berjalan. Bappebti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi di bawah Departemen Perdagangan, saat ini telah mulai melakukan percontohan
Pasar Lelang Komoditas walaupun belum kontinyu. Demikian juga Departemen Pertanian telah melakukan hal yang sama. Pendirian Pasar Lelang
Komoditas harus menjadi komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah, dan hal ini harus merupakan bagian dari pembangunan fasilitias umum untuk
mendukung perekonomian berbasis pertanian.
52
2. Praktek Resi Gudang Setelah ada UU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang
Setelah terbitnya UU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, pelaksanaan perdagangan komoditi pertanian dengan menggunakan Resi
Gudang diharapkan dapat meningkat lebih banyak lagi. Di samping itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat dengan Jaminan Resi Gudang, khususnya
kepada petani-pekebun-nelayan kecil, diharapkan lebih meningkat jumlahnya, lebih mudah mendapatkannya, lebih maksimal plafon kreditnya, lebih murah
tingkat suku bunganya dan lebih mudahlebih murah prosedur pergudangannya. Pemerintah perlu membangun lebih banyak Gudang
Terakreditasi di semua sentra produksi pertanianperkebunanperikanan di seluruh Indonesia. Di samping itu, pemerintah perlu membangun lebih banyak
Pasar Lelang Komoditas Agribisnis, agar para petani semakin mudah memperdagangkan hasil panennya melalui Sistem Resi Gudang. Bursa
52
Rahardi Ramelan, “Resi Gudang untuk Petani”, www.leapidea.com
diakses tanggal 23-3-2012
Universitas Sumatera Utara
Berjangka Komoditi juga perlu terus disempurnakan agar dapat mendukung Sistem Resi Gudang.
Dalam pola Resi Gudang , petani menyimpan gabahnya ke Pengelola Gudang milik Unit Pengelolaan Jasa Alsintan UPJA, dan kemudian petani
mendapat bukti penyimpanan dalam bentuk Resi Gudang. Resi Gudang selanjutnya dijadikan jaminan seperti surat berharga ke lembaga keuangan
untuk mendapatkan dana talangan. Petani mendapatkan dana senilai 70 tujuh puluh persen dari total harga gabah yang dititipkan di gudang
berdasarkan harga yang berlaku di pasaran saat itu. Setelah berjalan beberapa waktu 3-4 bulan, yaitu pada masa paceklik atau pada saat harga gabah di
pasaran cukup tinggi, pemilik dana serta manajerpengurus UPJA menjual gabah milik petani. Penjualan biasanya dilakukan dengan sistem lelang untuk
mendapatkan harga tertinggi. Dari hasil penjualan tersebut petani dapat menebus dan mengembalikan pinjaman ke lembaga keuangan. Selanjutnya
setelah dikurangi harga penjualan gabah petani harga pasar pada saat perjanjian Resi Gudang, akan terdapat selisih harga atau keuntungan.
Keuntungan tersebut selanjutnya dibagi ke semua pihak yang terikat kontrak pola Resi Gudang dengan proporsi sesuai dengan kesepakatan.
53
Menurut J.W. Sudomo, Direktur Bursa Berjangka Jakarta, dalam berinvestasi di Resi Gudang, pemegang dokumen Resi Gudang yang dapat
dinegosiasikan negotiable document adalah pemilik sah. Hal ini memberikan kepastian hukum bagi pembeli Resi Gudang, sehingga pembeli tidak perlu
mengusut asal muasal Resi Gudang tersebut. Selain itu, sifat Resi Gudang
53
Iswi Hariyani R. Serfianto, Op.Cit, hal 46j
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dinegosiasikan membuat dokumen tersebut dapat diperdagangkan di bursa oleh pihak-pihak yang tidak saling mengenal. Bahkan, UU Sistem
Resi Gudang telah mengantisipasi agar Resi Gudang boleh dikeluarkan secara elektronik oleh satu Pusat Registrasi.
