Data Percobaan Penentuan Energi Spesifik Prototipe Evaporator Tipe Falling Film Pada Proses Pemekatan Larutan Gelatin

15. Bila evaporasi sudah cukup, matikan pompa vakum dan pompa input air kondensor. Selang 1 menit, matikan pompa output air kondensor, pompa dan kipas cooling water , serta pompa input bahan. 16. Nyalakan pompa output produk sampai habis. 17. Keluarkan dan tampung bahan dari kran sealpot. 18. Tampung bahan yang berasal dari tangki bahan, selang output produk, selang input bahan, di dalam pompa input bahan dan pompa output produk. 3. Pengukuran hasil evaporasi meliputi suhu, volume, lama evaporasi dan kadar air. Disamping itu juga diukur jumlah konsumsi bahan bakar, listrik dan konsumsi air boiler. 4. Proses pasca evaporasi a. Penjendalan dalam chillroom. b. Ekstrusi. c. Pengeringan. d. Penggilingan. e. Pengemasan.

D. Data Percobaan

Data yang diukur pada percobaan ini adalah : 1. Kadar air bahan sebelum dan sesudah evaporasi Kadar air dalam suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua keadaan, yaitu kadar air basis basah dan kadar air basis kering. Kadar air basis 22 basah merupakan jumlah air yang terkandung dalam bahan dibagi dengan berat bahan total. Persamaan untuk menghitung kadar air basis basah Hall, 1957 adalah sebagai berikut : 100 × + = padat air air m m m X ........................................................ 1 Dimana: K = kadar air basis basah m air = berat air yang terkandung dalam bahan g m padat = berat padatan bahan kering g Kadar air bahan yang diukur adalah kadar air awal dan kadar air akhir. Kadar air awal dan akhir bahan diukur dengan menggunakan metode oven. Metode oven merupakan salah satu metode pengeringan konvensional dimana terjadi proses perambatan secara konduksi dan konveksi dan waktu pengeringan yang lama. Metode ini digunakan secara luas dalam berbagai laboratorium kontrol untuk mengukur kadar air Pomeranz dan Meloan, 1994. Prinsip dari metode oven adalah pengurangan berat suatu bahan yang dipanaskan pada suhu 100°C-105°C disebabkan karena hilangnya air dan zat-zat menguap lainnya sehingga kekurangan berat tersebut dianggap sebagai berat air SNI-01-2899-1992. Cara kerja metode ini adalah : - Bahan diletakkan pada cawan yang telah diketahui bobotnya dan kemudian ditimbang dengan teliti pada neraca analitik - Masukkan ke dalam oven listrik yang diatur pada suhu 105°C ± 1°C selama 3-5 jam. - Dinginkan bahan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar - Timbang bahan yang telah dingin - Ulangi tahapan tersebut hingga diperoleh bobot tetap. - Berdasarkan Hall 2957 perhitungan kadar air menjadi 100 × − = m m m X t ............................................................ 2 Dimana : X = kadar air basis basah 23 m = berat awal bahan g m t = berat bahan setelah dikeringkan g 2. Suhu Suhu yang diamati antara lain : a. Suhu bahan sebelum evaporasi b. Suhu evaporasi 3. Lama evaporasi Lama evaporasi merupakan waktu yang digunakan selama proses evaporasi dari kadar air awal hingga kadar air akhir bahan yang diinginkan. 4. Konsumsi bahan bakar dan energi listrik Bahan bakar yang digunakan adalah minyak tanah sebagai bahan bakar untuk mengoperasikan boiler sebagai sumber steam. Energi listrik yang digunakan adalah untuk mengoperasikan boiler, pompa umpan, pompa input air kondensor, pompa output air kondensor, pompa vakum, pompa output produk, pompa pendingin air dan kipas pendingin air. Kebutuhan energi listrik diukur berdasarkan lamanya penggunaan boiler, pompa umpan, pompa input air kondensor, pompa output air kondensor, pompa vakum, pompa output produk, pompa pendingin air dan kipas pendingin air. 5. Konsumsi air boiler Konsumsi air untuk produksi steam dari boiler diukur menggunakan alat pengukur jumlah air yang masuk boiler. 24 1 3 4 2 Gambar 4. Skema titik pengambilan data 25 Keterangan : Nomor Keterangan 1 Flowmeter sebagai pengukur debit aliran masuk bahan 2 Termometer sebagai pengukur suhu evaporasi 3 Barometer sebagai pengukur tekanan vakum 4 Termometer sebagai pengukur suhu output air kondensor 26 IV. TEORI

A. Perhitungan Performansi Teknis