dianalisis validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, atau regresi. Uji normalitas dilakukan pada data gain score

kelompok eksperimen dan kontrol. Data gain score digunakan karena data

Teoritik Empirik

Subjek N �̅ SD �̅ SD Sig

Pre-test Kelompok Eksperimen 29 225 45 258,38 32,998 0,00

Kelompok Kontrol 29 225 45 264,90 34,489 0,00

Post-test Kelompok Eksperimen 29 225 45 275,28 26,125 0,00

Kelompok Kontrol 29 225 45 267,66 31,937 0,00

N �̅ SD

Kelompok Eksperimen 29 16,90 30,469


(51)

tersebutlah yang kemudian akan diuji beda (Santoso, 2010). Uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Teknik Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normalitas dengan jumlah subjek lebih dari 50 (Santoso, 2010). Tabel 4 menyajikan data uji normalitas gain score.

Tabel 4. Uji Normalitas Gain Score

Kolmogorov-Smirnov

Statictic Df Sig.

Gain score Eksperimen .206 29 .003

Gain score Kontrol .171 29 .029

Uji normalitas pada gain score kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga kedua data tersebut tidak berdistribusi normal. Hal tersebut berarti uji hipotes dianalisis dengan tes non-parametrik, yaitu Mann-Whitney U.

3. Uji Hipotesis

Tabel 5. Uji Mann-Whitney U

Gain score

Mann-Whitney U 264.000

Wilcoxon W 699.000

Z -2.436

Asymp. Sig. (2-tailed) .015

Uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,015. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi data gain score lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil tersebut berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya,


(52)

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa expressive writing meningkatkan efikasi diri seseorang. Terjadi perbedaan mean efikasi diri kelompok eksperimen pada saat pre-test (M=258,39) dan post-test (M=275,28). Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan efikasi diri setelah melakukan expressive writing. Ketika hasil gain score antara kelompok eksperimen (M=16,90) dan kelompok kontrol (M=2,76) dibandingkan, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan (p=0,015; p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan efikasi diri dibanding kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini mendukung temuan Brown dan Dennis (2016) bahwa

expressive writing dapat meningkatkan efikasi diri seseorang. Ketika seseorang

menuliskan suatu pengalaman, berarti orang tersebut memikirkan dan merasakan pengalamannya kembali. Dalam penelitian ini, subjek diminta untuk menuliskan pengalaman keberhasilan, pengalaman keberhasilan orang lain yang berkesan, dan dukungan dari lingkungan dalam proses pencapaian keberhasilan. Ketiga hal tersebut merupakan faktor-faktor yang memengaruhi efikasi diri menurut Bandura (1997). Keberhasilan di masa lalu membuat seseorang menjadi lebih yakin bahwa ia mampu untuk kembali memperoleh keberhasilan. Keberhasilan orang lain yang berkesan juga memengaruhi seseorang untuk belajar dan semakin yakin bahwa ia juga dapat mendapatkannya. Dukungan verbal dari lingkungan sekitar berpengaruh pada meningkatnya keyakinan, ketekunan, dan usaha seseorang dalam proses


(53)

pencapaian keberhasilan. Pada penelitian ini, subjek kembali mengingat dan merasakan pengalam-pengalaman tersebut saat menulis.

Menurut Pennebaker (2004), expressive writing memengaruhi kognisi seseorang. Perubahan kognisi yang terjadi membuat subjek memberikan label, struktur, dan mengorganisasikan kembali pengalaman keberhasilannya. Pennebaker (1999) menyatakan bahwa pemrosesan dan pengorganisasian pikiran dan perasaan membuat seseorang semakin mampu memahami pengalaman dan dirinya sendiri. King (2001) menambahkan bahwa menulis pengalaman membuat seseorang lebih sadar dan mampu meregulasi dirinya.

