7
4. untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan p. 30.
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui yang telah ditetapkan dalam pengamatan terhadap suatu objek tertentu.
2.1.3 Teknik Evaluasi
Dalam membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses evaluasi diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan
teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes alternative test.
Menurut Hisyam Zaini, dkk. dalam Qomari 2008, mengelompokkan tes sebagai berikut:
a. Menurut bentuknya; secara umum terdapat dua bentuk tes, yaitu tes
objektif dan tes subjektif.
b. Menurut ragamnya; tes esai dapat diklasifikasi menjadi tes esai terbatas
restricted essay, dan tes esai bebas extended essay p. 8.
2.1.4 Standar Evaluasi Suatu evaluasi yang dapat mencapai standar adalah evaluasi yang sifatnya
ideal, artinya evaluasi memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program.
Menurut Umar, Husein 2002
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama yaitu :
a. Utility manfaat
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
b. Accurancy akurat
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
c. Feasibility layak
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak p. 40
Sedangkan menurut Joint, Commite dalam Tayibnapis 2000: 8 standar yang dipakai dalam evaluasi yaitu:
a. Utility adalah bermanfaat dan praktis.
b. Accurancy adalah secara teknik tepat.
c. Feasibility adalah realistik dan teliti.
d. Proppriety adalah dilakukan dengan legal dan etik p. 8.
Universitas Sumatera Utara
8
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa standar evaluasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang tepat yaitu utility, accurancy,
feasibility, proppriety.
2.1.5 Model Evaluasi
Model evaluasi sangat penting dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan agar strategi yang sudah dirnacang memperoleh informasi yang akurat.
Menurut Tayibnapis, Farida Yusuf 2000
Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi yaitu:
1.
Model Evaluasi CIPP Pendekatan yang beroerientasi pada pemegang keputusan untuk menolong
administrator membuat keputusan . Model evaluasi ini terdiri atas: a. Contect Evaluating to serve panning decition. Konteks evaluasi ini
membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program
b. Input evaluation, structuring decition. Evaluasi ini menolong mengatur keputusan,menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
c. Proses evaluating, to serve implementation decition. Evaluasi proses untuk membatu mengimplementasikna keputusan, sampai sejauh mana rencana
telah diterapkan. d.Product evaluation, to serve recycling decition. Evaluasi produk untuk
menolong keputusan selanjutnya.
2.
Evalusi Model UCLA Model UCLA lima macam evaluasi yaitu
a. Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem
b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c. Program implementasikan , yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi. e. Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna
program.
Universitas Sumatera Utara
9
3. Model Brinkerhoff. Model Brinkerhoff menemukakan tiga golongan evaluasi yaitu:
a. Fixed vs Emergent Evaluation Design. Desain dikembangkan berdasarkan
tujuan program disertai seperangkat pertanyaan yang akan dijawab oleh informasi yang akan diperoleh dari sumber-sumber tertentu.
b. Formatif vs Sumatif Evaluation. Evaluasi Formatif digunakan untuk
memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki proyek, kurikulum, atau lokakarya.
c. Experimental atau quasi eksperimental Design vs NaturalUnobtusivase
Inquiry. Apakah evaluasi akan melibatkan intervensi ke dalam kegiatan program moncoba, memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variable
dipengaruhi dan sebagainya atau hanya diamati.
4.Model Stake atau model Countenance Analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang
cukup besar dalam bidang ini dan melatakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh
dalam bidang evaluasi p. 14-21.
Menurut Umar, Husein 2002, Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi yaitu :
1. Sistem assessment
Yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan
informasi mengenai posisi terakhir dari sauatu elemen program yang tengah diselesaikan.
2. Program planning
Yaitu evalusi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
3. Program implementation
Yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang telah
direncanakan.
4. Program Improvement
Yaitu evaluasi orang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisispasi masalah-
masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.
5. Program Certification
Yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai atau manfaat program p. 41-42.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model-model evaluasi memiliki perbedaan dalam funsinya tetapi secara umum model-model tersebut
Universitas Sumatera Utara
10
memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.1.6 Pendekatan-pendekatan terhadap Evaluasi