43
3.4. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian ini sebagai berikut :
1. Studi Pustaka. Yaitu penelitian yang mempelajari literatur dan artikel tentang kinerja
perusahaan yang go publik guna mendapatkan dasar tertulis yang akan digunakan dalam melakukan pembahasan.
2. Studi Lapangan. Survei dilakukan di Bursa Efek Indonesia, serta dengan pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen–dokumen dengan cara mencari dan mengumpulkan data dengan mengambil data–data yang sudah
dipublikasikan oleh pemerintah, industri atau sumber–sumber individual.
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Analisis Mann Whitney
Analisis Mann Whitney mempunyai tujuan yang sama dengan uji t pada statistik parametrik, yakni untuk mengetahui apakah dua buah sampel
yang bebas berasal dari populasi yang sama. Santoso, 2001:118 Proses analisis Mann Whitney adalah:
1. Perhitungan a. Data diurutkan dari nilai terkecil ke terbesar
b. Kemudian dilakukan penjumlahan angka ranking berdasarkan nomor yang didapat
44
c. Lalu dicari nilai U untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus:
U = Rx
nx nx
n n
−
+
+ 1
2 1
2 .
1 Santoso, 2001:123
Dimana: ni
= jumlah variabel 1 n2
= jumlah variabel 2 Rx
= jumlah ranking X
= kode variabel, jika dihitung sampel 1, maka akan menjadi n1
2. Proses Pengambilan Keputusan a. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan Ha : Terdapat perbedaan secara nyata
b. Dasar pengambilan keputusan • Dengan membandingkan angka z hitung dengan z tabel:
Jika z hitung z tabel, maka Ho diterima Jika z hitung z tabel, maka Ho ditolak
• Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas 0,05 maka Ho diterima
Probabilitas 0,05 Ho ditolak c. Keputusan
• Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel
45
Menghitung z berdasarkan nilai U, dengan rumus:
Z =
1 2
1 .
2 .
1 .
12 1
2 .
1 .
2 1
+ +
−
n n
n n
n n
U
Santoso, 2001:124
Mencari z tabel: Untuk tingkat kepercayaan 95 dan uji dua sisi standar untuk
perhitungan di SPSS, didapat nilai z tabel adalah ±1,96.
• Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Jika nilai probabilitas yang diperoleh 0,05 maka Ho ditolak
Jika nilai probabilitas yang diperoleh 0,05 maka Ho diterima
3.5.2. Analisis Diskriminan
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dikriminan. Setelah data diperoleh dalam proses pengumpulan data
kemudian diolah untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan rumusan masalah yang ada. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah:
1. Analysis Case Processing Summary untuk mengetahui jawaban respoden semua sah dan data yang hilang
Ho ditolak Ho diterima
Ho ditolak
-1,96 +1,96
46
2. Group Statistic untuk menunjukan jumlah respoden yang termasuk dalam kelompok
3. Test Of Equality Group Means untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antar grup dengan dasar uji
F 4. Variable EnteredRemoved
untuk mengetahu variabel mana yang dapat dimasukan ke dalam persamaan diskriminan
5. Variabel In The Analysis untuk mengetahui rangkaian proses tahap sebelumnya, mengenai
pemilihan variabel untuk dimasukkan ke dalam proses 6. Classification Result
menunjukan angka ketepatan prediksi dri model diskriminan. pada umum ketepatan diatas 50 dianggap memadai atau valid.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Pasar Modal di Indonesia yang sekarang ini kita kenal sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda.
Tujuan pemerintah kolonial Belanda mendirikan pasar modal pada waktu itu adalah untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi
usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Para investor yang berkecimpung di bursa efek pada waktu itu adalah orang-
orang Hindia Belanda dan Eropa lainnya. Munculnya pasar modal di Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya Vereniging woor de
Efefectenhandel di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912.
Perkembangan pasar modal di Jakarta pada waktu itu cukup menggembirakan, sehingga pemerintahan kolonial Belanda terdorong
untuk membuka bursa efek dikota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang
tidak menguntungkan ini, pemerintah kolonial Belanda menutup bursa efek di Surabaya maupun di Semarang yang kemudian memusatkan
perdagangan efek di Jakarta. Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1940