Ketika subjek menuliskan pengalamannya, subjek memroses dan

mengorganisasikan kembali pengalaman tersebut. Subjek menjadi lebih sadar dengan kemampuannya dan peluangnya untuk mencapai keberhasilan. Kesadaran subjek akan kemampuan dan peluang yang dimiliki membuatnya menjadi semakin yakin bahwa ia mampu meraih keberhasilan pada saat ini.

Hasil dari penelitian ini juga menambahkan suatu metode untuk meningkatkan efikasi diri. Dibanding penelitian VanVianen (1999, dalam Day & Allen 2003) dengan teknik mentoring dan Wirawan dan Bandu (2016) dengan teknik pelatihan, expressive writing terbilang lebih sederhana, cepat, dan ekonomis. Expressive writing hanya membutuhkan waktu sampai 3 sampai 5 hari. Setiap sesi hanya memerlukan waktu 20 menit. Selain itu, alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan expressive writing hanyalah kertas dan

ballpoint. Subjek hanya perlu menceritakan kembali pengalaman


(54)

Penelitian ini juga menambahkan manfaat dari expressive writing.

Expressive writing terbukti dapat meningkatkan efikasi diri seseorang.

Pennebaker (1997) menyatakan manfaat lain dari expressive writing, yaitu karyawan menjadi lebih sering masuk kerja dan pelajar mendapatkan nilai lebih baik. Selain itu, Lepore dan Greenberg (2002) mengungkapkan bahwa

expressive writing mampu mengurangi gejala penyakit pasien, membuat

suasana hari subjek menjadi lebih baik, dan gejala stress terhadap pengalaman traumatik berkurang.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN

Penelitian-penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri masih banyak menggunakan metode pelatihan. Penelitian ini menambahkan suatu metode yang sederhana, cepat, dan ekonomis, yaitu expressive writing. Sederhana karena dapat dilakukan di mana saja dan sudah ada kerangka instruksi yang mudah dipahami. Cepat karena hanya membutuhkan waktu selama 20 menit dalam waktu tiga sampai lima hari. Ekonomis karena hanya memerlukan kertas dan ballpoint sebagai alat dan bahan penelitian.

Di Indonesia penelitian terkait expressive writing masih sedikit.

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengembangkan metode expressive

writing di kemudian hari. Subjek penelitian ini berasal dari suku dan budaya

yang berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa expressive writing dapat berpengaruh pada efikasi diri seseorang dengan latar belakang suku dan budaya mana yang berbeda-beda.


(55)

Penelitian ini menambah manfaat dari expressive writing yang sudah dikembangkan oleh Pennebaker sejak tahun 1986. Penelitan mengenai pengaruh expressive writing terhadap efikasi diri ini juga terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Brown dan Dennis (2016). Penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa dan memiliki cakupan yang lebih luas.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. Sebaran data penelitian ini tidak normal. Hal tersebut dapat dikarenakan subjek yang kurang banyak pada kelompok eksperimen (29 orang) dan kontrol (29 orang). Selain itu, kondisi efikasi diri subjek pada kelompok eksperimen dan kontrol tergolong tinggi sejak pre-test. Alasan lain yang dapat menyebabkan sebaran data tidak normal adalah terdapat beberapa nilai ekstrem pada kelompok eksperimen dan kontrol. Nilai ekstrem dapat disebabkan subjek mengisi skala dengan tidak serius (Santoso, 2010).

Pada hari keempat, peneliti mengamati bahwa subjek sudah mulai bosan dan bingung mengenai tema cerita apa yang ingin mereka ceritakan. Beberapa subjek tampak membutuhkan waktu lebih lama sebelum mulai menulis. Selain itu, pada saat menulis pun beberapa subjek tampak berhenti dan kembali berpikir. Beberapa subjek juga tampak mengajak berbicara subjek lain ketika waktu menulis sudah berjalan. Expressive writing selama lima hari berturut-turut dirasa membosankan bagi subjek.

Waktu penyelesaian menulis setiap subjek berbeda-beda. Beberapa subjek memanfaatkan waktu yang diberikan sebaik-baiknya selama 20 menit


(56)

untuk mengerjakan. Di lain sisi, beberapa subjek sudah berhenti menulis ketika waktu masih menyisakan beberapa menit. Kejadian ini terjadi pada hari keempat dan kelima.


(57)

37

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan expressive writing meningkatkan efikasi diri secara signifikan. Kelompok yang melakukan expressive writing

mengalami peningkatan efikasi diri dibandingkan kelompok yang tidak melakukannya. Hal tersebut dapat dilihat dari meangain score di antara kedua kelompok tersebut. Mean gain score yang diperoleh kelompok eksperimen (M=16,90) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M=2,76). Uji beda non-parametrik Mann-Whitney U menunjukkan perbedaan gain score kedua kelompok tersebut signifikan. Hasil uji beda dikatakan signifikan apabila nilai p kurang dari 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p sebesar 0.015 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa expressive writing mempengaruhi efikasi diri terpenuhi.

B. SARAN

1. Untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut: a. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meningkatkan jumlah subjek.

Peningkatan jumlah subjek bertujuan untuk mendapatkan sampel yang normal.


(58)

b. Peneliti selanjutnya dapat memakai subjek yang memiliki efikasi diri rendah sejak awal.

c. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode expressive writing

dengan instruksi lebih tematik terkait pengalaman keberhasilan. Hal tersebut bertujuan mengurangi kebosanan saat menulis.

2. Secara Umum

Penelitian eksperimen ini memiliki saran untuk pembaca, yaitu:

a. Penelitian eksperimen menjadi sarana bagi pembaca untuk mengaplikasikan expressive writing untuk meningkatkan efikasi diri. b. Bagi pengajar, dapat mengaplikasikan metode expressive writing untuk


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Afzal, H., Ali, I., Khan, M. A., & Hamid, K. (2010). A study of university students’

motivation and its relationship with their academic performance.

International Journal of Business and Management, 5, 80-88.

Azwar, S. (2001). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset. Baikie, K. A., & Wilhelm, K. (2005). Emotional and physical health benefits of

expressive writing. Advances in Psychiatric Treatment, 11, 338-346. Baker, J. R., & Moore, S. M. (2008). Distress, Coping, and Blogging: Comparing

New MySpace Users by Their Intention Blog. Cyber Psychology and

Behavior, 11, 81-85.

Barry, L. M., & Singer, G. H. S. (2001). Reducing Maternal Psychological Distress After NICU Experiences Through Journal Writing. Journal of Early Intervention, 24, 287-293.

Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. Annals of Child Development, 6, 1-60.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: Freeman. BBC.com. (2014). Olahraga Membangun Keyakinan Diri. Diakses di

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/06/140608_pendidikan_olah ragapada tanggal 25 Agustus 2016.

Bomia, L., Beluzo, L., Demeester, D., Elander, K., Johnson, M., & Sheldon, B. (1997). The impact of teaching strategies on intrinsic motivation.

Champaign, IL: ERIC Clearinghouse on Elementary and Early Childhood Education.

Brady-Amoon, P., & Fuertes, J. N. (2011). Self-efficacy, self-rated abilities, adjustment, and academic performance. Journal of Counseling and

Development: JCD, 89,4, 431-438.

Breuer, J., & Freud, S. (1966). Studies of hysteria. New York: Avon.

Brown, R. F., & Dennis, C. (2007). The impact of a self-efficacy intervention on short-term breast-feeding outcomes. Health Education and Behavior, 36, 250-259.

Cameron, L. D., & Nicholls, G. (1998). Expression of stressful experiences through writing: Effects of a self-regulation manipulation for pessimists and optimists. Health Psychology, 17, 84-92.


(60)

Chemersm M. M., Hu, L., & Garcia, B. F. (2001) Perceptions of classroom environment, achievement goal, and achievement outcomes. Journal of

Educational Psychology, 93, 43-54.

Day, R., & Allen, T. D. (2003). The relationship between career motivation and self-efficacy with protégé career success. Journal of Vocational Behavior,

64, 72-91.

