PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA JASA SERVIS PT. NASMOCO BANTUL YOGYAKARTA (Studi pada Pelanggan PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta)
(Studi pada Pelanggan PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta)
RELATIONSHIP MARKETING EFFECT OF CUSTOMER SATISFACTION AND CUSTOMER LOYALTY SERVICE IN PT. NASMOCO BANTUL
YOGYAKARTA
(Study on PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta Customers)
Oleh
M. NURMAN AGUSTIAN 20120410064
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(2)
YOGYAKARTA
(Studi pada Pelanggan PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta)
RELATIONSHIP MARKETING EFFECT OF CUSTOMER SATISFACTION AND CUSTOMER LOYALTY SERVICE IN PT. NASMOCO BANTUL YOGYAKARTA
(Study on PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta Customers)
Oleh
M. NURMAN AGUSTIAN 20120410064
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(3)
(Studi pada Pelanggan PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta)
RELATIONSHIP MARKETING EFFECT OF CUSTOMER SATISFACTION AND CUSTOMER LOYALTY SERVICE IN PT. NASMOCO BANTUL YOGYAKARTA
(Study on PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta Customers) SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
M. NURMAN AGUSTIAN 20120410064
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(4)
Dengan ini saya,
Nama : M. Nurman Agustian
Nomor Mahasiswa : 20120410064
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH RELATIONSHIP
MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS
PELANGGAN PADA JASA SERVIS PT. NASMOCO BANTUL YOGYAKARTA (Studi pada pelanggan PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta)
”
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjangpengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Pusataka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 23 November 2016
(5)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Q.S Al-Baqarah: 153)
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memenag harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak (Aldus Huxley)
Don’t put till tomorrow what you can do today (Anonim)
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran
(James Thurber)
Sahabat adalah mereka yang menemani kita disaat sulit maupun susah, bukan mereka yang meninggalkan disaat duka
(6)
karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti ia berikan kepada umatnya sehingga kita masih bias merasakan segala nikmat yang ada di muka bumi ini, dan atas kehendak-Nya pula lah saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka nikmat Tuhanmu (Allah) yang manakah yang kamu dustakan lagi.
Hanya tulisan yang berbentuk skripsi ini yang mampu kupersembahkan saat ini kepada kedua orang tuaku. Terimakasih banyak untuk bapak dan mamaku dirumah yang memberiku ijin meninggalkan rumah untuk mencari ilmu di tanah rantau, memenuhi kebutuhan selama hidupku, taka ada kata mampu kalimat yang pantas untuk membalas segala apa yang telah engkau berikan
kepadaku, do’a yang tiada henti kamu panjatkan untuk anak-anakmu. Terima kasih, mungkin tak sebanding dengan apa yang telah engkau berikan kepada anakmu ini, tapi hanya itu yang mampu kuucapkan untuk saat ini. Ijinkan aku untuk membalas semuanya suatu hari nanti, Terima kasih bapak, Terimakasih Mama.
Terima kasih yang tak terhingga kepada semua dosen-dosenku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen dan juga dosen pembimbing yang tiada lelah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan kepadaku selama proses penyelesaian skripsi ini.
Teruntuk sahabat seperjuanganku dalam segala hal, Ghiffari yang udah membantu banyak dalam penyelesaian skripsi ini, Zulfika yang udah banyak direpotkan, Dhanti yang udah menjadi pembimbing di luar kampus, Gilang yang sering memberi semangat untuk segala hal yang berkaitan untuk lulus, Ripul yang udah membantu dalam menyelesaikan skripsi, Fikri yang udah memberi semangat dan selalu membantu, Uci yang telah banyak memberi masukan untuk menyelesaikan revisi, kalian luar biasa. Serta kawan-kawan yang lainnya yang tidak disebutkan namanya terimakasih banyak karena telah banyak membantu mengisi kekurangan saya dalam penyelesaian skripsi ini. Teruntuk Dewi Alida yang selalu membantu dan menemani saya disaat saya lagi membutuhkan bantuan apapun, kapanpun dan dimanapun, hanya kata Terima kasih yang mampu saya ucapkan untuk saat ini. Thanks all They are the best.
(7)
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ...v
HALAMAN MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Rumusan Masalah ...9
C. Tujuan Penelitian ...10
D. Manfaat Penelitian ...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...11
A. Landasan Teori ...11
B. Penelitian Terdahulu ...18
C. Hipotesis ...21
D. Model Penelitian ...25
BAB III METODE PENELITIAN ...26
A. Obyek dan Subyek Penelitian ...26
B. Jenis Data ...26
C. Teknik Pengambilan Sampel ...27
D. Teknik Pengumpulan Data ...29
E. Definisi Operasional Variabel ...29
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...31
(8)
1. Obyek Penelitian ...36
2. Subyek Penelitian ...47
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...52
1. Uji Validitas ...52
2. Uji Reliabilitas ...53
C. Uji Hipotesis dan Analisis Data ...54
1. Hasil Uji Analisis Jalur (path analysis) ...54
2. Hasil Uji F (test) ...57
3. Hasil Uji t Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ...59
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...62
D. Pembahasan ...65
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ...73
A. Kesimpulan ...73
B. Saran ...74
C. Keterbatasan Penelitian ...75
DAFTAR PUSTAKA
(9)
1.2. Jumlah Pelanggan Servis PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta ... 8
4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 48
4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan ... 50
4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 50
4.5. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 51
4.6. Hasil Uji Validitas ... 52
4.7. Hasil Uji Reliabilitas ... 54
4.8. Hasil Uji Analisis Jalur Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan ... 55
4.9. Hasil Uji Analisis Jalur Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan ... 55
4.10. Hasil Uji Analisis Jalur Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan ... 56
4.11. Hasil Uji F Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan ... 57
4.12. Hasil Uji F Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan ... 58
4.13. Hasil Uji F Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan ... 58
4.14. Hasil Uji t Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan ... 59
4.15. Hasil Uji t Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan ... 60
4.16. Hasil Uji t Kepuasan Pelangganterhadap Loyalitas Pelanggan ... 61
4.17. Hasil Uji Koefisien (R2) Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan .... 63
4.18. Hasil Uji Koefisien (R2) Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan ... 64
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
This study aimed to analyze the Effects of Relationship Marketing on Customer Satisfaction and Customer Loyalty in PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta. Subjects in this study are customers who've used the service fees in PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta. The purpose of this study was conducted to determine the effect of relationship marketing on customer satisfaction and loyalty. The data used in this research is the explanation or explanatory research, the samples used were a total of 110 respondents using non-probability sampling method (sampling is not random). Analysis of the data used in this study were Path Analysis (Path Analysis).
