2.2.3 Teori Keunggulan Komparatif
David Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara mengalami kerugian atau ketidakunggulan disadvantage absolut dalam memproduksi kedua
komoditi jika dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat berlangsung. Negara yang kurang efisien akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih kecil. Dari komoditi inilah negara tadi mempunyai
keunggulan komparatif comparative advantage. Di pihak lain, negara tersebut sebaliknya mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih besar.
Dari komoditi inilah negara tersebut mengalami kerugian komparatif. Hal ini dikenal sebgai hukum keunggulan komparatif The Law of Comparative
Advantage Salvatore, 1997:3.
Pada dasarnya teori keunggulan komparatif comparative advantage mengatakan bahwa nilai suatu barang dapat ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut sehingga semakin banyak tenaga yang digunakan untuk memproduksi suatu barang tersebut, maka
akan semakin mahal barang tersebut di pasaran, akibatnya suatu negara akan sesering mungkin melakukan perdagangan ekspor terhadap barang-barang yang
memiliki comparative advantage dan akan melakukan impor terhadap barang- barang yang memiliki comparative disadvantage bagi negara tersebut.
Salah satu contoh keunggulan komparatif perdagangan antara kedua negara dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Keunggulan Komparatif di Kedua Negara Australia
India Gandum
2 orang 3 orang
Benang 3 orang
5 orang
Berdasarkan tabel perbandingan diatas menunjukan bahwa Australia mempunyai keunggulan absolut dibandingkan India dalam hal produksi gandum
dan benang, dimana Australia lebih efisien di dalam memproduksi kedua komoditi barang tersebut sebab di dalam produksinya memerlukan jumlah tenaga
kerja yang lebih sedikit daripada India, sehingga menurut teori keunggulan absolut tidak akan terjadi perdagangan antara Australia dengan India. Oleh karena
itu teori keunggulan absolut hanya menerangkan bagian kecil dari perdagangan internasional.
Dengan demikian hukum keunggulan komparatif lebih tepat untuk menerangkan bagian terbesar dari perdagangan kedua negara tersebut, dimana
Australia dalam hal ini memiliki keunggulan komparatif dalam hal produksi gandum dan kerugian komparatif dalam hal benang. Untuk India, berlaku hal
yang sebaliknya yaitu India mempunyai keunggulan komparatif dalam hal memproduksi benang dan kerugian komparatif dalam hal gandum. Perdagangan
yang saling menguntungkan dapat berlangsung antara Australia dan India dengan mempertukarkan gandum dengan benang.
2.2.4 Teori Heckscher-Ohlin