Donnelly, D. A., & Murray, E. J. (1991). Cognitive and emotional changes in written essays and therapy interviews. Journal of Social and Clinical

Psychology, 10, 334-350.

Foa, E. B., & Kozak, M. (1986). Emotional processing of fear: Exposure to corrective information. Psychological Bulletin, 99, 20-35.

Ganai, M.Y., and Mir, M. A. (2013). A comparative study of adjustment and academic achievement of college student. Journal of Educational Research and Essays, 1, 5-8.

Greenberg, M. A., & Stone, A. A. (1992). Emotional disclosure about traumas and its relation to health: effects of previous disclosure and trauma severity.

Journal of Personality and Social Psychology, 63, 75-84.

Greenberg, M. A., Wortman, C. B., & Stone, A. A. (1996). Emotional expression and physical health: Revising traumatic memories or fostering self-regulation?. Journal of Personality and Social Psychology, 71, 588-602. Hackett, G., Betz, N. E., Casas, J. M., & Rocha-Singh, I. A. (1992). Gender,

ethnicity, and social cognitive factors predicting the academic achievement of students in engineering. Journal of Counceling Psychology, 39, 527-538. King, L. A. (2001). The health benefits of writing about life goals. Personality and

Social Psychology Bulletin, 27, 798-807.

Klein, K., & Boals, A. (2001). Expressive writing can increase working memory capacity. Journal of Experimental Psychology: General, 130, 520-533. Lange, A., van de Ven, J-P. Q. R., Schricken, B. A. L., Bredeweg, B. &

Emmelkamp, P. M. G. (2000). Intermediated, protocol driven treatment of psychological dysfunction. Journal of Telemedicine and Telecare, 6, 15-21. Lepore, S. J., & Greenberg, M. (2002). Mending broken hearts: Effect of expressive writing on mood, cognitive processing, social adjustment and health following a relationship breakup. Psychology and Health, 17, 547-560.


(61)

Luszcsynska, A., Gregajtys, A., & Abraham, C. (2006). Effects of a self-efficacy intervention on initiation of recommended exercises in patients with spondylosis. Journal of Aging and Physical Activity, 15, 26-40.

Luszcsynska, A., Gutierrez-Dona, B., & Schwarzer, B. (2005). General self-efficacy in various domains of human functioning: Evidence from five countries. International Journal of Psychology, 40, 80-89.

Maclin, M. K., & Solso, R. L. (2008). Experimental Psychology: A Case Approach.

Boston: Pearson Education, Inc.

Mesterova, J., Prochazka, J., & Vaculik, M. (2015). Relationship between self-efficacy, transformational leadership and leader effectiveness. Journal of

Advanced Management Science, 3, 109-122.

Mowrer, O. H. (1960). Learning theory and behavior. New York: Wiley.

Myers, A., & Hansen, C. H. (2002). Experimental Psychology. Oakland: Wadsworth.

Niederhoffer, K. G., & Pennebaker, J. W., (2002). Linguistic style matching in social interaction. Journal of Language and Social Psychology, 21, 337-360.

Pajares, F. (1996). Self-efficacy beliefs in academic settings. Review of Educational

Research, 66, 543-578.

Pennebaker, J. W. (1997). Writing about emotional experiences as a therapeutic process. Journal of Psychological Science, 8, 162-166.

Pennebaker, J. W. (2004). Theories, therapies, and taxpayers: On the complexities of the expressive writing paradigm. Journal ofClinical Psychology: Science

and Practice, 11, 138-142.

Pennebaker, J. W., & Beall, S. W. (1986). Confronting a traumatic event: Toward an understanding of inhibition and disease. Journal of Abnormal

Psychology, 95, 274-281.