Based on the analysis that has been done shows that the relationship marketing variables significantly affect customer satisfaction variables, relationship marketing variables significantly influence variable customer loyalty and customer satisfaction variables significantly affect customer loyalty variable. Thus PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta to be deeper and more serious in a relationship with the customer relationship marketing that is woven even more tightly and persist for long periods of time.
(15)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas pelanggan pada PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan yang pernah menggunakan jasa servis di PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan atau explanatory research, sampel yang digunakan berjumlah sebanyak 110 responden dengan menggunakan metode non probability sampling (penarikan sampel secara tidak acak). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis).
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel relationship marketing berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan, variabel relationship marketing berpengaruh secara signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan, dan variabel kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan. Dengan demikian PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta harus lebih dalam dan serius dalam menjalin hubungan dengan para pelanggan agar relationship marketing yang dijalin semakin erat dan bertahan untuk jangka waktu yang lama.
(16)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PenelitianPada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan
keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat,
khususnya terhadap produk mobil, karena seperti yang kita ketahui produk
ini merupakan alat transportasi darat yang paling nyaman bagi konsumen.
Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara
Jepang, yang dikenal memiliki banyak sekali industri mobil berskala
multinasional, memanfaatkan selera konsumen dari Negara Negara
berkembang untuk mengembangkan pasarnya ke Negara tersebut. Bahkan
himbauan pemerintah tentang pembatasan kuota kendaraan di jalan raya
misalnya seperti yang terjadi di ibukota Jakarta tidak dihiraukan lagi oleh
masyarakat. Adanya berbagai kemudahan dalam pembelian mobil seperti
kredit dengan down payment yang rendah menyebabkan masyarakat tidak
perlu lagi khawatir mengenai kemampuan finansial mereka untuk membeli
berbagai merek mobil yang saat ini banyak sekali melakukan inovasi dari
sisi desain maupun teknologi mesin, hal ini menyebabkan kendaraan
bermotor roda empat bukan lagi menjadi sebagai barang mewah melainkan
sebagai kebutuhan untuk menunjang aktifitas pekerjaan maupun aktifitas
(17)
Untuk membuat sebuah produk perusahaan tidak hanya
menciptakan tipe dan merek yang didasarkan pada fungsi mobil tetapi juga
desain karena hal tersebut juga merupakan hal yang diperhatikan oleh
konsumen dalam keputusan pembelian. Konsumen akan memilih mobil
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen itu sendiri, hal ini
dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai salah satu peluang dan
dikembangkan menjadi strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan
pasar dan memberikan kesempatan pada calon pembeli untuk memilih
merek, tipe, warna sesuai dengan daya beli dan kebutuhan mereka.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal berbagai macam merek dan tipe
mobil, seperti: Toyota, Honda, Nissan, Suzuki, BMW, dan Marcedess
Benz. Mobil-mobil ini diproduksi sesuai dengan perkembangan jaman yang
ada dan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan membuat
produk mobil sesuai dengan keinginan konsumen baik tipe, merek, jenis,
warna maupun fasilitas lain seperti AC, Air Bag system, transmisi matic
dan manual.
Pada saat ini, konsep pemasaran dalam memenangkan persaingan
tidak hanya berfokus pada penjualan produk, tetapi juga membangun
hubungan dengan pelanggan yang berorientasi jangka panjang hingga
menuju kesetiaan pelanggan. Keuntungannya adalah perusahaan mampu
menghitung perkiraan taksiran kasar nilai dari seorang pelanggan, sehingga
(18)
Pada sekitar tahun 1990an muncul pendekatan baru dari bidang
pemasaran yaitu Relationship Marketing, konsep tersebut merupakan
pendekatan marketing yang mengutamakan interaksi antara perusahaan
dengan semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
(stakeholders). Pada konsep ini hubungan baik dengan stakeholders
dianggap aset yang paling mendasar bagi perusahaan, perusahaan yang
beriorentasi pada konsumen pasti memerlukan strategi yang tepat untuk
membangun loyalitas konsumen guna mencapai tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan.
Relationship Marketing merupakan salah satu pendekatan bisnis
yang berbasis pengelolaan hubungan atau relasi dengan pelanggan.
Relationship Marketing lebih memfokuskan pada apa yang dinilai
pelanggan bukan kepada produk yang ingin dijual oleh perusahaan.
Menurut Kotler & Armstrong (2008) dalam persaingan yang ketat
diperlukan biaya yang jauh lebih tinggi untuk merebut pelanggan baru dari
pada memelihara pelanggan yang sudah ada. Relationship Marketing yaitu
proses menciptakan, mempertahankan, dan memperbaiki hubungan kuat
yang berdasarkan nilai, dengan pelanggan dan pemegang saham lainnya.
Tujuannya untuk memberikan nilai jangka panjang kepada pelanggan, dan
ukuran keberhasilannya ialah kepuasan pelanggan jangka panjang.
Kepuasan pelanggan merupakan suatu konsep yang telah lama
dikenal dalam pemasaran. Menurut Tjiptono (2008), Kepuasan pelanggan
(19)
hasil) yang ia persepsikan dibandingkan harapannya. kepuasan pelanggan
merupakan suatu perasaan konsumen sebagai respon terhadap produk
barang atau jasa yang telah dikonsumsi. Secara umum kepuasan dapat
diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang
diterima konsumen dengan harapan konsumen, layanan atau hasil yang
diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen, atau
bahkan melebihinya. Pelanggan merasa puas jika segala kebutuhannya
selalu dilayani dengan baik. Bila pelanggan puas, maka pelanggan akan
melakukan pembelian secara berkala, merekomendasikan kepada orang
lain, membeli diluar lini produk atau jasa serta tidak mudah terpengaruh
atau tertarik dengan penawaran produk atau jasa yang lain.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang
diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas
diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas
hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Menurut
Dardevian (2013) Loyalitas pelanggan adalah respon perilaku pembelian
yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan
dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah
merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan
bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku membeli ulang, loyalitas
pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek afektif
(20)
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Apriliani Dkk (2014) dengan mendapatkan hasil bahwa variabel
relationship marketing berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
nasabah, variabel relationship marketing berpengaruh signifikan terhadap
variabel loyalitas nasabah, dan variabel kepuasan nasabah berpengaruh
signifikan terhadap variabel loyalitas nasabah.
