Karakteristik Instrumen Penilaian Karakter pada Pembelajaran

50 Keterterapan instrumen penilaian yang dikembangkan juga turut dianalisis. Data keterterapan yang diinginkan dikumpulkan dengan cara mengobservasi sampel pada saat uji coba skala besar berlangsung, dan wawancara kepada guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Demak mengenai keefektifan dan keefisienan penggunaan instrumen penilaian yang dikembangkan dari sudut pandang guru. Hasil keterterapan yang didapat disajikan dalam tabel 4.12 berikut. Adapun hasil keterterapan skala penilaian karakter menunjukkan tingkat keterterapan skala yang tinggi. Tabel 4.12 Keterterapan Instrumen Penilaian yang Dikembangkan Kelas Total rerata Kriteria X MIA 3 X MIA 4 X MIA 5 X MIA 8 Total Skor 8 7 8 9 32 Tinggi Persentase 80 70 80 90 80 Hasil wawancara dengan guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Demak terlampir hal.: 147 menunjukan bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan cukup baik untuk diterapkan di sekolah meskipun terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang dirasakan oleh guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Demak antara lain skala penilaian karakter akan memberatkan jika gunakan pada tiap akhir topik pembelajaran, serta hasil pengukuran belum dapat dipastikan apakah subjek mengisi skala penilaian karakter dengan benar-benar jujur. Adapun kelebihan yang dirasakan adalah skala penilaian karakter mampu mengukur karakter siswa secara mendalam sehingga sangat melengkapi penilaian karakter yang telah digunakan sebelumnya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Instrumen Penilaian Karakter pada Pembelajaran

Biologi di SMA Negeri 1 Demak Instrumen penilaian karakter pada pembelajaran biologi khususnya topik jamur di kelas X SMA Negeri 1 Demak sebelumnya menggunakan instrumen penilaian dengan teknik observasi. Teknik observasi merupakan teknik yang sesuai digunakan untuk mengukur karakter siswa Anderson, 1981. Asumsi ini didasarkan pada karakter menentukan kecenderungan untuk berbuat Lickona, 51 1991 serta dapat termanifestasikan dalam bentuk perilaku yang dapat diobservasi Azwar, 2013b: 90. Lembar observasi yang digunakan telah sesuai dengan format yang ada dalam Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Dengan mencermati format penilaian karakter tersebut diketahui bahwa sebuah atribut karakter diukur berdasarkan sebuah indikator keperilakuan yang ditetapkan secara mandiri oleh guru yang bersangkutan. Sebuah rumusan indikator keperilakuan dari atribut karakter yang merupakan sistem kompleks tidak cukup untuk mengungkap karakter individu dengan tepat. Hal ini disebabkan perilaku yang ditampakkan individu tidak serta merta mewakili karakter sebenarnya dari individu itu sendiri Azwar, 2013b: 21. Untuk itu diperlukan himpunan indikator keperilakuan yang sesuai dengan definisi atribut karakter yang hendak diukur guna mendapatkan hasil observasi yang lebih mencerminkan karakter sebenarnya seorang individu. Untuk melengkapi kekurangan dari teknik penilaian observasi ini guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Demak menyatakan bahwa diperlukan instrumen penilaian lain dengan teknik berbeda agar penilaian karakter di SMA Negeri 1 Demak lebih mampu mengungkap karakter siswa yang sebenarnya. Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdapat 4 macam teknik penilaian karakter yang dapat digunakan guru, yaitu 1 penilaian observasi, 2 penilaian diri, 3 penilaian antar teman, dan 4 jurnal. Anderson 1981 juga mengungkapkan bahwa penilaian ranah afektif baik dilakukan dengan teknik penilaian observasi dan penilaian diri. Sebelumnya guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Demak telah menggunakan teknik penilaian diri untuk mengukur karakter siswa pada pembelajaran biologi. Namun bentuk instrumen penilaian yang digunakan tidak berbeda dengan instrumen penilaian observasi, yaitu lembar observasi atribut karakter tertentu dilengkapi dengan sebuah indikator keperilakuan dan opsi respon berjenjang dari 1 – 4 dengan kriteria mulai dari kurang sampai pada sangat baik. 52 Dalam Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah instrumen penilaian diri berupa skala penilaian dengan opsi respon dimulai dengan opsi yang menyukai stimulus sampai pada yang tidak menyukai stimulus maupun sebaliknya. Selain skala penilaian, guru juga dapat menggunakan daftar cek maupun lembar pertanyaan terbuka yang diberikan pada siswa. Instrumen penilaian karakter yang telah digunakan di SMA Negeri 1 Demak diketahui belum melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas penting dilakukan sebelum instrumen nontes digunakan untuk memenuhi prinsip penilaian sahih dan objektif. Tidak diketahuinya validitas dan reliabilitas instrumen penilaian akan menimbulkan pertanyaan seberapa baik instrumen tersebut dalam mengungkap karakter siswa secara tepat. Qomari 2008 menyatakan bahwa untuk memperoleh deskripsi objek pengukuran karakter yang tepat perlu menggunakan alat pengumpul data yang valid.

4.2.2 Pengembangan Instrumen Penilaian Karakter