Pennebaker, J. W. Colder, M., & Sharp, L. K. (1990). Accelerating the coping process. Journal of Personality and Social Psychology, 58, 528-537. Pennebaker, J. W., & Graybeal, A. (2001). Patterns of natural language use:

Disclosure, personality, and social integration. Current Directions in


(62)

Pennebaker, J. W., & Seagal, J. D. (1999). Forming a style: The health benefits of narrative. Journal of Clinical Psychology, 55, 1243-1254.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Schutte, S. F. N. S. (2010). Increasing transformational leadership through enhancing self-efficacy. Journal of Management Development, 29, 495-505.

Smyth, J. M., Stone, A., Hurewitz, A., & Kaeli, A. (1999). Writing about stressful events produces symptom reduction in asthmatics and rheumatoid arthritics: A randomized trial. Journal of the American Medical Association, 281, 1304-1309.

Sophie, V.S., Benedict, H., & Tomas, C.P. (2011). The hungry mind: Intellectual curiosity is the third pillar of academic performance. Perspective on

Psychological Science, 6, 574-588.

Spera, S. P., Buhrfeind, E. D., & Pennebaker, J. W. (1994). Expressive writing and coping with job loss. Academy of Management Journal, 37, 722-733. Sudjiono. (2014). Mind Mapping dan Efikasi Diri Berpengaruh Terhadap Prestasi

Belajar Matematika. Diakses di

https://ugm.ac.id/id/berita/9266-mind.mapping.dan.efikasi.diri.berpengaruh.terhadap.prestasi.belajar.mate matikapada tanggal 25 Agustus 2016.

Supratiknya, A. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Penerbit USD.

Tesser, A., Leone, C., & Clary, E. G. (1978). Affect control: Process constraits versus catharsis. Journal of Cognitive Therapy and Research, 2, 265-274. Turner, E. A., Chandler, A., & Heffer, R. W. (2009). The influence of parenting

styles, achievement motivation, and self-efficacy on academic performance in college students. Journal of College Student Development, 50, 337-346. van Seggelen, I., & van Dam, D. K. (2016). Self-reflection as a mediator between

self-efficacy and well-being. Journal of Managerial Psychology, 31, 18-33. Wirawan, H., & Bandu, M. T. (2016). A review of self-efficacy training for international student. Journal of Information and Learning Technology, 33, 115-128.

Zajacova, A., Lynch, S. M., & Espenshade, T. J. (2005). Self-efficacy, stress, and academic success in college. Research in Higher Education, 46, 677-706.


(63)

Zimmerman, B. J. (2000). Self-efficacy: An essential motive to learn.


(64)

Lampiran 1. Informed Consent

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT FORM)

JUDUL PENELITIAN Manfaat Menulis Pengalaman

DESKPRISI SINGKAT PROYEK PENELITIAN:

Penelitian ini meminta subjek menulis pengalaman hidup dalam waktu 20 – 30 menit selama 5 hari berurutan.

Dengan menandatangani formulir persetujuan ini saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami maksud penelitian ini dan bersedia menjadi salah satu partisipan. Saya bersedia menjawab semua pertanyaan penelitian. Saya mengikuti penelitian ini dengan sukarela dan menyetujui penggunaan data yang saya berikan untuk kepentingan penelitian.

Sleman, 23 Mei 2016

___________________ (Nama/inisial peserta*)

___________________ (Tanda tangan peserta)

____________

*jika Anda tidak ingin menuliskan nama lengkap, anda boleh menulis inisial (huruf


(65)

LAMPIRAN 2


(66)

TRY OUT

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh :

Angger Aprie Wibawa

129114111

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016


(67)

PENGANTAR

Dengan hormat,

Saya Angger Aprie Wibawa, mahasiswa semester 8 di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk keperluan skripsi. Oleh karena itu, saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk mengisi skala yang diberikan dengan jujur sesuai keadaan diri Saudara/i masing-masing. Jangan

lupa memastikan judul skala dan membaca petunjuk pengisian skala sebelum

mulai mengerjakan.

Kerahasiaan jawaban dan data diri Saudara/i dijamin dan dilindungi oleh kode etik Psikologi.

Atas bantuan Saudara/I, saya mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 18 Mei 2016 Peneliti,


(68)

LEMBAR IDENTITAS

INISIAL : ……….