Dengan persaingan yang tinggi maka setiap perusahaan pasti akan
berusaha mencuri perhatian pelanggan. Berbagai macam cara seperti
meningkatkan kualitas produk, kualitas layanan, dekorasi perusahaan atau
ruangan, serta meningkatkan kualitas pemasaran. Kebijakan merupakan
aliran strategi, kebijakan menyediakan pedoman luas yang menghubungkan
perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan kemudian
diimplementasikan melalui strategi dan divisi suatu perusahaan. Kebijakan
dibuat untuk menjamin target penjualan dari perusahaan dapat terpenuhi.
Salah satu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dalam penjualan mobil
di Indonesia adalah Toyota, Toyota adalah perusahaan dengan tingkat
penjualan tertinggi di Indonesia. Berikut ini adalah laporan penjualan mobil
Nasional pada tahun 2014 sampai tahun 2015, dikutip dari Kompas
(21)
Tabel 1.1
Penjualan Mobil Nasional pada tahun 2014-2015 Brand
Jan – Okt 2014 Jan – Okt 2015
Unit Unit
Toyota 399.199 321.858
Daihatsu 185.226 167.808
Honda 159.147 159.253
Mitsubishi 141.962 112.527
Nissan 33.789 29.358
Sumber: Kompas Otomotif
Toyota memiliki kebijakan yang mengatur aktifitas personal selling
melalui dealer resmi yang terbesar di penjuru Indonesia. Salah satu dealer
resmi Toyota terbesar yang menguasai 70-80% total penjualan mobil
Toyota adalah PT.Astra Internasional Tbk-TSO AUTO 2000. Auto 2000
adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan, dan penyediaan suku
cadang Toyota yang manajemenya ditangani penuh oleh PT. Astra
Internasional,Tbk. Banyaknya penjualan yang produk Auto 2000 ini
memberikan kontibusi yang cukup besar bagi Negara karena menambah
devisa negara dari industri sejenisnya. Ada berbagai cabang dari Auto
2000, salah satunya adalah cabang Auto 2000 yang berada di Yogyakarta
yaitu PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta. Banyaknya penjualan mobil dan
service mobil yang dilakukan oleh PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta tidak
lepas dari Relationship Marketing yang dilakukan oleh perusahaan kepada
pelanggan.
PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta mempunyai beberapa bidang
(22)
servis (bengkel). Dari ketiga bidang tersebut frekuensi yang sering
berhubungan dengan konsumen adalah pemeliharaan dan servis (bengkel).
Divisi bengkel PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta melayani servis dan
pemeliharaan kendaraan Toyota baik kendaraan pelanggan maupun bukan
pelanggan. Pemeliharaan dan servis ini, juga bertujuan memberikan
kemudahan kepada pelanggan dalam hal pemeliharaan dan servis. Dengan
demikian baik pelanggan maupun calon pelanggan akan merasa yakin
melakukan pembelian kendaraan Toyota. Salah satu pelayanan yang
disediakan dealer PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta kepada konsumen
adalah memberikan pelayanan yang cepat dan selalu memenuhi janji
(keandalan), ketepatan dalam pelayanan dan kesigapan membantu
pelanggan (daya tangkap), kemampuan karyawan dalam menyampaikan
informasi, reputasi bengkel yang sudah cukup dikenal baik dan sopan
santun karyawan (jaminan), hubungan karyawan dengan konsumen cukup
baik, karyawan menjalin komunikasi kepada setiap konsumen serta
karyawan mempunyai perhatian dan selalu memahami keinginan konsumen
(empati), penampilan karyawan simpatik serta lokasi yang di tempati (bukti
fisik). PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta unit bengkel memiliki
teknisi-teknisi bengkel yang lebih ahli dan handal pada bidangnya, dan dari bentuk
ruang tunggu yang di sediakan oleh PT. Namoco Bantul Yogyakarta untuk
para pelanggan nya sangat membuat konsumen merasa nyaman dan
memanjakan konsumen dengan cara menghidangkan beberapa cemilan atau
(23)
terbukti dengan banyaknya konsumen yang melakukan servis mobil di PT.
Nasmoco Bantul Yogyakarta dan jumlah konsumen yang meningkat pada
setiap tahunya. Berikut ini adalah laporan bulanan bengkel pada tahun 2014
sampai tahun 2015, jumlah konsumen yang melakukan servis di PT.
Nasmoco Bantul Yogyakarta. Dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah pelanggan yang melakukan servis pada PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta tahun 2014-2015
No Bulan
2014 2015
Unit CPUS Unit non
CPUS Unit CPUS
Unit non CPUS
1 Januari 1017 278 1031 280
2 Februari 1000 271 1014 295
3 Maret 1038 377 1071 260
4 April 1005 303 1025 312
5 Mei 1066 380 1009 320
6 Juni 1022 293 1103 362
7 Juli 1143 352 1095 301
8 Agustus 1010 262 1021 290
9 September 1092 295 1075 312
10 Oktober 1278 299 1154 280
11 November 1025 276 1075 302
12 Desember 1001 286 1044 311
Sumber : PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan Pada Jasa Servis PT. Nasmoco, Bantul, Yogyakarta“
(24)
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh
Apriliani Dkk (2014) dengan judul Pengaruh Relationship Marketing
terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah. (studi pada nasabah bank syariah
mandiri KC Bandar Jaya).
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalah yang akan diangkat dalam proposal penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah Relationship Marketing berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan?
2. Apakah Relationship Marketing berpengaruh positif terhadap
loyalitas pelanggan?
3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan?
4. Apakah Relationship Marketing berpengaruh positif terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan yang akan diangkat dalam proposal penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Relationship Marketing terhadap
(25)
2. Untuk menganalisis pengaruh Relationship Marketing terhadap
loyalitas pelanggan.
3. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan.
4. Untuk menganalisis pengaruh Relationship Marketing terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti
studi kasus dan acuan atau referensi mengenai pembahasan yang
berkaitan dengan topik dalam proses perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran,
laporan maupun acuan mengenai keefektifan strategi pemasaran
yang dipakai perusahaan dalam menjalankan produktivitas bisnis
(26)
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori1. Relationship Marketing
Menurut Kotler (2007) menyatakan bahwa Relationship
Marketing adalah proses menciptakan, mempertahankan dan
meningkatkan hubungan yang kuat, bernilai tinggi dengan pelanggan
atau organisasi harus memfokuskan pada mengelola pelanggan
disamping produk Relationship Marketing sendiri mendorong para
marketer untuk selalu berfikir dalam waktu yang panjang.
Relationship Marketing menurut Evans dan Laskin dalam
Wibowo (2006) diartikan sebagai proses dimana suatu perusahaan
membangun aliansi jangka panjang dengan pelanggan dan calon
pelanggan, bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang ditentukan.
Tujuan tersebut dipenuhi dengan memahami kebutuhan konsumen,
memperlakukan konsumen sebagai mitra, menjamin bahwa para
pegawai memenuhi kepuasan konsumen dan memberikan kualitas yang
baik kepada konsumen. Satu hal yang sangat penting bagi perusahaan
adalah membina hubungan yang baik dengan para pelanggan, pegawai,
pemasok, distributor, dan partner-partner distribusinya karena
hubungan baik akan menentukan nilai masa depan perusahaan yang
(27)
Pergeseran dari strategi transactional marketing menjadi
strategi Relationship Marketing munurut Chaston dalam Prabowo
(2008) strategi transactional marketing tidak dapat membentuk
loyalitas pelanggan dalam jangka panjang. Perusahan yang menerapkan
strategi Relationship Marketing mengarahkan secara langsung upaya
pemasarannya kearah penciptaan dan penjagaan image sebagai
perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk bekerja lebih dekat
dengan pelanggannya untuk memberikan pemecahan masalah
pelanggan tersebut.
Relationship Marketing merupakan hubungan yang saling
tergantung, adanya kepercayaan, kerjasama dan partnership.
Relationship Marketing yang benar membutuhkan perubahan sikap
yang mendasar, memandang pelanggan sebagai mitra (partner) dan
modal harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan keuntungan
jangka panjang bagi badan usaha. Penjualan bukanlah akhir dari proses
pemasaran, sebaliknya merupakan awal hubungan dengan pelanggan.
Fokusnya terletak pada hubungan bukan pada penjualan individu.
Zeithml dan Bitner (2013) mendefinisikan Relationship Marketing
orientasi strategis, yang memfokuskan pada mempertahankan dan
mengembangkan pelanggan yang ada, lebih dari pada menarik
pelanggan baru. Chan (2008) mendefinisikan Relationship Marketing
(28)
menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan
yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.
Mishra dan Li (2008) Faktor kunci keberhasilan untuk bertahan
di pasar yang matang bergantung pada mempertahankan hubungan
jangka panjang dengan para stakeholder, hubungan pemasaran
(Relationship Marketing) mengacu pada semua kegiatan pemasaran
yang diarahkan menuju pembentukan, mengembangkan, dan
mempertahankan hubungan yang sukses.
Relationship Marketing menurut Tjiptono (2007) ialah
merupakan orientasi strategis atau filosofi menjalankan bisnis barang
atau jasa yang lebih berfokus pada upaya mempertahankan dan
menumbuh kembangkan relasi dengan pelanggan saat ini terutama
(profitable costumer atau selected costumer) dibandingkan merebut
pelanggan baru.
Griffin (2005) Relationship Marketing adalah pertumbuhan,
pengembangan dan pemeliharaan dalam jangka panjang yang
menimbulkan hubungan biaya efektif dengan pelanggan, pemasok,
karyawan, dan rekan-rekan lain yang saling menguntungkan.
Menurut Tjiptono (2007) Relationship Marketing dapat
digunakan sebagai strategi dalam membangun hubungan yang baik
dengan pelanggan secara jangka panjang, Relationship Marketing yang
baik akan menciptakan kepercayaan dan kepuasan dan seterusnya akan
(29)
Menurut Kotler & Armstrong (2008) dalam persaingan yang
ketat diperlukan biaya yang jauh lebih tinggi untuk merebut pelanggan
baru dari pada memelihara pelanggan yang sudah ada. Relationship
Marketing yaitu proses menciptakan, mempertahankan, dan
memperbaiki hubungan kuat yang berdasarkan nilai, dengan pelanggan
dan pemegang saham lainnya. Tujuannya untuk memberikan nilai
jangka panjang kepada pelanggan, dan ukuran keberhasilannya ialah
kepuasan pelanggan jangka panjang.
Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya Relationship
Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (2008) Relationship
Marketing mengandung tiga manfaat, yaitu:
a. Manfaat Ekonomis
Pendekatan pertama untuk membangun suatu hubungan nilai
dengan pelanggan adalah menambah manfaat-manfaat keuangan
atau ekonomis manfaat ekonomis dapat berupa penghematan biaya
yang dikeluarkan oleh pelanggan, potongan-potongan khusus.
b. Manfaat Sosial
Meskipun pendekatan dengan menambah manfaat ekonomis
seperti di atas dapat membangun preferensi konsumen, namun hal
ini dapat mudah ditiru oleh para pesaing satu badan usaha dengan
yang lainnya. Sehingga dalam pendekatan ini, badan usaha harus
(30)
memberikan perhatian kepada para pelanggan dengan mempelajari
kebutuhan dan keinginan pelanggan secara individual.
c. Ikatan Struktural
Pendekatan ketiga untuk membangun hubungan yang kuat
dengan pelanggan adalah menambah ikatan struktural. Maksudnya
bahwa badan usaha - badan usaha memberikan pendekatan atau
program yang terstruktur yang dapat menarik minat konsumen
untuk mau terlibat menjadi anggota kartu keanggotaan, misalnya
menjadi anggota member privilege.
2. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler & Amstrong (2008) kepuasan pelanggan
merupakan pengukuran kinerja yang diberikan oleh sebuah produk
sesuai dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari yang
diharapkan maka pembeli tidak merasa puas.
