17
ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih
menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan agar lebih berhasil untuk menghasilkan margin laba tertentu, misalnya angka Net Profit
Margin dapat dikatakan baik apabila lebih dari 5. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
��� �� �� � �
= �
� �
� Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan
oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha operating
expenses. Dengan jumlah operating expenses tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu rasio
profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expensesnya.
2.3 Perputaran Piutang
Receivable Turnover
Ketika penjualan dilakukan secara kredit, berarti piutang dagang akan meningkat. Piutang juga merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas.
Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi
menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaanpun dapat dipertahankan. Maka, arti
Universitas Sumatera Utara
18
penting cara perusahaan mengelola piutang dagangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit.
Pada umumnya, manajemen ingin menagih piutang dengan segera, sehingga dapat mengurangi periode penagihan dan meningkatkan rasio
perputaran. Mungkin saja, manajemen perusahaan sengaja memperpanjang masa pembayaran piutang tersebut dengan pertimbangan dapat dipertanggungjawabkan.
Atau arti lain, tagihan yang lebih lambat bisa berarti bahwa manajemen tidak teliti dalam menjalankan tagihannya. Dengan kata lain, perusahaan mungkin tidak
mengelola secara efektif piutang-piutangnya. Mulyadi 2002 :
87, piutang merupakan “klaim kepada pihak lain atasuang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun,
atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”. Piutang pada umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok, piutang usaha dan piutang non usaha.Gitosudarmo
dan Basri 2002 : 81 piutang merupakan “aktiva atau kekayaan perusahaan yang
timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.” Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar
dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin.Smith dan
Skousen 2005 : 286 piutang dapat didefenisikan dalam arti luas sebag ai “hak
atau klaim atas uang, barang dan jasa. Namun untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui
penerimaan kas. Selain itu juga setiap penjualan yang terjadi secara kredit, maka secara langsung akan menyebabkan mu
nculnya piutang bagi perusahaan”.
Universitas Sumatera Utara
19
Secara umum piutang dapat didefinisikan sebagai tagihan yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat
timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman kepada perusahaan lain dan menerima promeswesel, melakukan suatu jasa atau beberapa tipe transaksi
lainnya yang menciptakan hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan pihak yang terhutang. Piutang dicatat dengan mendebet akun piutang usaha dana
diklasifikasikan ke dalam neraca sebagai aktiva lancar. Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang. Beberapa
variabel penting tersebut akan dijelaskan dibawah ini: 1.
Standar Kredit Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan
untuk menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan beberapa jumlah yang dapat diberikan. Standar kredit sangat berhubungan dengan angka
kredit.Sundjaja dan Barlian 2002 : 24 9 angka kredit adalah “prosedur
yang dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseluruhan kemampuan sipeminjam dalam membayar kredit, yaitu dengan
pembobotan rata- rata data keuangan dan karakteristik”.
2. Persyaratan Kredit
Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan atau
disebut juga dengan syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan. Persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu potongan tunai, periode potongan
tunai, dan periode kredit.
Universitas Sumatera Utara
20
3. Kebijakan Kredit dan pengumpulan Piutang Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan
pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah ditetapkan sebelumnya. Sundjaja dan Barlian 2002 : 252 kebijakan
penagihan piutang adalah “sekumpulan prosedur penagihan suatu piutang
dagang pada saat jatuh tempo.” Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam Sutrisno
2008 : 55, sebagai berikut: a Ketentuan tentang batas kredit plafon kredit
Pada sistem penjualan kredit, masing-masing pelanggan akan diberikan batas maksimal kredit yang bisa diambil plafon kredit
untuk masing-masing pelanggan harus sama, tetapi tergantung dari besarnya usaha yang dimilki oleh pelanggan dan tingkat
kepercayaan perusahaan kepada pelanggan. Semakin besar plafon kredit yang diberikan untuk pelanggan semakin besar investasi
untuk piutang.
b Kebiasaan pembayaran pelanggan Seperti disebutkan di atas bahwa dalam syarat pembayaran
biasanya menawarkan diskon atau potongan bila dibayar lebih awal.
Apabila kebiasaan
pelanggan dalam
membayar memanfaatkan masa diskon discount period, maka investasi pada
piutang semakin sedikit. Tetapi nilai kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin kecil.
Tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin besar.
c Kebijakan dalam penagihan piutang Kebijakan dalam penagihan piutang, secara aktif maupun pasif,
dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai
pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang.
Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara menagih
secara langsung maupun memberi peringatan dengan mengirim surat kepada pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
21
Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dan tingkat perputarannya. Semakin lama syarat
pembayarannya berarti semakin lama modal terikat dalam piutang yang juga berarti bahwa tingkat perputaran piutangnya semakin rendah, dan sebaliknya
semakin cepat perputaran piutang padaperusahaan. Salah satu cara untuk menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit
yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan melihat perputaran piutang. Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio perputaran piutang memberikan pandangan
mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat
digunakan secara efisien. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Munawir 2002 :
75 yaitu “semakin tinggi turn overmenunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya
kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan
bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
”. Syamsuddin 2000 :
48, perputaran piutang merupakan “perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama peride tertentu dengan piutang rata-
rata”. Keown dkk 2011 :
78 rasio perputaran piutang usaha menunjukkan “seberapa
Universitas Sumatera Utara
22
cepat perusahaan menagih kreditnya, yang diukur oleh lamanya waktu piutang dagang ditagih atau “perputaran piutang” selama tahun tersebut”.
Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar dalam satu
periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan berapa kali suatu perusahaan d
alam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin
cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan model kerja yang tertanam dalam piutang rendah.
Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang
tunai. Rasio perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
� �
= �
� −
�
2.4 Perputaran Persediaan