JENIS KELAMIN : L / P (Lingkari salah satu) USIA : …….. tahun


(69)

PETUNJUK PENGISIAN

Skala ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi diri Saudara/i sekarang ini. Saudara/i dimohon untuk membaca setiap pernyataan yang tersedia dengan seksama. Kemudian Saudara/i diminta memilih

pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri Saudara/i sekarang.

Pilihlah jawaban dengan memberi tanda (X) pada kolom jawaban. Terdapat empat (4) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu :

SS : Apabila Saudara/i merasa Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada S : Apabila Saudara/i merasa Setuju dengan pernyataan yang ada

TS : Apabila Saudara/i merasa Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada STS : Apabila Saudara/i merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang

ada

Jika Saudara/i ingin mengganti jawaban, berilah tanda (Ӿ) pada jawaban yang dirasa kurang sesuai. Kemudian Saudara/i berikan tanda (X) pada jawaban yang dirasa lebih sesuai dengan kondisi Saudara/i saat ini.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah karena jawaban yang Saudara/i berikan merupakan kondisi yang Saudara/i rasakan saat ini. Oleh sebab itu, Saudara/i dimohon mengisi skala ini secara jujur.

Jangan sampai ada nomor yang terlewatkan. Periksa kembali jawaban

Saudara/i setelah selesai mengerjakan.


(70)

No Pernyataan STS TS S SS 1 Ketika aku membuat rencana, aku yakin dapat

menjalankan rencana tersebut.

2 Aku yakin mampu mencapai segala tujuan yang penting bagiku.

3 Aku mampu menghadapi berbagai tantangan. 4 Aku berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan

pekerjaanku serumit apa pun itu.

5 Salah satu kelemahanku adalah tidak dapat melakukan pekerjaan yang seharusnya aku kerjakan. 6 Aku ragu mampu berusaha mengerjakan pekerjaan

yang tidak menyenangkan.

7 Aku enggan melakukan pekerjaan yang baru.

8 Aku mudah menyerah dalam memperlajari hal baru. 9 Jika aku gagal mengerjakan suatu pekerjaan, aku

akan terus mencoba hingga berhasil.

10 Aku akan pantang menyerah untuk menyelesaikan pekerjaanku.

11 Kegagalan membuat aku mencoba lebih keras lagi. 12 Aku yakin mampu mengandalkan kemampuanku

sendiri.

13 Aku ragu dengan rencana yang aku buat sendiri. 14 Saat aku membuat tujuan penting bagi diriku, aku

merasa tidak dapat mencapainya.

15 Aku menghindar untuk menghadapi berbagai kesulitan.

16 Ketika menghadapi sesuatu yang tampak rumit, aku enggan mencobanya.

17 Aku mampu menyelesaikan semua pekerjaanku dengan baik.


(71)

No Pernyataan STS TS S SS 18 Aku akan tetap mengerjakan pekerjaanku yang tidak

menyenangkan sampai selesai.

19 Ketika aku memutuskan untuk melakukan hal baru, aku akan melakukannya dengan benar.

20 Aku pantang menyerah ketika gagal mempelajari hal baru.

21 Aku akan berhenti mencoba ketika sudah berhadapan dengan kegagalan.

22 Aku menyerah pada banyak hal sebelum aku menyelesaikannya.

23 Kegagalan membuatku menyerah.

24 Aku akan lebih banyak bergantung pada orang lain. 25 Aku yakin dengan kemampuanku melakukan

sesuatu.

26. Aku yakin mampu memecahkan masalah-masalah yang sulit jika berusaha cukup keras.

27 Aku merasa tetap fokus pada target dan menganggap bahwa mencapai tujuanku adalah hal yang mudah. 28 Aku bisa tetap tenang ketika menghadapi kesulitan

karena mampu mengandalkan kemampuanku. 29 Saat terjadi masalah yang tidak terduga, aku tidak

yakin mampu menanganinya dengan baik.