54
Sebagai instrumen investasi yang belum begitu populer, tentu banyak yang masih awam terhadap Resi Gudang. Sangat lumrah jika masyarakat
melontarkan berbagai pertanyaan, seperti bagaimana tingkat keuntungannya, apakah aman berinvestasi di Resi Gudang, atau mungkinkah ada pemalsuan
dalam investasi Resi Gudang. Kemungkinan-kemungkinan itu sudah diantisipasi. Tidak hanya akan mempermudah perdagangan, Resi Gudang juga
mempertimbangkan faktor keamanan. Dengan makin majunya teknologi, proses pemeriksaan dokumen Resi
Gudang secara elektronik makin mudah, termasuk dapat mendeteksi tingkat kebenaran pemilik Resi Gudang dalam menjual barang yang ada sesuai
dengan keterangan dalam dokumen tersebut. Prinsipnya, proses penjualan investasi Resi Gudang memiliki tingkat risiko yang sama dengan transaksi
jual beli saham perusahaan publik. Perdagangan kontrak berjangka yang subjeknya sama dengan Resi Gudang diharapkan dapat memajukan Sistem
Resi Gudang. Untuk lebih menggerakkan perekonomian nasional, mendorong
pertumbuhan sektor ekonomi kerakyatan, meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup petani, serta memperkuat peran komoditas nasional, maka
Departemen Perdagangan melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai UU
54
Alternatif Investasi di Resi Gudang, Majalah Ekspor, Edisi 38 Tahun VI, Januari 2008, diakses dari
www.bexi.co.id tanggal 30-3-2012
Universitas Sumatera Utara
Sistem Resi Gudang. Edukasi dan sosialisasi ini dilakukan ke sejumlah provinsi dan daerah di Indonesia agar kalangan petani dan sektor UKM
mengerti benar manfaat Sistem Resi Gudang. Departemen Perdagangan yakin UUSRG dapat lebih meningkatkan manfaat pembiayaan bagi petani dan sektor
UKM serta dapat lebih memajukan sektor komoditas nasional. UU tentang Sistem Resi Gudang merupakan terobosan baru yang
melengkapi hukum penjaminan yang berlaku di Indonesia seperti jaminan gadai dan fiusia. Sistem Resi Gudang merupakan bagian integral dari sistem
pemasaran yang telah dikembangkan di beberapa negara. Sistem ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi sektor agribisnis dan agriindustri karena baik
produsen maupun sektor komersial dapat mengubah status persediaan bahan mentah dan bahan setengah jadi menjadi produk yang dapat diperjualbelikan
secara luas. Hal ini dimungkinkan karena Resi Gudang dapat diperjualbelikan, dipertukarkan, dan dalam perdagangan derivatif dapat diterima sebagai
penyelesaian transaksi kontrak berjangka yang jatuh tempo di bursa berjangka. Selain itu, dalam sistem ini fasilitas pembiayaan yang diperoleh pemilik
barang tidak hanya berasal dari perbankan atau lembaga keuangan nonbank, tetapi juga dari investor yang membeli produk Derivatif Resi Gudang.
55
Departemen Perdagangan melalui Bappebti telah melakukan pendekatan kepada sejumlah lembaga pembiayaan seperti bank nasional
maupun asing untuk turut berperan aktif dalam pengembangan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Sejumlah bank nasional maupun asing telah menyatakan
kesanggupan memberikan akses pembiayaan dalam Sistem Resi Gudang.
55
Departemen Perdagangan Beri Akses Pembiayaan bagi Petani dan Sektor UKM, 14-2- 2007, diakses dari
www.indonesia.go.id tanggal 30 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya UUSRG diharapkan dapat tercipta iklim usaha yang lebih kondusif dengan tersedianya sistem pembiayaan perdagangan yang efektif
yang diperlukan dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya. Sistem Resi Gudang dapat mendorong pengembangan sektor perdagangan dan
pertanian, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas, yang selanjutnya dapat meningkatkan daya saing komoditas tidak saja di pasar lokal
atau domestik, tetapi juga di pasar internasional.
56
Dengan UUSRG dokumen barang yang dikeluarkan Pengelola Gudang yang sudah berizin, kini sudah dapat dinegosiasikan negotiable. Hal
ini berarti pihak yang memasukkan barang dengan mudah dapat memindahtangankan dokumen Resi Gudang ke orang lain dengan hanya
melakukan endorsement atau menempatkan tanda tangan dan mencatatkannya di balik resi itu kepada siapa dokumen itu dialihkan berikut tanggalnya.
Penerima Resi Gudang juga dapat memindahtangankan dokumen itu kepada orang lain dengan cara yang sama. Selain mempermudah perdagangan,
kemungkinan pemalsuan juga dapat ditangkal. Dengan kemajuan teknologi, proses pemeriksaan mudah dilakukan secara elektronik dengan melacak
kebenaran pemilik Resi Gudang apakah memang berniat menjual barangnya.
57
Perkembangan Resi Gudang pasca keluarnya UUSRG masih belum berjalan baik. Bahkan, mantan Menteri Negara Koperasi dan UKM,
Suryadharma Ali, mengaku kecewa atas perkembangan Resi Gudang yang dinilainya lamban, karena pada tahun 2007 dari tujuh provinsi yang
mengajukan rencana program Resi Gudang hanya terealisasi dua provinsi,
56
Ibid
57
J. W. Sudomo, “Besarkah Peluang Investasi di Resi Gudang?”, Bisnis Indonesia, 15 Mei 2007, diakses dari
www.investasi-emas.com tanggal 30 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
padahal anggaran yang disediakan Rp.24 miliar. Dana tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM melalui PT Persero Kliring
Berjangka Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sinkronisasi dan koordinasi antara Kementrian Negara Koperasi dan UKM
dengan Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Badan Urusan Logistik, dan Perbankan. Koordinasi diperlukan untuk memaksimalkan peran
masing-masing instansi. Bulog, misalnya memiliki gudang yang masih bisa dimanfaatkan untuk program Resi Gudang karena saat ini penggunaannya
masih di bawah kapasitas normal, sehingga bisa menghemat dana ketimbang membangun gudang baru.
58
3. Perkembangan Penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia