8 menekankan perilaku kreatif, dengan penekanan dasar pada pembentukan
struktur atau pola – pola baru.
6 Penilaian evaluation, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang
nilai-nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu. Hasil belajar bidang ini adalah paling tinggi dalam hirarki kognitif.
2.3 Aktivitas Belajar
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Peserta didik belajar sambil bekerja.
Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk
hidup masyarakat. Paul D. Dierich Hamalik, 2009:172 membagi kegiatan belajar dalam 8
kelompok yaitu: 1
Kegiatan-kegiatan visual meliputi membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain 2
Kegiatan-kegiatan oral meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi 3
Kegiatan-kegiatan mendengarkan meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan suatu percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan, mendengarkan radio 4
Kegiatan-kegiatan menulis meliputi menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi
angket 5
Kegiatan-kegiatan menggambar meliputi menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan bola
6 Kegiatan-kegiatan metrik meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun
7 Kegiatan-kegiatan mental meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan
9 8
Kegiatan-kegiatan emosional meliputi minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua
jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
Yang perlu mendapat perhatian guru dalam aktivitas pembelajaran adalah agar tidak terjadi aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran seperti
mengganggu teman lain.
2.4 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari sekelompok kecil siswa untuk berinteraksi dan saling membantu satu sama lain
dalam mengembangkan pemahaman Robinson, 1991. Bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan
perolehan belajar. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah guru menyampaikan materi
pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok
kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi.
Menurut George 1994 pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, pembelajaran koperatif juga dapat memberikan efek positif kepada siswa. Pembelajaran koperatif dapat meningkatkan kepercayaan
diri siswa, kemampuan bekerja sama dalam kelompok, dan meningkatkan kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
10 Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran biasa. Roger dan David Johnson Lie, 2004:32-35 mengatakan
bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima unsur model pembelajaran yang harus diterapkan, yaitu:
1 Saling ketergantungan positif, yakni untuk menciptakan kelompok kerja yang
efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri dan saling bekerjasama
dalam kelompok, siswa dalam kelompok saling bekerjasama dan mereka menyadari bahwa diantara mereka saling membutuhkan satu sama lain dalam
bekerja untuk mencapai kesuksesan bersama. 2
Tanggung jawab perseorangan, yakni seorang guru dalam pembelajaran kooperatif perlu membuat tugas sedemikian rupa agar setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk belajar dan mengembangkan kemampuan mereka masing-masing sebagai sumbang saran dalam kelompok untuk
mencapai kesuksesan bersama. 3
Tatap muka, yakni setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi, saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam
kegiatan tatap muka dan interaksi antar pribadi. 4
Komunikasi antar anggota, yakni menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan ketrampilan berkomunikasi, karena tidak setiap siswa mempunyai
keahlian mendengarkan dan berbicara.
11 5
Evaluasi proses kelompok, yakni pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya
bisa bekerjasama secara efektif. Guru memainkan peran yang menentukan dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif yang efektif. Materi harus disusun agar setiap siswa dapat bekerja untuk memberikan sumbangan pemikirannya kepada kelompoknya. Guru harus mengatur
ruang kelas agar setiap anggota kelompok duduk berdekatan sehingga dapat bekerja dengan nyaman. Jarak antara kelompok yang satu dengan yang lain jangan terlalu
berdekatan agar tidak saling mengganggu.
2.5 Model Think Pair Share TPS