30 Aku menghindar untuk mencoba hal baru yang tampak terlalu sulit bagiku.

31 Aku ragu mampu menghadapi peristiwa-peristiwa yang tidak terduga.

32 Aku tidak mampu memprediksi cara menangani pekerjaan-pekerjaan yang tidak terduga.


(72)

No Pernyataan STS TS S SS 34 Aku yakin dapat mengatasi berbagai persoalan yang

datang dalam hidupku.

35 Aku mampu mencari cara untuk mendapatkan apa yang aku mau walaupun seseorang menentangku. 36 Aku mudah menemukan beberapa solusi ketika

berhadapan dengan masalah.

37 Aku cemas akan kemampuanku melakukan sesuatu. 38 Aku tidak yakin mampu memecahkan

masalah-masalah yang sulit walaupun sudah berusaha cukup keras.

39 Aku sulit untuk tetap fokus dan mencapai tujuanku. 40 Aku merasa cemas ketika menghadapi kesulitan

karena tidak mampu mengandalkan kemampuanku. 41 Aku dapat mengatasi masalah-masalah tidak terduga

dengan baik.

42 Aku akan mencoba mempelajari hal-hal baru walaupun tampak sulit.

43 Aku yakin bahwa diriku mampu menghadapi peristiwa-peristiwa yang tidak terduga.

44 Aku bersyukur mampu berpikir jangka panjang, sehingga aku tahu bagaimana menangani situasi-situasi yang tidak diduga.

45 Aku adalah orang yang pesimis.

46 Tampaknya aku tidak mampu mengatasi berbagai persoalan yang datang dalam hidup.

47 Aku akan berhenti berusaha ketika perbuatanku ditentang orang lain.

48 Aku tidak mampu menemukan solusi-solusi ketika berhadapan dengan masalah.


(73)

No Pernyataan STS TS S SS 49 Aku pasti akan menyelesaikan tugas sesulit apa pun.

50 Aku percaya mampu meraih kesuksesan dalam sebagian besar rencanaku.

51 Aku merasa lebih mampu mengerjakan sebagian besar tugas daripada orang lain.

52 Aku bisa tampil cukup baik meskipun dalam keadaan sulit

53 Aku tidak yakin mampu memecahkan sebagian besar masalah walaupun sudah menggunakan usaha yang tepat.

54 Aku ragu mampu mencapai targetku.

55 Aku ragu mampu mendapatkan hasil yang penting bagiku.

56 Aku ragu mampu mengerjakan berbagai tugas berbeda secara efektif.

57 Aku mampu memikirkan apa yang harus dilakukan ketika dalam masalah.

58 Aku yakin mampu mengatasi semua rintangan dalam mencapai tujuanku.

59 Aku yakin mampu sukses mengatasi banyak tantangan dalam hidupku.

60 Aku mengerahkan seluruh usahaku untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

61 Aku merasa ragu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sulit.

62 Aku merasa ragu bahwa aku mampu sukses dalam sebagian besar rencanaku.

63 Orang lain lebih mampu mengejakan sebagian besar tugas dibanding aku.


(74)

No Pernyataan STS TS S SS 64 Dalam keadaan sulit aku tidak mampu berbuat

apa-apa.

65 Aku yakin mampu memecahkan sebagian besar masalah jika menggunakan usaha yang tepat. 66 Aku yakin mampu mencapai sebagian besar target

yang sudah aku rancang.

67 Aku yakin mampu mendapatkan hasil yang penting bagiku.

68 Aku yakin mampu melakukan berbagai tugas berbeda secara efektif.

69 Aku menjadi bingung dan kacau ketika menghadapi masalah.

70 Aku ragu dalam mengatai rintangan yang menghalangi keberhasilanku.

71 Aku ragu akan kemampuanku menghadapi tantangan.

72 Aku mengerjakan suatu pekerjaan hanya dengan setengah hati.

73 Aku yakin dapat bertanggungjawab akan tugasku sesulit apa pun itu.

74 Aku yakin mampu menyelesaikan tugasku dengan baik walaupun tampak sulit.

75 Aku mampu menyelesaikan setiap tingkatan tugas dari mudah hingga sulit dengan baik.

76 Aku yakin mampu mengerjakan tugas-tugasku secara maksimal.

77 Aku hanya akan mengerjakan tugas yang aku sukai. 78 Aku terlalu fokus pada satu tugas yang sedang aku


(75)

No Pernyataan STS TS S SS 79 Pengetahuanku akan berbagai bidang ilmu masih

minim.