Menurut Tjiptono (2007) bahwa kepuasan pelanggan
merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian yang
dipresepsikan anatara harapan awal sebelum melakukan pembelian dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian.
Kepuasan Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada
kita, tetapi kita yang tergantung padanya, orang yang membawa kita
kepada keinginannya dan orang yang teramat penting yang harus
(31)
Kepuasan pelanggan adalah salah satu hasil penting dari
kegiatan pemasaran. Menurut Kotler & Amstrong (2008) kepuasan
pelanggan merupakan pengukuran kinerja yang diberikan oleh sebuah
produk sesuai dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari
yang diharapkan maka pembeli tidak merasa puas.
Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia
persepsikan dibandingkan harapannya. Kepuasan pelanggan merupakan
suatu perasaan konsumen sebagai respon terhadap produk barang atau
jasa yang telah dikonsumsi. Secara umum kepuasan dapat diartikan
sebagai suatu perbandingan antara layanan atau hasil yang diterima
konsumen dengan harapan konsumen, layanan atau hasil yang diterima
itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen, atau bahkan
melebihinya.
3. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan kunci utama yang memberikan
keuntungan kompetitif bagi perusahaan karena mempunyai nilai
strategik bagi perusahaan. Menurut Chan (2003) bagi perusahaan yang
berorientasi kepada pelanggan mempunyai pandangan bahwa
pelanggan adalah nyawa atau kehidupan bagi perusahaan sehinggan
pelanggan terutama pelanggan yang loyal harus tetap dijaga dan
(32)
(2006) memberikan beberapa pengertian tentang loyalitas pelanggan
seperti:
a. Pelanggan loyal adalah pelanggan yang melakukan pembelian
secara teratur.
b. Pelanggan yang membeli produk dari lini produk yang lain
misalnya disamping membeli pakaian juga membeli sepatu
ditempat yang sama.
c. Pelanggan yang memberikan referensi kepada orang lain.
d. Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk
pindah.
Loyalitas di artikan sebagai suatu kesetiaan yang timbul tanpa
adanya paksaan, melainkan timbul dari kesadaran sendiri. Menurut
Griffin (2005) bahwa Konsep loyalitas lebih mengarah kepada perilaku
(behavior) dari pada sikap dan seseorang yang loyal akan
memperlihatkan perilaku pembelian yang dapat diartikan sebagai suatu
pola pembelian yang teratur dalam waktu yang lama yang dilakukan
oleh unit-unit pembuat atau pengambul keputusan.
Pelanggan dikatakan loyal ketika perilaku pembeliannya tidak
dihabiskan dengan mengacak (non random) beberapa unit keputusan.
Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan yang pasti dalam
membeli apa dan dari siapa pembelian yang dilakukan. Loyalitas dapat
juga dianggap sebagai suatu kondisi yang berhubungan dengan rentang
(33)
mempertimbangkannya. Untuk keputusan dapat diartikan sebagai
keputusan pembelian dapat dilakukan oleh lebih dari satu orang
menurut Griffin (2005).
Kartajaya (2007) menyatakan bahwa pelanggan yang sudah
setia (loyal) bersedia membeli walaupun dengan harga yang sedikit
mahal dan senantiasa melakukan pembelian ulang serta
merekomendasikan produk atau jasa tersebut pada orang lain. Mereka
yang dikategorikan sebagai pelanggan yang setia ialah mereka yang
sangat puas pada produk tertentu sehingga mereka mempunyai antusias
untuk memperkenalkan kepada siapapun yang mereka kenal. Pada
tahap berikutnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas
kesetiaan mereka dengan produk-produk buatan produsen yang sama.
B. Penelitian Terdahulu
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Dkk (2014)
dengan judul Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Nasabah (studi pada Nasabah Bank Syariah Mandiri KC Bandar
Jaya) memiliki hasil bahwa variabel Relationship Marketing berpengaruh
signifikan terhadap variabel kepuasan nasabah, dan menunjukkan bahwa
variabel Relationship Marketing berpengaruh signifikan terhadap variabel
loyalitas nasabah, dan variabel kepuasan nasabah berpengaruh signifikan
terhadap variabel loyalitas nasabah. Dengan demikian, Bank Syariah
(34)
hubungan dengan para nasabah agar Relationship yang dijalin semakin erat
dan bertahan lama.
kedua, penelitian yang dilakukan oleh Suharyono Dkk (2014)
dengan judul Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan
Nasabah dan Loyalitas Nasabah (studi pada nasabah Bank Jatim cabang
Pasuruan). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory research) karena peneliti menjelaskan
hubungan sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif karena pendekatan ini lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 156 responden. Memiliki hasil bahwa variabel Relationship
Marketing memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan sebesar 0,693, variabel Relationship Marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,421 dan variabel Kepuasan Pelanggan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan sebesar 0,562. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel Customer Satisfaction memperkuat hubungan antara variabel Relationship Marketing
dan Loyalitas Pelanggan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) dengan judul
Pengaruh Penerapan Relationship Marketing (RM) Terhadap Loyalitas
Melalui Kepuasan Konsumen Pada Bagian Part Indirect Auto 2000 Sutoyo
(35)
Marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada
bagian part indirect auto 2000 sutoyo malang, hasil temuan kedua yaitu
kepuasan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen pada bagian part indirect auto 2000 sutoyo malang, hasil temuan
ketiga yaitu Relationship Marketing memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Loyalitas konsumen pada bagian part indirect auto
2000 sutoyo malang, hasil temuan keempat yaitu Relationship Marketing
memiliki pengaruh positif secara tidak langsung. Dengan adanya
Relationship Marketing diharapkan dapat meningkatkan kepuasan
konsumen sehingga dapat terbentuk loyalitas konsumen.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2008) dengan
judul Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan
melalui Kepuasan Pelanggan pada PT. Astra Surabaya. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dengan
meberikan kuesioner pada pengguna jasa Astra dan telah berlangganan
minimal selama satu tahun, berusia lebih dari 17 tahun dan berdomisili di
wilayah Surabaya. Teknik analisis data menggunakan path diagram untuk
melihat hubungan kausalitas. Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif Relationship Marketing terhadap kepuasan pelanggan pada
PT Astra Internasional. Untuk kepuasan pelanggan berpengaruh positif
(36)
C. Hipotesis
1. Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan
Variabel Relationship Marketing memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel kepuasaan nasabah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Relationship Marketing berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik hubungan yang dijalin
akan semakin meningkatkan kepuasan para nasabahnya. Kepuasan
nasabah mengarah kepada profitabilitas, apabila kualitas dari BSM KC
Bandar Jaya meningkat, maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
Menurut Tjahyadi dalam Apriliani Dkk (2014) pelanggan yang puas
akan menciptakan relationship yang kuat dan mengarah pada loyalitas
nasabah. Kepuasan pelanggan bersifat dinamis dan terus-menerus
diperbaharui melalui produk atau jasa baru, pelayanan baru, komunikasi
yang lebih berorientasi kepada pelanggan dan hubungan pelanggan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutanto
dan Japarianto dalam Apriliani Dkk (2014) yang menujukkan bahwa
Relationship Marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
dalam memberikan kepuasan kepada nasabahnya. Relationship
Marketing bertujuan untuk membangun hubungan yang memuaskan
dalam jangka panjang dengan perusahaan. Kepuasan yang tercipta dari
berbagai layanan jasa yang disediakan dan kinerja dari penyedia layanan
ini membuat nilai lebih bagi perusahaan. Banyak manfaat yang dapat
(37)
nasabah misalnya terciptanya hubungan yang terjalin antara perusahaan
dan nasabah menjadi harmonis, terciptanya loyalitas nasabah, dan
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di simpulakan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Relationship Marketing berpengaruh positif terhadap kepuasan Pelanggan.
2. Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan
Variabel Relationship Marketing memiliki pengaruh terhadap
loyalitas nasabah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa relationship
(hubungan) yang dijalin dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan
loyalitas yang tinggi dari para nasabahnya. Menurut Tjahyadi dalam
Apriliani Dkk (2014) perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang
mampu menjalin relationship jangka panjang dengan nasabahnya.
Relationship jangka panjang berarti pelanggan yang loyal di mana
kebutuhan dan keinginannya terpuaskan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silmi
dalam Apriliani Dkk (2014) yang menujukkan bahwa Relationship
Marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
loyalitas nasabah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
baikrelationship yang dijalin dan dijaga mampu memberikan sikap loyal
(38)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di simpulakan bahwa
hipotesis sebagai berikut:
H2: Relationship Marketing berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan.
3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan
Variabel kepuasan nasabah memberikan pengaruh signifikan
terhadap loyalitas nasabah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepuasan nasabah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kepuasan nasabah mampu menarik nasabahnya
untuk menjadi loyal. Nasabah yang sudah loyal dengan perusahaan akan
melakukan hal-hal yang menguntungkan perusahaan. Contohnya
nasabah akan merekomendasikan BSM KC Bandar Jaya ke teman atau
keluarganya dan menjadikan nasabah yang setia.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar
dan Parvez dalam Apriliani Dkk (2014) yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan anatar kepuasan nasabah terhadap
loyalitas. Loyalitas yang ditunjukan oleh para nasabahnya adalah efek
dari kepuasan yang mereka dapatkan, sebagaimana hasil penelitian ini
menunjukkan variabel kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah
(39)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di simpulakan bahwa
hipotesis sebagai berikut:
H3: Kepuasan Pelanggan berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan.
4. Pengaruh Relationship Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan melalui
Kepuasan Pelanggan
Variabel Relationship Marketing memiliki pengaruh positif
secara tidak langsung. Dengan adanya Relationship Marketing
diharapkan dapat meningkatkan kepuasan konsumen sehingga dapat
terbentuk loyalitas konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Alrubaiee
(2008) mengutip pernyataan Berry (1983) bahwa Relationship
Marketing adalah alat untuk meraih customer loyalty yang akan
meningkatkan customer satisfaction, yang artinya kepuasan memang
berpengaruh terhadap adanya loyalitas konsumen. Semakin puas
konsumen akan produk dan pelayanan perusahaan maka akan semakin
kuat juga ikatan loyalitas yang dimiliki oleh konsumen terhadap
perusahaan.
D. Model Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka dapat
disusun sebuah model hipotesis untuk meneliti pengaruh Relationship
Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan, seperti
(40)
Gambar 1. Model Hipotesis
H2
H1 H3
Sumber: Aprilliani (2014) Relationship
Marketing (X)
Loyalitas Pelanggan
(Y2)
Kepuasan Pelanggan
(41)
26 A. Objek dan Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono (2008) obyek adalah keseluruhan gejala yang
ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek
dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau
situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Dalam
penelitian ini yang menjadi Objek penelitian adalah PT. Nasmoco Jln.
Ringroad Selatan, Tamantirto, Bantul Yogyakarta.
Sedangkan menurut Arikunto (2006) subjek penelitian adalah
subjek penelitian yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita berbicara
tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis,
yaitu subjek yang akan menjadi subjek penelitian atau sasaran peneliti.
Pada penelitian ini responden adalah orang yang diminta memberikan
keterangan suatu fakta atau pendapat. Subjek penelitian ini adalah
konsumen yang menggunakan jasa servis PT. Nasmoco Bantul,
Yogyakarta.
B. Jenis Data
Umar (2013) pengertian data dari sudut pandang ilmu sistem
informasi sebagai fakta-fakta maupun angka-angka yang secara relatif tidak
(42)
sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti. Misalnya produsen suatu produk kosmetik yang ingin mengetahui
perilaku konsumen terhadap produk tersebut, maka diadakanlah wawancara
atau pengisian kuesioner pada konsumennya.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan data primer. Penelitian kuantitatif adalah
suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya
peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan
berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel
harus mengikuti teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling
(penarikan sampel secara tidak acak). Non probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik non probability sampling yang digunakan dalam
penelitian ini lebih tepatnya menggunakan purposive sampling.
Sugiyono (2008) menyatakan bahwa purposive sampling adalah
(43)
sekelompok subjek dalam purposive sampling di dasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang sudah di pandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit
sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu:
1. Konsumen yang sudah melakukan servis lebih dari 2 kali dalam
kurun waktu 1 tahun.
2. Konsumen yang telah melakukan service dari tahun 2014 sampai
Agustus 2016.
