c. Physical Design Pada tahap ini logikal skema dilengkapi dengan detail-detail
implementasi fisik. Hasil dari tahap ini disebut physical schema.
2.8.1. Conceptual Database Design
Hasil dari fase ini adalah conceptual schema yang dinyatakan dalam conceptual data model menggunakan ER
Diagram. ER Diagram digunakan untuk membantu proses pemodelan data. ER Diagram mempunyai dua komponen utama
yaitu entitas dan relasi. Entitas merupakan objek nyata yang dapat dibedakan satu
sama lain. Setiap entitas memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik entitas tersebut. Relasi merupakan hubungan antar
entitas. Dalam ER diagram terdapat bermacam-macam cara penggambaran relasi antara entitas satu dengan yang lainnya, yaitu:
1. Relasi Satu Lawan Satu One to One Relationship Relasi ini terjadi apabila setiap entitas pada himpunan entitas A
berhubungan dengan paling banyakdengan satu entitas pada himpunan entitas, begitu pula sebaliknya. Hubungan ini
disimbolkan dengan 0..1 atau 1..1. 2. Relasi Satu Lawan Banyak One to Many Relationship
Relasi ini terjadi apabila setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B,
tetapi tidak sebaliknya. Setiap himpunan entitas pada himpunan
entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A. Hubungan ini disimbolkan dengan 1..
atau 0.. . 3. Relasi Banyak Lawan Banyak Many to Many Relationship
Relasi ini terjadi apabila setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan
entitas B, demikian juga sebaliknya. Hubungan ini disimbolkan dengan .. .
Ada banyak variasi bentuk notasi komponen ER diagram. Berikut ini adalah gambar dari komponen ER
diagram:
Gambar 2.4 Notasi Komponen ER diagram
2.8.2. Logical Database Design dan Physical Database Design
Conceptual schema yang sudah dilakukan pada conceptual
design diterjemahkan ke model data yang sesuai dengan DBMS
yang digunakan. Hasil dari fase ini disebut logical schema yang dinyatakan dalam logical data model dan digambarkan
menggunakan relational model. Pada tahap ini harus dilakukan optimalisasi terhadap operasi yang akan dilakukan terhadap data
yang ada. Teknik yang dilakukan dalam mengoptimalisasikan operasi tersebut adalah normalisasi. Normalisasi bertujuan untuk
meminimumkan grup elemen data yang mengalami redundancy dalam database sehingga memudahkan proses penyisipan,
penghapusan dan pengembangan database. Pada tahap ini logikal skema dilengkapi dengan detail-detail implementasi fisik. Hasil
dari tahap ini disebut physical schema.
2.9.Tahap Pengembangan Multimedia
Menurut Luther 1994 yang dikutip oleh Sutopo 2003, metodologi pengembangan multimedia dibagi jadi 6 tahap, yaitu:
Gambar 2.5 Tahap Pengembangan Multimedia Tahap Concept
Pada tahap ini, dilakukan penentuan tujuan dari multimedia yang dikembangkan serta pengguna yang akan menggunakan
multimedia yang dikembangkan. Pemahaman terhadap karakteristik pengguna perlu dilakukan karena tingkat
kemampuan pengguna akan sangat mempengaruhi pembuatan desain.
Tahap Design Pada tahap ini dilakukan spesifikasi rinci mengenai arsitektur
proyek, gaya dan kebutuhan untuk proyek. Tahap Material Collecting
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clipart, image
, animasi, audio serta pembuatan gambar grafik, foto,
audio dan lain-lain yang diperlukan pada tahap assembly pembuatan.
Tahap Assembly Pada tahap assembly pembuatan dilakukan pembuatan
seluruh obyek multimedia. Pembuatan dilakukan berdasarkan output
dari tahap design. Tahap Testing
Tahap testing pengujian dilakukan setelah tahap assembly selesai dilakukan dan seluruh data telah dimasukkan. Pertama-
tama akan dilakukan testing modular untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan.
Tahap Distribution Pada tahap distribusi ini akan dilakukan penyaluran terhadap
multimedia serta evaluasi terhadap multimedia yang dikembangkan.
2.10. Adobe Flash CS5