pabrik penyedia bahan baku gelatin. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan impor gelatin dan secara langsung mengurangi pengeluaran devisa negara.
Pada proses produksi gelatin, tahap evaporasi merupakan tahap yang kritis dilihat dari segi konsumsi energi. Hasil evaporasi harus memenuhi kadar air yang
telah ditentukan, karena akan menentukan sifat produk pada proses selanjutnya, yaitu ekstrusi dan pengeringan. Sifat produk ini berkaitan dengan gel strength dan
warna gelatin yang dihasilkan, dimana gelatin sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Pada tahap evaporasi ini, nilai kadar air akhir hasil evaporasi belum
memenuhi kadar air yang diinginkan sehingga dicari nilai koefisien pindah massa dan persamaan untuk memprediksi nilai kadar air akhir. Dalam penelitian ini juga
akan diuji kinerja dari evaporator yang telah ada. Diharapkan dari nilai percobaan yang dihasilkan dapat ditindaklanjuti dengan pemeliharaan dan
perbaikanmodifikasi.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan kinerja prototipe evaporator tipe falling film pada proses
pemekatan larutan gelatin berdasarkan parameter laju evaporasi, ekonomi steam, konsumsi energi bahan bakar dan energi listrik serta
efisiensinya. 2. Menentukan debit input bahan optimal untuk penghematan energi
dengan menganalisa kinerja dari protitipe evaporator. 3. Menentukan nilai koefisien pindah massa dan persamaan untuk
memprediksi nilai kadar air akhir hasil evaporasi. 4. Menentukan kebutuhan energi spesifik proses evaporasi.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. EVAPORASI
Salah satu perlakuan penting dalam pengolahan hasil-hasil pertanian adalah proses penurunan kadar air bahan. Panas yang diberikan untuk suatu
produk basah dimaksudkan untuk mengubah air menjadi uap. Menurut Hall 1979, besarnya panas yang diberikan pada suatu produk tergantung dari suhu
dan tekanan yang ada pada proses tersebut, penguapan air ini dapat terjadi pada kondisi tekanan atmosfir maupun pada kondisi vakum.
Evaporasi merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah massa secara simultan. Dalam proses ini sebagian air akan diuapkan sehingga
diperoleh suatu produk yang kental konsentrat. Proses pindah panas dan pindah massa yang efektif akan meningkatkan kecepatan evaporasi. Evaporasi terjadi
apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi dari titik didih cairan. Untuk produk makanan yang sensitif terhadap suhu tinggi, titik didih cairan atau pelarut
harus diturunkan lebih rendah dari titik didih pada kondisi normal. Menurunkan titik didih pelarut atau cairan dilakukan dengan cara menurunkan tekanan di atas
permukaan cairan menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfir atau disebut vakum Wirakartakusumah et al., 1989.
Proses pemekatan larutan gelatin adalah proses penghilangan air dalam larutan gelatin hingga mencapai larutan gelatin pekat dengan volume 25-45 dari
volume larutan sebelum dipekatkan Karlson, 1965. Proses yang umum dilakukan dalam pemekatan gelatin adalah dengan metode evaporasi. Metode
tersebut memiliki resiko kerusakan produk akibat pemanasan yang cukup lama karena gelatin merupakan produk yang sensitif terhadap suhu tinggi. Gelatin dapat
mengalami kerusakan pada suhu di atas 80
o
C Anne et al., 2002. Ward dan
Courts 1977 menyatakan bahwa evaporasi gelatin harus memenuhi ketentuan seperti suhu evaporasi rendah, waktu kontak antara larutan gelatin dengan panas
singkat dan mencegah pembentukan buih. Proses evaporasi dilakukan pada suhu
5
40-80
o
C, suhu yang digunakan harus di atas titik lelehnya dengan menggunakan vakum.
Menurut Wirakartakusumah 1989, bahan makanan yang sensitif terhadap panas, mutu produk akhirnya sangat dipengaruhi oleh proses evaporasi. Faktor
evaporasi yaitu hubungan antara suhu dan waktu akan menentukan tingkat kerusakan akibat panas. Suhu evaporasi seharusnya serendah mungkin dengan
waktu evaporasi sesingkat mungkin. Suhu didih yang rendah dapat dicapai dengan menggunakan tekanan rendah dan bersamaan dengan itu perbedaan suhu produk
dengan suhu media juga dapat diturunkan. Pada tekanan atmosfir 76 cmHg, air akan mendidih pada suhu 100
o
C, sehingga dalam suatu ruang hampa vakum kita dapat menguapkan air pada suhu
yang lebih rendah, sehingga kerusakan bahan dapat ditekan Muchtadi, 1989. Suatu sistem evaporator vakum memiliki empat elemen penting, yaitu ruang
vakum dengan konstruksi tertentu, alat-alat untuk mensuplai panas, alat-alat untuk mempertahankan kondisi hampa dan komponen-komponen untuk mengumpulkan
uap air yang dievaporasikan dari bahan pangan Rizana, 1997.
B. EVAPORATOR