Menurut Ferdinand (2006) menyatakan bahwa bila ukuran sampel
terlalu besar maka model menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk
mendapatkan goodness of fit yang baik. Untuk itu disarankan ukuran
sampel adalah 5-10 kali jumlah variabel (indikator) dari keseluruhan
variabel. Dalam penelitian ini, jumlah indikator penelitian sebanyak 11
item, sehingga jumlah sampel maksimum 10 kali jumlah indikator atau
sebanyak 10 x 11 = 110, untuk itu penelitian ini menggunakan jumlah
sampel sebanyak 110.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan pada pengumpulan data penelitian ini
adalah dengan menggunakan kuesioner dengan cara membagikan kuesioner
langsung kepada responden. Menurut Arikunto (2006) kuisioner atau
angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal
(44)
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab.
E. Definisi Operasional Variabel Peneelitian
Model penelitian ini, dalam menguji hipotesis lebih dulu melakukan
identifikasikan variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitian. Ditinjau dari kepentingan penelitian, variabel sebagai segala
sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau merupakan faktor-faktor
yang mempunyai peranan dalam gejala atau peristiwa yang diamati.
1. Relationship Marketing
Relationship Marketing adalah pertumbuhan pengembangan dan
pemeliharaan dalam jangka panjang yang menimbulkan hubungan
biaya efektif dengan pelanggan, pemasok, karyawan, dan rekan-rekan
lain yang saling menguntungkan menurut Griffin (2005). Indikator dari
Relationship Marketing adalah:
a. Fokus konsumen jangka panjang.
b. Membuat komunikasi yang baik dengan konsumen.
c. Mengembangkan budaya pelayanan untuk konsumen.
(45)
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan tingkat keadaan perasaan yang
merupakan perbandingan antara kinerja dan harapan pelanggan,
menurut Griffin (2005) Kepuasan tercipta karena harapan nasabah
terpenuhi. Indikator dari kepuasan konsumen adalah:
a. Kepercayaan konsumen
b. Kepuasan terhadap jaminan layanan
c. Kepuasan terhadap kualitas layanan keseluruhan
3. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan adalah keinginan, kebutuhan, dan harapan
konsumen yang telah terpenuhi, sehingga konsumen melakukan
pembelian berulang dan merekomendasikan kepada orang lain menurut
Griffin (2005). Indikator dari loyalitas konsumen adalah:
a. Melakukan pembelian ulang produk dan layanan secara terus
menerus.
b. Merekomendasikan produk dan layanan kepada orang lain.
c. Tidak tertarik untuk beralih ke yang lain.
(46)
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Valid atau tidaknya
suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks
korelasi product momen person dengan level signifikansi 5%. Bila
signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka dinyatakan
valid dan sebaliknya apabila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari
0,05 (5%) maka dinyatakan tidak valid menurut Sekaran (2006).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pada pengujian
reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha
dengan signifikansi yang digunakan sebesar > 0,60 dimana jika nilai
Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0,60 maka butir pertanyaan yang
diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas
yang memadai dan sebaliknya. Apabila nilai Cronbach Alpha dari suatu
variabel < 0,60 maka reliuabilitasnya kurang memadai menurut Sekaran
(47)
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Uji Hipotesis
a. Analisis Jalur (Path Analysis)
Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis
path/analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis
regesi linear berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model
kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis
jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak
dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar variabel. Analisis jalur digunakan untuk menetukan
pola hubungan (efek langsung maupun tidak langsung) dari variabel
yang telah dijadikan sebab terhadap variabel yang dijadikan akibat.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dengan
teknik analisis path yang dioperasikan melalui program SPSS.
Persamaan menggunakan Analisis Jalur:
Persamaan 1 = Y1 = b1 X1
Persamaan 2 = Y2 = b1 X1
persamaan 3 = Y2 = b1 Y1
Keterangan:
b = Koefisien standard beta
X1 = Relationship Marketing
(48)
Y2 = Loyalitas Pelanggan
Variabel intervening adalah variabel yang berfungsi sebagai
mediasi antara variabel Independen dengan variabel dependen.
Dalam penelitian ini variabel kepuasan pelanggan sebagai
variabel intervening dan Relationship Marketing dan loyalitas
pelanggan sebagai variabel independen dan dependen. Untuk megetahui
apakah kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening atau bukan
berikut model estimasinya menurut Ghozali (2011):
LP(Y2)
=
RM(X1)
x KP(Y1)
Langkah-langkah :
1. Meregres fungsi empiris 1, dan diperoleh nilai R
2,
, selanjutnya disebutR
2 1
.
2. Meregres fungsi empiris 2, dan diperoleh nilai R
2 ,
selanjutnya
disebut R
2 2
.
3. Membandingkan nilai R
2 1 dengan R 2 2 . Jika R 2 2 > R 2 1
kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening.
b. Uji Statistik F (test)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara
bersama-sama dengan melihat nilai F nya. Tingkat signifikan dalam
penelitian ini adalah 5%. Dimana jika nilai signifikansi F <0,005
(49)
c. Uji Statistik t (test)
Uji statistik t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh
suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah
5%. Dimana jika angka probabilitas signifikansi >5% maka H0
ditolak, jika angka probabilitas signifikansi <5% maka H0 diterima
menurut Ghozali (2011).
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen menurut Ghozali (2011) Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 akan
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini
(50)
Dengan menggunakan nilai Adjusted R2, dapat dievaluasi
model regresi mana yang terbaik.Tidak seperti nilai R2, nilai
Adjusted R2 dapat naik maupun turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan, nilai
Adjusted R2 dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki harus
bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapatkan nilai Adjusted R2,
maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol menurut Ghozali
(51)
36
A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian
a. Sejarah berdirinya PT. Nasmoco
PT. New Ratna Motor merupakan salah satu dari 5 Founder
Dealer utama PT. Toyota Astra Motor yang merupakan Agen
Tunggal Pemegang Merek Toyota di Indonesia dalam memasarkan
produk Toyota untuk wilayah Jateng & DIY melalui jaringan
Nasmoco Group. Untuk memberikan total pelayanan kepada pelanggan, PT. New Ratna Motor melalui jaringan Nasmoco Group
tidak hanya fokus pada penjualan unit mobil melainkan juga pada
layanan purna jual yaitu jasa bengkel (perbaikan kendaraan) dan
spare part (penyediaan suku cadang). Nasmoco Kredit dan
Nasmoco Proteksi akan memberikan kemudahan serta kenyamanan
pelanggan dalam bertransaksi dengan kami untuk memiliki ataupun
menikmati kendaraan Toyota. PT. New Ratna Motor melalui
jaringan Nasmoco Group telah memiliki 20 cabang/dealer dengan
layanan penjualan unit kendaraan, service dan penyediaan spare
(52)
seluruh kota-kota besar di wilayah Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Pada tanggal 15 April 1961 merupakan tonggak perusahaan
memulai perjalanannya menuju perusahaan otomotif yang
profesional sebagai main dealer Toyota untuk wilayah Jateng dan
DIY. Adanya kesamaan visi dan kebulatan tekad untuk mampu
merubah impian menjadi kenyataan telah membawa perusahaan
memiliki semangat juang dalam menapaki tangga keberhasilan.
