23
Pendapat lain dikemukakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Yusup, Pawit M 2009 kebutuhan informasi terdiri dari:
1. Kebutuhan kognitif.
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan
lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Hal ini memang benar bahwa
orang menurut pandangan psikologi kognitif mempunyai kecenderungan untuk mengerti dan mengausai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini
juga dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
2. Kebutuhan afektif.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media,
baik media cetak maupun media elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televisi, menonton
film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan.
3. Kebutuhan integrasi personal personal integrative needs.
Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat
seseorang untuk mencari harga diri.
4. Kebutuhan integrasi sosial social integrative needs.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk
bergabung atau berkelompok dengan orang lain.
5. Kebutuhan berkhayal escapist needs.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan
diversion p. 338-339
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi timbul dengan adanya kebutuhan pengguna dalam mencari informasi dimana
informasi yang dicari juga dipengaruhi oleh lingkungan, psikolog, hasrat seseorang dalam mencari hiburan.
2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Informasi sangat dibutuhkan setiap manusia untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Lingam dalam Astuti 2008 secara terperinci, Crawford menyatakan
bahwa kebutuhan informasi tergantung pada:
Universitas Sumatera Utara
24
1. Aktifitas pekerjaannya work activity. 2. Bidang pekerjaanya yang disukai disciplinefieldarea of interest.
3. Ketersediaan fasilitas availability of facalities. 4. Kedudukanya sebagai seseorang individu hierarchical positin of individuals.
5.Faktor motivasi terhadap kebutuhan informasi motivation factors for
information needs. 6. Keperluaan untuk membuat keputusan need to make decision.
7. Keperluaan untuk mencari ide baru need to seek new ideas. 8. Keperluaan untuk memvaliditasikebenaran need to validate the correct ones.
9.Keperluan untuk membuat kontribusi profesional need to make profesional contributions.
10.Keperluan untuk membuat prioritas penemuan, dan sebagainya need to establish priority fo discovery p. 17.
Sedangkan Menurut
menurut Sulistyo-Basuki 2004 menyatakan bahwa kebutuhan informasi ditentukan oleh:
1. Kisaran informasi yang tersedia 2. Pengguna informasi yang akan digunakan
3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional dan karakteristik masing-masing pemakai
4. Sistem sosial, ekonomi dan politik tempat pemakai berada 5. Konsekuensi pengguna informasi p. 396.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah adanya aktifitas pekerjaan, latar belakang
motivasi dan karakteristik masing-masing pemakai dalam mencari informasi. Berdasarkan bebarapa teori di atas yang dimaksud dengan kebutuhan
informasi adalah sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup kurang,
mengenai suatu subjek terterntu yang ingin diketahui guna menambah pengetahuan dengan indikator : 1 Current need approach artinya pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna informasi yang sifatnya mutakhir; 2Everyday need approach artinya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna informasi yang setiap hari. 3Exhaustic
need approach artinya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna informasi yang relevan, spesifik, dan lengkap; 4 Catching-up need approach artinya pendekatan
terhadap kebutuhan pengguna informasi yang ringkas,mutakhir, dan relevan.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan alasan penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih jauh detail
mengenai suatu gejala atau fenomena. Menurut Arikunto, 2010 “penelitian deskriptif adalah penelitian untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian p. 3”.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada Pascasarjana S2 Ilmu Hukum Jl. Abdul Hakim No.4 Kampus USU Medan 20155. Alasan peneliti memilih tempat penelitian
tersebut karena pemanfaatan sumber daya informasi elektronik lengkap, koleksinya mutakhir.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto 2002 menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian p. 108”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Pascasarjana S2 Ilmu Hukum yang masih aktif kuliah TA.20102011 – TA 20122013 berjumlah 410 mahasiswa.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono 2007 “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi p. 91”.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis mengidentifikasi dari sejumlah mahasiswa yang paling sering membutuhkan
dan mencari informasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mengunakan rumus Slovin menurut Umar 2008 yaitu:
Universitas Sumatera Utara