V. METODE PENELITIAN
5.1. Penentuan Lokasi Penelitian dan Tahun Dasar
Lokasi yang akan diteliti adalah provinsi Jambi, hal ini dikarenakan beberapa macam pertimbangan, yaitu : 1 kontribusi sektor kehutanan dalam
perekonomian provinsi Jambi cukup signifikan, 2 terdapat industri hasil hutan yang cukup besar dan cukup banyak menyerap tenaga kerja sementara industri
lain baru mulai berkembang, 3 kerusakan hutan mengancam eksistensi industri kehutanan yang ada, 4 realisasi pembangunan hutan tanaman yang cukup luas,
dan 5 luas kawasan hutan yang lebih dari 40 dari wilayah provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan tahun dasar 2005 dengan pertimbangan tahun
tersebut merupakan awal diberlakukannya kebijakan pemerintah dalam revitalisasi sektor kehutanan, data yang tersedia tahun tersebut relatif paling lengkap dan
paling dekat dengan dimulainya penelitian ini.
5.2. Jenis dan Sumber Data
Data-data yang diperlukan antar lain adalah: data pengeluaran dan struktur pengeluaran dari SUSENAS yang diterbitkan oleh BPS setiap 3 tahun,
SAKERNAS Survei Tenaga Kerja Nasional BPS tahun 2002, data SKTIR
Survai Khusus Tabungan dan Investasi Rumahtangga, SKIO Survei Khusus
Input-Output provinsi Jambi 2000 BPS, Jambi Dalam Angka tahun 2003, termasuk didalamnya PDRB provinsi Jambi menurut lapangan usaha dan
penggunaan tabel I-O provinsi Jambi tahun 1998, SNSE Indonesia tahun 2000, produksi hasil hutan provinsi Jambi statistik kehutanan, data ekspor impor
provinsi Jambi, data produksi industri hasil hutan, data kondisi dan potensi hutan
alam produksi yang masih ada, progres pembangunan hutan tanaman, data transfer dari industri HPH dan HTI kepada masyarakat sekitar, data kontribusi
pajak dari industri kehutanan dan lain-lain. 5.3. Pemilihan Metode dan Penyusunan Model
Memperhatikan : 1 permasalahan dan tujuan penelitian sebagaimana dijelaskan pada Bab I, 2 kemampuan SNSE dalam menggambarkan kondisi
ekonomi dan sosial masyarakat serta keterkaitan antar keduanya secara komprehensif, konsisten dan terintegrasi sehingga dapat menjelaskan kinerja
pembangunan ekonomi; distribusi pendapatan faktorial; distribusi pendapatan rumah tangga; pola pengeluaran rumahtangga; ketenagakerjaan; pemodelan
ekonomi dan lain-lain, serta 3 pendapat Wagner 1999 bahwa : 1 SNSE mampu menggambarkan secara komprehensif struktur perekonomian, keterkaitan
di antara aktivitas produksi, konsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi, perdagangan luar negeri, dan yang lebih utama distribusi pendapatan dalam suatu
perekonomian wilayah, 2 SNSE memberikan suatu kerangka kerja yang dapat menyatukan dan menyajikan seluruh data perekonomian wilayah dan 3 SNSE
dapat menghitung pengganda perekonomian yang sangat berguna untuk mengukur dampak dari pembangunan ekonomi terhadap produksi, distribusi
pendapatan, dan permintaan yang menggambarkan struktur perekonomian wilayah secara menyeluruh, dalam penelitian ini digunakan metode atau
pendekatan dengan SNSE. Dalam SNSE ini terdapat dua kelompok neraca yaitu neraca endogen dan
neraca eksogen. Neraca endogen terdiri dari : neraca factor produksi, neraca institusi dan neraca aktivitas atau sektor produksi.
Neraca faktor produksi dibagi menjadi empat faktor produksi tenaga kerja sesuai keahlian dan profesionalisme yaitu : 1 tenagakerja pertanian, 2
tenagakerja buruh kasar, operator angkutan dan manual, 3 tenagakerja tata usaha, tata usaha penjualan dan jasa-jasa dan 4 tenagakerja kepemimpinan,
ketatalaksanaan, professional dan militer serta faktorproduksi bukan tenagakerja atau modal.
Neraca institusi dibagi menjadi perusahaan pengolah hasil hutan, perusahaan lain, pemerintah dan rumahtangga. Rumahtangga kemudian
dikelompokan menjadi rumahtangga desa dan kota, kemudian masing-masing dibagi menurut kelompok kehutanan, pertanian selain kehutanan, industri
kehutanan dan rumahtangga lainnya dan kemudian masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi menurut rumahtangga buruh dan rumahtangga pengusaha,
sehingga total ada 16 kelompok rumahtangga. Neraca aktivitas atau sektor produksi dibagi menjadi 30 sektor dimana
sektor pertanian dan kehutanan didisagregasi menjadi beberapa sektor demikian pula sektor industri juga didisagregasi menjadi beberapa sektor industri kehutanan
dan industri lainnya. Sektor berbasis kehutanan dalam penelitian ini adalah sektor kehutanan
hulu yang memproduksi hasil hutan primer yang terdiri dari sektor kayu HTI SP25, sektor kayu rimba SP26, sektor hasil hutan lainnya SP27, sektor jasa
lingkungan SP28 serta sektor hilir kehutanan yang menghasilkan produk hasil pengolahan hasil hutan setengah jadi maupun jadi yang terdiri dari sektor industri
penggergajian dan pengolahan kayu SP36, sektor industri kayu lapis dan sejenisnya SP37, sektor industri kayu lainnya SP38, sektor industri pulp
SP39 dan sektor indutri kertas SP40. Neraca eksogen terdiri atas Impor domestik, impor international, neraca capital, pajak tidak langsung minus subsidi
dan luar negeri. Bentuk dan struktur SNSE dapat dilihat pada Lampiran 1.
5.4. Penerapan Sistem Neraca Sosial Ekonomi