Warisan Kota Tradisional Lasem

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Kajian Pustaka

Penelitian mengenai kota Lasem dan pemanfaatan potensi sejarah lokal telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian-penelitian tersebut biasanya mengacu pada penelitian sebelumnya, karena dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan pada penelitian selanjutnya. Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini. Buku dari Pratiwo yang berjudul: “Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota” mengkaji mengenai proses transformasi arsitektur tradisional Tionghoa yang difokuskan di Semarang dan Lasem. Pecinan di Lasem, yang didominasi oleh rumah berhalaman adalah kota kecil yang berfungsi sebagai ibu kota kecamatan, merupakan wilayah yang mengalami kemunduran. Kota Semarang dan Lasem dikaji secara terpisah dan spesifik berdasarkan kronologi waktu dan proses transformasinya. Hal yang menarik dari buku ini adalah kecintaan penulis pada kota kecil Lasem yang dijadikan sebagai obyek penelitian dan diangkat dalam setiap penelitiannya dari waktu ke waktu. Buku ini sangat membantu peneliti karena obyek kajiannya adalah Lasem, kota yang juga menjadi obyek kajian dalam penelitian kali ini. Akrom Unjiya juga banyak membicarakan mengenai Lasem dalam bukunya yang berjudul “Lasem Negeri Dampoawang: Sejarah yang Terlupakan”. Dalam bukunya, Unjiya mencoba merekonstruksi sebuah perjalanan sejarah kota Lasem yang di dalamnya menyimpan banyak sekali nilai-nilai historis kebudayaan masa silam, terutama dalam bidang maritim, sejak zaman kerajaan Majapahit dari abad 14 hingga Mataram Islam di pertengahan abad 18. Selain berisi tentang kejayaan Lasem sebagai kota pelabuhan, buku ini juga mendeskripsikan sejarah Lasem dari masa ke masa. Lasem yang awalnya berkembang sebagai negeri yang makmur di bawah panji kerajaan Majapahit, hingga Lasem yang muncul sebagai kadipaten akibat pengaruh dari penyebaran agama Islam. Islam yang mulai diterima setelah keruntuhan Majapahit kemudian dijadikan sebagai agama negara, dan terus berkembang pesat mempengaruhi setiap sendi kehidupan di Lasem. Tapi satu hal yang tidak berubah dari Lasem, yakni Lasem tetap berjaya dengan pelabuhan dan kekuatan maritimnya tanpa terpengaruh oleh pergantian kekuasaan yang silih berganti dari masa ke masa. Selanjutnya merupakan sebuah kitab yang ditulis oleh R. Panji Khamzah pada tahun Jawa 1787 1858 M dengan judul “Carita Sejarah Lasem” atau biasa disebut CSL. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa, dan diawali dengan penuturan perihal sejarah Lasem sejak masa kejayaan Majapahit, masa penyebaran Islam, hingga masa pemerintahan VOC-Belanda. Sebenarnya uraian CSL banyak mengandung data sejarah. Informasi yang ada di dalamnya sejalan dengan pengetahuan kesejarahan yang diuraikan dalam berbagai sumber tradisi lainnya, bahkan terdapat pula data baru yang tidak disebutkan dalam berbagai sumber tertulis yang telah dikenal sebelumnya. Dengan demikian, informasi kesejarahan yang terkandung dalam CSL dapat melengkapi uraian sejarah yang masih gelap atau samar pada babakan terakhir kerajaan Majapahit. Jadi terdapat aspek-aspek