Hasil belajar Tinjauan Pustaka

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar Sudjana 2009. Menurut Purwanto 2010, hasil belajar merupakan perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang merupakan pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. Hasil belajar kognitif merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada kawasan kognisi Purwanto 2010. Hasil belajar kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, mengevaluasi dan mencipta. Penilaian kemampuan kognitif dilakukan dengan tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Slameto 2010, hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal faktor dari dalam diri siswa dan faktor eksternal faktor dari luar siswa. Faktor internal merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai hasil belajar yang optimal Slameto 2010. Dalam melakukan proses belajar semua kemampuan yang dimiliki siswa dicurahkan untuk mencerna materi yang akan dipelajari. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu ditekankan adanya aktivitas siswa baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Menurut Diedrich dalam Sardiman 2009, jenis aktivitas dapat digolongkan sebagai berikut : a. Aktivitas visual visual activities, diantaranya aktivitas membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Aktivitas berbicara oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Aktivitas mendengar listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Aktivitas menulis writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Aktivitas menggambar drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Aktivitas mental mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. g. Aktivitas emosional emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan klasifikasi aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas di dalam kelas cukup kompleks dan bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan dalam kelas, tentu kelas tersebut akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal. Dengan aktivitas belajar yang optimal, siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal Sardiman 2009. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah guru. Proses belajar akan mencapai hasil yang optimal apabila terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Hal tersebut membuktikan bahwa kualitas hasil belajar dipengaruhi oleh kerjasama antara guru dengan siswa. Pemberian motivasi pada siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan aktivitas dan kreativitas baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2007 bahwa kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada siswa secara efektif dan efisien. Suasana dan kondisi saat pembelajaran berperan dalam mencapai hasil belajar yang optimal, karena itu seorang guru harus pandai menguasai keadaan sehingga siswa dapat nyaman dan memahami materi pelajaran dengan baik Prasetyaningsih 2010. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang siswa dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 dari seluruh pembelajaran. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65, sekurang kurangnya 85 dari siswa yang ada di kelas tersebut Mulyasa 2007.

2. Media animasi dalam pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENERAPAN BUKU PINTAR ELEKTRONIK (BPE) DALAM MATERI PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI SMA NEGERI 2 PEMALANG

0 25 171

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INDAH PUISI MENGGUNAKAN MODEL DRALADATER BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS X C SMA NEGERI 2 REMBANG

6 30 183

Pengembangan Modul Berbahasa Inggris pada Materi Sistem Reproduksi di SMA Negeri 1 Magelang

0 7 131

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA SETIA BUDI ABADI PERBAUNGANTAHUNPEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 22

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI SMA NEGERI 2 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 11

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 HAMPARAN PERAK TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 2 19

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI BERBANTUAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM REPRODUKSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI.

0 0 36

Penggunaan Kartu Bergambar dalam Pembelajaran Materi Sistem Reproduksi dengan Diskusi Model Team Games Tournament di SMA.

0 0 1

Pembelajaran E-learning dengan Model Posting pada Materi Sistem Reproduksi Kelas XI SMA Negeri 2 Ungaran.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DIKOMBINASIKAN DENGAN SLIDE ANIMASI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI SMA N 2 UNGARAN.

0 0 1