yaitu α , β , ƴ , δ . Flavonoid mer upakan senyawa fenolik yang terdapat pada tanaman yang memiliki struktur dasar C
6
-C
3
-C
6
dengan terikat pada dua cincin aromatis. Contoh senyawa flavonoid adalah epigenin, antosianin, quersetin dan lain-lain
Pokorny et al., 2001. Beradasarkan mekanisme kerjanya antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu
antioksidan enzimatik dan antioksidan non enzimatik. Antioksidan enzimatik terdiri dari superoxide dismutase SOD, glutathione peroxidase GPx, catalase
CAT, sedangkan antioksidan non enzimatik antara lain adalah ascorbic acid vitamin C, α -tocopherol vitamin E, gluthathione GSH, carotenoid, flavonoids,
dan antioksidan lainnya. Baik antioksidan enzimatik maupun antioksidan non- enzimatik keduanya sama-sama berfungsi untuk mencegah terhadap pengaruh
buruk radikal bebas Valko et al., 2006.
F. Metode DPPH
Pengujian aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat menggunakan metode DPPH. DPPH merupakan suatu radikal bebas yang stabil, kestabilan dari
radikal DPPH disebabkan oleh adanya delokalisasi pasangan elektron secara menyeluruh. Biasanya senyawa antioksidan adalah senyawa fenol yang mempunyai
gugus hidroksi -OH yang dapat mendonorkan atom hidrogen kepada radikal DPPH Sulistiyowati, Cahyono dan Swastawati, 2013. Metode DPPH memberikan
serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm yang menghasilkan warna violet gelap. Prinsip dari metode DPPH adalah melalui donor elektron oleh senyawa
antioksidan kepada radikal DPPH. Penangkapan radikal DPPH oleh senyawa
antioksidan menyebabkan elektron pada radikal DPPH menjadi berpasangan kemudian akan terjadi pemudaran warna larutan DPPH yang sebanding dengan
jumlah elektron yang diambil. Makin kuat kemampuan senyawa antioksidan dalam menangkal radikal DPPH maka warna yang dihasilkan juga akan makin memudar
Kuncahyo dan Sunardi, 2007. Pengujian senyawa antioksidan secara kuantitatif dapat menggunakan
metode DPPH karena uji senyawa antioksidan dengan metode tersebut cukup sederhana, mudah, cepat, peka dan memerlukan sedikit sampel. Uji aktivitas
penangkapan radikal DPPH dapat dinyatakan dalam nilai IC
50
. Nilai IC
50
menunjukkan konsentrasi senyawa antioksidan
yang dibutuhkan untuk menghambat 50 radikal DPPH Kuntorini dan Astuti, 2010. Makin kecil nilai
IC
50
menunjukkan makin besarnya kemampuan antioksidan suatu senyawa yang digunakan Kristiana, Ariviani dan Khasanah, 2012.
G. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan peristiwa perpindahan masa suatu zat aktif yang semula berada di dalam sel kemudian akan ditarik oleh cairan penyari, sehingga zat
aktif dalam sampel tersebut dapat larut dalam cairan penyari. Penyarian simplisia akan makin efektif bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan
cairan penyari makin luas, sehingga dengan demikian makin luas permukaan serbuk simplisia maka proses penyarian juga akan makin baik. Cairan penyari yang
digunakan harus mencapai seluruh permukaan serbuk simplisia dan dapat secara
terus-menerus mendesak zat yang terkandung dalam simplisia tersebut Depkes RI, 1986.
Maserasi berasal dari kata macerase yang berarti mengairi, melunakkan. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana, yaitu dengan
menghaluskan simplisia dengan dipotong-potong hingga berbentuk serbuk kemudian disatukan dengan bahan pengekstraksi. Hasil rendaman tersebut
kemudian disimpan di tempat yang terlindung cahaya langsung dan dikocok kembali. Lama waktu untuk melakukan maserasi berbeda-beda. Farmakope
Indonesia mencantumkan waktu maserasi dapat dilakukan antara 4-10 hari. Berdasarkan pengalaman waktu maserasi yang paling memadai adalah lima hari.
Pada saat melakukan maserasi, sampel yang direndam dalam cairan penyari harus dilakukan penggojokan berulang kira-kira dua sampai tiga kali sehari Voigt, 1995.
Maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari yang digunakan. Simplisia yang digunakan
juga tidak boleh mudah mengembang dalam cairan penyari. Cairan penyari yang dapat digunakan dengan metode maserasi dapat berupa air, etanol, air-etanol atau
pelarut lain Depkes RI, 1986.
H. Spektrofotometri