Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN

informan dari pihak siswa diantaranya: M. Zulfikar Abdillah, Nungky Rossita Kusuwardani, Evi Apriliani, Ammar Mukhlisin, Wahyu Dwi Stiawan, Anjarsari. Dari informan, peneliti mendapatkan informasi secara langsung mengenai pemanfaatan warisan kota tradisional Lasem dalam pembelajaran sejarah dan hasil serta kendalanya. Untuk mendukung data penelitian, peneliti juga melakukan wawancara dengan Drs. Tri Winardi yang merupakan Kepala Sekolah SMA N 1 Lasem. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, yang berupa sumber tertulis, foto, arsip atau dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini dihasilkan melalui teknik pengumpulan data sumber dokumentasi yang berupa silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan foto. Data sekunder berupa Silabus dan RPP diperoleh dari Drs. Suyoto. Sedangkan data yang berkenaan dengan profil sekolah, peneliti dapat dari staf Tata Usaha SMA N 1 Lasem. Data sekunder selain berupa arsip juga berupa dokumentasi yang peneliti dapat dari hasil penelitian di lapangan. Foto yang terkait dengan penelitian ini adalah foto lokasi penelitian, foto saat pengamatan pelaksanaan pembelajaran sejarah, dan foto peninggalan-peninggalan sejarah yang termasuk dalam warisan kota tradisional Lasem yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sejarah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data Sugiyono, 2010:308. Peneliti berusaha melakukan penghayatan terhadap pemanfaatan warisan kota tradisional Lasem dalam pembelajaran sejarah dengan melakukan penelitian langsung dengan subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu 1 wawancara mendalam ; 2 observasi, dan 3 dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawacara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2006:186. Karena data dalam penelitian kualitatif lebih berupa kata-kata, maka wawancara menjadi perangkat yang sedemikian penting. Biasanya wawancaranya berlangsung dari alur umum ke alur khusus. Menurut Patton 2006: 185 wawancara secara mendalam adalah jenis wawancara yang bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Wawancara secara mendalam adalah wawancara yang mempunyai karakteristik berupa pertemuan langsung secara berulang-ulang antara peneliti dan informan yang diarahkan pada pemahaman pandangan informan dalam kehidupan Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2006 : 27.