SPA telah terbukti sebagai alat yang berguna dalam melakukan identifikasi keterkaitan yang penting dalam model SNSE yang kompleks. Namun,
satu masalah yang utama berkaitan dengan pendekatan ini adalah banyaknya jalur yang perlu diidentifikasi di keseluruhan perekonomian Sonis, et al. 1994.
5.5. Analisis Dampak Investasi
Beberapa alat analisis SNSE yang diterapkan dalam studi ini antara lain : angka pengganda multiplier, dekomposisi pengganda dan analisis jalur. Selain
ketiga analisis SNSE di atas juga dilakukan simulasi kebijakan yang terdiri atas sepuluh skenario dengan merujuk kepada persamaan proyeksi dampak :
∆Y = M
a
∆X .....................................................................................45 dimana M
a
BPS 2003 menghitung kesenjangan pendapatan kelompok rumahtangga berpendapatan rendah Yr dengan pendapatan kelompok rumahtangga
berpendapatan tinggi Yt dengan menggunakan rasio pendapatan tinggi dibagi pendapatan rendah YtYr yang sering dikenal dengan metode penghitungan
kesenjangan Maximum to Minimum Ratio MMR. Dalam penelitian ini digunakan modifikasi MMR untuk indeks kesenjangan Ik dengan membagi
adalah matriks angka pengganda, ∆Y merupakan pertambahan output
yang akan diestimasi, ∆X adalah perubahan neraca eksogen sebagai akibat adanya
injeksi berupa pertambahan modal tetap bruto yang berasal dari investasi. Seandainya neraca eksogen yang dimaksud merupakan investasi
pertambahan modal tetap bruto, maka dapat dikatakan bahwa pengganda nilai tambah VM sama dengan angka ICOR Incremental Capital Output Ratio
yakni ΔYΔI.
selisih antara pendapatan tinggi Yt dan pendapatan rendah Yr dengan pendapatan rendah Yr atau
Ik = Yt-YrYr ......................................................................................46 Sedangkan untuk menentukan alternatif pilihan investasi atau hasil
simulasi yang paling efisien maka dilakukan pemberian nomer urutan dari 1 sampai dengan 10 dimana nomer urut 1 untuk hasil simulasi yang terbaik dan
paling efisien dan nomor urut 10 untuk hasil simulasi yang paling tidak efisien atau yang kesenjangannya paling buruk. Kemudian angka urutan tersebut di
jumlahkan. Jumlah angka urutan terkecil adalah alternatif investasi yang terefisien.
Pemberian urutan tersebut dilakukan untuk beberapa analisis antara lain dampak investasi terhadap distribusi nilai tambah faktor produksi, kesenjangan
pendapatan faktor produksi, penyerapan tenaga kerja total dan per satuan investasi, distribusi pendapatan rumahtangga khususnya untuk rumahtangga
buruh kehutanan di perdesaan, kesenjangan antara rumahtangga desa dan rumahtangga kota, rumahtangga buruh dan pengusaha, rumahtangga kehutanan
dan rumahtangga non kehutanan serta dampak investasi terhadap distribusi pendapatan sektoral.
5.6. Simulasi Kebijakan