Pembelajaran Sejarah Batasan Istilah 1. Pemanfaatan

yang di dalamnya menyimpan banyak sekali nilai-nilai historis kebudayaan masa silam, terutama dalam bidang maritim, sejak zaman kerajaan Majapahit dari abad 14 hingga Mataram Islam di pertengahan abad 18. Selain berisi tentang kejayaan Lasem sebagai kota pelabuhan, buku ini juga mendeskripsikan sejarah Lasem dari masa ke masa. Lasem yang awalnya berkembang sebagai negeri yang makmur di bawah panji kerajaan Majapahit, hingga Lasem yang muncul sebagai kadipaten akibat pengaruh dari penyebaran agama Islam. Islam yang mulai diterima setelah keruntuhan Majapahit kemudian dijadikan sebagai agama negara, dan terus berkembang pesat mempengaruhi setiap sendi kehidupan di Lasem. Tapi satu hal yang tidak berubah dari Lasem, yakni Lasem tetap berjaya dengan pelabuhan dan kekuatan maritimnya tanpa terpengaruh oleh pergantian kekuasaan yang silih berganti dari masa ke masa. Selanjutnya merupakan sebuah kitab yang ditulis oleh R. Panji Khamzah pada tahun Jawa 1787 1858 M dengan judul “Carita Sejarah Lasem” atau biasa disebut CSL. Kitab ini ditulis dalam bahasa Jawa, dan diawali dengan penuturan perihal sejarah Lasem sejak masa kejayaan Majapahit, masa penyebaran Islam, hingga masa pemerintahan VOC-Belanda. Sebenarnya uraian CSL banyak mengandung data sejarah. Informasi yang ada di dalamnya sejalan dengan pengetahuan kesejarahan yang diuraikan dalam berbagai sumber tradisi lainnya, bahkan terdapat pula data baru yang tidak disebutkan dalam berbagai sumber tertulis yang telah dikenal sebelumnya. Dengan demikian, informasi kesejarahan yang terkandung dalam CSL dapat melengkapi uraian sejarah yang masih gelap atau samar pada babakan terakhir kerajaan Majapahit. Jadi terdapat aspek-aspek sejarah perkembangan Islam, agama Hindu zaman Majapahit, agama orang Cina perantauan yang pada waktu itu datang, agama orang-orang Campa, serta agama Buddha yang akhirnya tetap bertahan di wilayah Lasem. Penelitian dari Vera Aryani yang berjudul “Pemanfaatan Situs Sunan Bonang di Lasem Kabupaten Rembang Sebagai Sumber Belajar Sejarah bagi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Lasem” juga dijadikan sebagai rujukan selanjutnya. Dalam penelitian ini penulis mengkaji mengenai situs Sunan Bonang di Lasem yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar, khususnya siswa SMA Negeri 1 Lasem. Situs Sunan Bonang memiliki beberapa peninggalan sejarah Sunan Bonang, di antaranya yaitu: Makam Sunan Bonang, batu Pasujudan Sunan Bonang, alat pancing, sumur, dan masjid. Peninggalan-peninggalan tersebut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber belajar, yaitu pada materi tentang lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Jawa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Situs Sunan Bonang di Lasem sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem masih kurang optimal. Pemanfataannya hanya sebatas penugasan-penugasan, dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi. Kendala-kendala tersebut antara lain: keterbatasan waktu, banyaknya materi yang harus disampaikan, dan kurangnya minat siswa akibat metode pembelajaran yang kurang variatif. Bahan acuan yang penulis gunakan selanjutnya adalah jurnal. Jurnal pertama berjudul: “Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Situs Sejarah Lokal di SMA Negeri Kabupaten Temanggung”. Jurnal ini ditulis oleh Iin Purnamasari dan Wasino, prodi IPS program Pascasarjana Unnes. Dalam penelitiannya peneliti menemukan fakta bahwa selama ini situs-situs sejarah lokal belum dimanfaatkan secara optimal oleh guru-guru sejarah, termasuk penciptaan media untuk mengembangkan satu model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif serta menyenangkan bagi peserta didik. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan salah satu model pembelajaran sejarah melalui penelitian tentang pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis situs sejarah lokal di SMA Negeri Kabupaten Temanggung. Pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis situs sejarah lokal dilakukan dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS serta bahan ajar berupa CD pembelajaran yang menyajikan film dokumenter dari situs-situs bersejarah di lingkungan tempat tinggal siswa dengan menyesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokok pembelajaran. Penerapan model pembelajaran sejarah berbasis situs sejarah lokal dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan pada hasil evaluasi belajar yang sangat tinggi dan aktifitas pembelajaran yang sangat baik. Jurnal kedua yang penulis gunakan adalah tulisan dari Muhamad Idris yang berjudul: “Kajian Alih Fungsi Situs Kuno Pada Masa Awal Kesultanan Palembang Sebagai Bahan Referensi Pengajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas di Palembang”. Penulisan jurnal ini dilatarbelakangi oleh pemahaman siswa sekolah menengah atas di kota Palembang terhadap sejarah lokal daerahnya, khususnya sejarah awal Kesultanan Palembang, yang masih sangat minim. Hal ini dapat dibuktikan rendahnya pemahaman mereka terhadap situs-situs kuno periode