Kerja Keras Nilai-nilai Karakter yang Terdapat dalam Pendidikan

18 dapat mempertahankan pendapatnya jika telah yakin, dan 6 tidak mudah melepaskan apa yang telah diyakini Sardiman, 1990.

2.2.3 Kerja Keras

Selain karakter disiplin ada pula karakter kerja keras. Carbonaro 2005 mendefinisikan kerja keras sebagai jumlah waktu dan energi yang dikeluarkan siswa untuk memenuhi persyaratan akademik formal yang dibuat oleh guru maupun sekolah. Kerja keras juga merupakan keseluruhan jumlah usaha yang dikeluarkan oleh siswa selama proses belajar Zimmerman Risemberg, dalam Phan, 2009. Kerja keras menurut Puskur 2010: 26 merupakan perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh berjuang hingga titik darah penghabisan dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. Senada dengan pernyataan sebelumnya, kerja keras juga merupakan suatu istilah yang melingkupi suatu sikap senang hati dalam berupaya yang terus menerus dilakukan dalam melaksanakan pekerjaannya atau yang menjadi tugasnya sampai tuntas untuk memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungannya semaksimal mungkin Kesuma et al., 2012: 17, Padmawati et al., 2013. Makna kerja keras ini bukanlah tindakan yang akan berhenti begitu tujuan tercapai melainkan suatu tindakan yang berkesinambungan. Dari uraian definisi kerja keras di atas dapat disimpulkan bahwa kerja keras adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan besarnya kesungguhan untuk menyelesaikan segala pekerjaan dan tugas yang muncul dalam proses belajar secara tuntas, menggunakan segala kemampuan dan bermanfaat. Kerja keras merupakan bentuk usaha kerja pada level yang tinggi. Adapun pengukuran terhadap usaha kerja telah dilakukan dengan dimensi pengukuran dasar berupa: 1 direction, 2 intensity, dan 3 persistence Kanfer, 1990; Locke Latham, 1990; Cooman et al., 2009. Locke Latham 1990 mendeskripsikan direction sebagai perilaku yang dipilih individu untuk dilakukan, intensity sebagai seberapa keras individu berusaha untuk menunjukkan perilaku tersebut, dan persistence sebagai seberapa lama individu mampu mempertahankan perilaku yang ditunjukkan hingga memperoleh kesuksesan. Menurut Morris 2009: 3 - 4, 19 direction berkaitan dengan mengarahkan usaha ke aktivitas kerja atau perilaku yang secara formal tidak perlu dilakukan namun efektif untuk perkembangan aktivitas belajar. Intensity berkaitan dengan bekerja berusaha lebih keras dan lebih cepat daripada yang diharapkan Morris, 2009: 4. Persistence berkaitan dengan investasi usaha yang terus dilakukan bahkan ketika muncul hambatan dalam proses belajar Phan, 2009. Kesuma et al. 2012: 19 - 20 mencirikan kecenderungan individu berkarakter kerja keras, yaitu : 1 merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas, 2 mengecek memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam suatu jabatan posisi, 3 mampu mengelola waktu yang dimilikinya, serta 4 mampu mengorganisasikan sumber daya yang ada untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Karakter kerja keras harus dimiliki oleh siswa sebab memberikan pengaruh positif bagi siswa berupa peningkatan prestasi di sekolah maupun memperoleh kesuksesan jangka panjang Krashen, 2005. Paton 2013 dalam artikelnya yang dimuat oleh surat kabar online The Telegraph mengungkap bentuk kerja keras mahasiswa universitas-universitas terbaik di Inggris seperti Cambridge, Oxford, dan Dundee dimana mereka setidaknya memiliki 2 kali lipat waktu belajar dibanding universitas lain dan hal ini mempengaruhi kesuksesan lulusan universitas-universitas tersebut.

2.2.4 Mandiri