80 Aku merasa hanya mampu mengerjakan satu atau dua pekerjaan saja.

81 Aku mampu fokus mengerjakan tugas yang aku miliki

82 Gangguan dari lingkungan tidak mempengaruhi usahaku untuk menyelesaikan tugas dengan baik. 83 Aku merasa semakin tertantang untuk bekerja

dengan lebih baik ketika dihadapkan pada masalah. 84 Keraguan orang lain akan kemampuanku

membuatku lebih termotivasi untuk semakin berusaha mencapai kesuksesan.

85 Aku tidak mempedulikan tugas-tugas yang menurutku sulit.

86 Aku ragu dapat menyelesaikan tugas yang tampak sulit.

87 Aku hanya mampu menyelesaikan tugas-tugas mudah.

88 Aku akan mengerjakan tugas-tugasku dengan usaha seadanya.

89 Aku yakin mampu menyelesaikan semua tugas yang aku miliki dengan baik.

90 Aku yakin mampu melakukan beberapa kegiatan lain sambil tetap mengerjakan tugas utamaku.

91 Aku yakin mampu menguasai berbagai bidang ilmu. 92 Aku merasa memiliki cukup energi untuk


(76)

No Pernyataan STS TS S SS 93 Aku memilih bermain daripada mengerjakan

tugas-tugasku.

94 Aku tidak mampu menyelesaikan tugasku dengan baik ketika ada gangguan dari lingkungan.

95 Aku merasa masalah-masalah yang ada hanya menghambatku untuk meraih keberhasilan.

96 Aku mudah putus asa ketika orang lain meragukan kemampuanku

97 Aku yakin mampu mengatasi berbagai tantangan yang diberikan orang lain.

98 Aku merasa ragu mampu menyelesaikan tantangan dari orang lain.


(77)

Lampiran 3. Tabel Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Efikasi Diri Case Processing Summary

N %

Cases Valid 79 100.0

Excludeda 0 .0

Total 79 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items


(1)

Lampiran 12. Tabel Uji Normalitas Gain Score

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

GainScoreEks 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%


(2)

Descriptives

Statistic Std. Error

GainScoreEks Mean 16.90 5.658

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.31

Upper Bound 28.49

5% Trimmed Mean 13.00

Median 11.00

Variance 928.382

Std. Deviation 30.469

Minimum -18

Maximum 147

Range 165

Interquartile Range 20

Skewness 2.991 .434

Kurtosis 11.868 .845

GainScoreKon Mean 2.76 2.657

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -2.68

Upper Bound 8.20

5% Trimmed Mean 2.58

Median 2.00

Variance 204.690

Std. Deviation 14.307

Minimum -35

Maximum 49

Range 84

Interquartile Range 12

Skewness .413 .434


(3)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GainScoreEks .206 29 .003 .709 29 .000

GainScoreKon .171 29 .029 .896 29 .008


(4)

(5)

(6)

Lampiran 15. Tabel Uji Beda Non Parametrik Mann-Whitney U

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

GainScore 58 9.83 24.646 -35 147

Variabel 58 1.50 .504 1 2

Ranks

Variabel N Mean Rank Sum of Ranks

GainScore Eksperimen 29 34.90 1012.00

Kontrol 29 24.10 699.00

Total 58

Test Statisticsa

GainScore

Mann-Whitney U 264.000

Wilcoxon W 699.000

Z -2.436

Asymp. Sig. (2-tailed) .015