Laju konsumsi minyak tanah paling tinggi sebesar 3.83 literjam terjadi pada percobaan dengan debit input bahan 1.8
litermenit. Sedangkan laju konsumsi minyak tanah paling rendah terjadi pada percobaan dengan debit input bahan 1 litermenit, yaitu
sebesar 3.41 literjam. Rata-rata laju konsumsi minyak tanah paling rendah terjadi
pada percobaan dengan debit input bahan 1 litermenit, yaitu sebesar 3.48 literjam. Sedangkan rata-rata laju konsumsi minyak
tanah paling tinggi sebesar 3.73 literjam terjadi pada percobaan dengan debit input bahan 1.8 litermenit.
Laju konsumsi minyak tanah pada percobaan akan semakin besar seiring dengan meningkatnya debit input bahan menuju
evaporator. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah steam yang diperlukan untuk menguapkan bahan, sehingga kebutuhan
minyak tanah sebagai bahan bakar boiler akan meningkat pula.
4. Kadar air
Nilai kadar air menunjukkan persentase air yang terdapat dalam bahan, baik air bebas maupun air terikat yang dapat diuapkan. Menurut
Setijahartini 1985, bagian air yang terdapat dalam bahan basah terdiri dari air bebas, air terikat fisis dan air terikat secara kimia. Air bebas
merupakan air pada permukaan bahan padat yang dapat dengan mudah dihilangkan dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba. Di
dalam makanan juga terdapat air terikat bound water, yaitu air yang terdapat dalam tenunan bahan yang sulit diuapkan dan dihilangkan
karena terikat di dalam bahan. Analisa kadar air dilakukan dengan melakukan pengeringan di
dalam oven dengan suhu di atas titik didih air hingga berat bobot bahan konstan. Bahan yang dianalisa adalah gelatin hasil evaporasi
yang masih berupa gel. Nilai kadar air pada masing-masing bahan disajikan pada Tabel 11.
41
Tabel 11. Nilai kadar air hasil evaporasi
Debit Input Bahan litermenit
Ulangan Kadar Air Awal
Kadar Air Akhir 1 1 97.76
81.16 1 2 97.30
86.97 1 3 96.86
81.26 Rata-rata
97.31 83.13
1.4 1 96.46 80.86
1.4 2 97.55 82.25
1.4 3 96.78 85.25
Rata-rata 96.93
82.79
1.8 1 95.81 77.67
1.8 2 97.30 84.24
1.8 3 97.15 84.92
Rata-rata 96.75
82.28
Proses pengolahan gelatin setelah evaporasi adalah ekstrusi dan pengeringan. Berdasarkan penelitian Winata 2006, hasil evaporasi
dengan kadar air 75 merupakan nilai kadar air yang paling baik untuk pengeringan. Apabila kadar air terlalu tinggi, maka proses
ekstrusi tidak dapat berlangsung dengan baik karena gelatin akan cepat mencair dan proses pengeringan akan memakan waktu cukup lama
serta kemungkinan sebagian bahan akan melumer sehingga rendemen hasil pengolahan gelatin semakin kecil. Bila kadar air terlalu rendah,
maka proses ekstrusi sulit dilakukan karena kerasnya bahan. Hasil evaporasi pada debit input bahan 1.8 litermenit merupakan
hasil evaporasi terbaik berdasarkan nilai kadar air yang dihasilkan, yaitu 77.67. Sedangkan hasil terburuk dengan kadar air akhir 86.97
terjadi pada debit input bahan 1 litermenit. Nilai kadar air yang terlalu tinggi menyebabkan proses pengeringan awal yang dilakukan pada
suhu rendah akan membutuhkan waktu lebih lama.
B. EFISIENSI ENERGI
Energi memegang peranan penting dalam perkembangan industri dan pertanian. Efisiensi energi merupakan perbandingan antara energi output
42