Signaling Theory Landasan Teori .1

12 yang terutang, ahli waris dapat terhindar dari pajak keuntungan modal.

2.1.4 Signaling Theory

Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Berdasarkan teori di atas maka penelitian ini berhubungan dengan pecking theory. Perputaran piutang dan perputaran persediaan sangat penting bagi sebuah perusahaan dalam mengukur efisiensi net profit margin dalam sebuah perusahaan tersebut. Adanya persediaan yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Penetapan besarnya piutang dan persediaan yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung jenis perusahaan Universitas Sumatera Utara 13 dan seberapa besar perusahaan tersebut. Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan tersebut akan menghasilkan laba bersih yang tinggi. Sedangkan apabila perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan dikatakan rendah sehingga perusahaan tersebut akan menghasilkan laba bersih yang rendah. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar teliti dalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keefektifan dan keefesienan perusahaan.Net profit margin diperoleh dari laba rugi bersih dibagi dengan penjualan pada setiap periode, sehingga net profit margin dipengaruhi oleh besarnya penjualan, beban pokok penjualan, beban usaha yang terdiri dari beban penjualan serta beban administrasi dan umum serta beban-beban lain bersih yang dikeluarkan guna menghasilkan laba bersih setiap periode. Net profit margin dapat meningkatkan penjualan sehingga menghasilkan laba bersih secara maksimal demikian juga sebaliknya. Tingkat perputaran piutang ini dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang diberikan kepada pelanggan, semakin banyak pelanggan yang menggunakan kesempatan tersebut maka piutang juga akan semakin kecil dan semakin banyak juga potongan penjualan yang diberikan oleh perusahaan sehingga laba juga akan mengalami penurunan. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut, dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan piutang secara pasif, pengeluaran ini juga dapat mempengaruhi jumlah laba yang Universitas Sumatera Utara 14 diterima perusahaan. Kecepatan perputaran piutang juga dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang ataupun jaminan dalam transaksi peminjaman, namun hal ini juga dapat menimbulkan kerugian dan beban bunga pinjaman kredit sehingga dapat menurunkan laba. Persediaan yang berputar dengan lebih cepat, maka lebih sedikit risiko kerugian, jika persediaan itu turun nilainya atau jika terjadi perubahan dalam permintaan maupun perubahan mode. Di samping itu, biaya yang berhubungan dengan perputaran persediaan juga semakin berkurang. Dengan menjual barang persediaan baik berupa bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi maka dapat diperoleh kas yang dapat meningkatkan laba. Semakin tinggi perputaran persediaan menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya, berarti laba yang didapatkan perusahaan semakin besar pula, sehingga net profit margin perusahaan semakin tinggi juga. Pecking order theory menggambarkan sebuah tingkatan dalam pencairan dana perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity dalam membiayai investasi dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih suka pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal, utang yang aman dibandingkan utang yang berisiko. Teori ini menjelaskan bahwa pada saat penjualan kredit dimana banyak pelanggan yang memesan barang kepada perusahaan maka stock dalam perusahaan pun meningkat maka akan meningkatkan perputaran persediaan. Pemesanan barang yang banyak Universitas Sumatera Utara 15 tersebut secara kredit dimana pelanggan akan menimbulkan piutang yang banyak dalam perusahaan, maka akan meningkatkan perputaran piutang juga. Dengan demikian perputaran persediaan yang meningkat akan meningkatkan perputaran piutang juga. Perputaran piutang dan perputaran persediaan yang meningkat maka akan meningkatkan net profit margin pada suatu perusahaan. Net profit margin yang meningkat tersebut akan menghasilkan laba yang tinggi. Laba yang tinggi tersebut akan menghasilkan kas yang banyak sehingga perusahaan tersebut menjadi likuid dan perusahaan tersbut akan memprioritaskan laba untuk membiayai perusahaannya. Kas tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kinerja perusahaan dan dengan demikiannilai utang dalam perusahaan pun akan menurun karena tersedianya kas yang banyak dalam perusahaan sehingga perusahaan tidak perlu meminjam uang kepada pihak lain untuk mendanai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pecking order theory menyatakan bahwa tingkat net profit margin yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi juga sehingga internal equity pada perusahaan pun besar dan perusahaan akan menggunakan pendaanaan internal tersebut untuk mendanai proyek-proyek dan tidak terlalu perlu meminjam uang kepada kreditur penggunaan external equity sehingga dapat tidak menimbulkan utang yang berisiko.

2.2 Margin Laba Bersih

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16 141 75

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

10 68 112

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 0 7