34
Total Asset Turn Over =
asset total
Penjualan
5. Periode Penagihan Piutang
Rasio ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan
dengan informasi yang digambarkan receivable turn over. Periode Penagihan Piutang =
hari per
penjualan rata
- rata
piutang
2.2.3. Kemampuan Rasio Leverage, Likuditas, Solvabilitas, Profitabilitas
dan Produktivitas Dalam Prediksi Peringkat Obligasi
Menurut Teori Signal mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal pada pengguna laporan keuangan.
Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat mejadi kondisi keuangan perusahaan dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan hutang yang dimiliki Raharja dan Sari, 2008:214. Dalam proses penilain rating
dilakukan dengan mempertimbangkan segala yang berhubungn dengan keuangan dan informasi non keuangan, antara lain opersional perusahaa,
manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaan, dan perencanaan perusahaan Karyani dan Adler, 2006:285. Beberapa diantaranya rasio
keuangan adalah leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas.
Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio
35
leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai dengan hutang dan smekain kecil risiko kegagalan perusahaan. Menurut Burton,
Adam dan Hardwick 1998 dalam Raharja dan Sari2008:220 mengatakan semakin rendah rasio leverage perusahaan, semakin baik
peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.
Rasio likuiditas menunjukkan kemmapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang jangka pendek. Penelitian Carson
dan Scott 1997 dan Bouzoita dan Young 1998 dalam Raharja dan Sari 2008:220 menemukan hubungan antara likuiditas dengan peringkat
hutang, semakin tinggi likuiditas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Menurut Chan dan Jagadeesh 1999 Raharja dan Sari
2008:224dalam mengemukakan bahwa semakin besar rasio likuditas perusahaan, maka semakin baik pula peringkat perusahaan tersebut Sari,
2004 dan Nurhasanah, 2003 dalam Raharja dan Sari 2008:224 Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi semua kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek yang jatuh tempo. Dalam penelitian Horrigan 1996 dalam Raharja dan
Sari 2008:220 menemukan bahwa rasio solvabilitas cenderung signifikan beprengaruh positif dengan peringkat obligasi. Semakin kecil angka rasio
ini maka semakin kecil fleksibilitas keuangan perusahaan dan smekain besat kemungkinan perusahaan menghadapi masalah keuangan di masa
yang akan datang. Semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut.
Menurut Raharja dan Sari 2008:220 Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun bagi modal sendiri.
36
Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menurut
Brotman 1989 dan Bouzoita Young 1998 dalam Raharja dan Sari 2008:220 menemukan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin rendah resiko ketidakmampuan membayar dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Menurut
Sulistyastuti 2002 dalam Raharja dan Sari 2008:224 semakin tinggi rasio profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan perusahaan membayar dan semakin baik pula peringkat obligasinya.
Rasio produktivitas ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber – sumber dana yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
secara signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi Horrigan, 1996 dalam Raharja dan Sari 2008:220. Semakin tinggi produktivitas
perusahaan maka semkain baik pula peringkat yang diberikan pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio leverage, likuditas,
solvabilitas, profitabilitas dan produktivitas dapat digunakan untuk membedakan antara perusahaan yang obligasinya masuk kategori
investment grade atau non investement grade.
37
2.3. Kerangka Konseptual