Perkembangan perusahaan di setiap periode waktu memberikan
bukti bahwa arah perusahaan ini tetap berada pada jalur
kesuksesan. Diawali dengan hanya menjual tujuh unit Toyota
Tiara, kini perusahaan mampu menjual ribuan unit kendaraan PT.
New Ratna Motor melalui jaringan dealer Nasmoco Group dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelangganpun berkembang
secara signifikan dan saat ini memiliki 15 cabang/dealer yang
mampu memberikan layanan penjualan unit kendaraan, service,
dan penyediaan spare part di hampir seluruh kota besar di wilayah
Jawa Tengah dan DIY. Sebagai berikut akan dijelaskan mengenai
aktivitas perusahaan PT. New Ratna Motor dengan Nasmoco
Group.
1. Hubungan Bisnis
PT New Ratna Motor merupakan salah satu dari 5
(53)
Agen Tunggal Pemegang Merek Toyota di Indonesia dalam
memasarkan produk Toyota untuk wilayah Jateng & DIY
melalui jaringan Nasmoco Group.
2. Kegiatan Usaha
Untuk memberikan total pelayanan kepada
pelanggan PT. New Ratna Motor melalui jaringan Nasmoco
Group tidak hanya fokus pada penjualan unit mobil
melainkan juga pada layanan purna jual yaitu jasa bengkel
(perbaikan kendaraan) dan spare part (penyediaan suku
cadang). Nasmoco Kredit, Nasmoco Proteksi dan Nasmoco
Rental akan memberikan kemudahan serta kenyamanan
pelanggan dalam bertransaksi dengan kami untuk memiliki
ataupun menikmati kendaraan Toyota.
3. Organisasi
Dalam kegiatan sehari-hari PT New Ratna Motor
dikendalikan oleh Managing Director yang didukung 4
divisi, yaitu Marketing, After Sales, Finance, dan HR & GA
dimana strategi dan kebijakan bisnis dirumuskan dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Operation Manager
membantu Managing Director memastikan setiap kebijakan
yang telah dirumuskan dilaksanakan oleh cabang/dealer.
Meskipun seluruh kegiatan dikendalikan terpusat namun
(54)
tersendiri untuk mencapai keuntungan yang optimal. Kepala
cadang/dealer bertanggung jawab terhadap kinerja dan
perolehan keuntungan cabang/dealer. PT. New Ratna Motor
& Nasmoco Group sampai saat ini memperkerjakan sekitar
1.000 orang karyawan.
4. Jaringan Bisnis
PT New Ratna Motor melalui jaringan Nasmoco
Group telah memiliki15 cabang/dealer dengan layanan
penjualan unit kendaraan, service dan penyediaan Spare
Part (VSP-Vehicle, Service dan Partisi) yang tersebar di
hampir seluruh kota-kota besar di wilayah Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Kinerja Usaha (sales)
Kinerja kami dalam memasarkan Toyota di wilayah
Jawa Tengah dan Yogyakarta sangat membanggakan
terutama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini. Puncaknya
pada tahun 2005 kami dapat mencapai penjualan terbaik
dengan membukukan retail 11.500 unit dengan market
share 31,2%.
6. General Repair
Untuk layanan General Repair, bengkel kami telah
(55)
Tester/Gas Analyzer, dengan jumlah stall 205. Bengkel
kami juga dilengkapi dengan 15 armada Toyota Home
Service, 3 armada Bengkel Keliling Dyna, serta 2 armada
Car Transporter yang siap melakukan layanan selama 24
jam.
7. Body Repair & Paint
Untuk layanan Body Repair & Paint, bengkel kami
telah dilengkapi fasilitas Ruang Epony/Surfacer, Mixing
Machine, Spraybooth + Oven (Combybooth), Car Bench/
Frame Aligner, Special Service Tool, dengan jumlah stall
70. Rangkaian prestasi tersebut sebagai bukti nyata kami
dalam usaha meningkatkan kemampuan ketrampilan dan
profesionalisme jajaran After Sales Service dalam
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
8. Part
PT. New Ratna Motor secara aktif berusaha
meningkatkan Layanan Purna Jual (Layanan Bengkel) dan
Suku Cadang. Kami memiliki Part Depo seluas 4.200 m2
sebagai gudang penyimpanan dan persediaan suku cadang
yang mampu menyimpan 11.300 item dan telah
mengaplikasikan Management Inventory Toyota, seperti JIT
(56)
stock suku cadang di seluruh dealer Nasmoco Group
mencapai 6.500 item.
Untuk lebih mendekatkan serta memudahkan
pelanggan dalam mendapatkan pelayanan terhadap
kebutuhan suku cadang (part), selain menyediakan suku
cadang melalui jaringan Nasmoco Group, kami juga
menjalin kerja sama dengan 271 partshop yang tersebar di
seluruh kota-kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
9. Layanan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan kami, budaya
untuk mau dan mampu memberikan pelayanan merupakan
keharusan bagi setiap pribadi di PT New Ratna Motor &
Nasmoco Group. Kemauan dan komitmen dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan membuahkan
suatu pengakuan dengan kami dapatkan apresiasi. Namun
demikian kami sadar bahwa apresiasi bukan merupakan
tujuan, melainkan kepuasan pelangganlah yang menjadi
tujuan sebenarnya dari pelayanan.
10.Sumber Daya Manusia
PT. New Ratna Motor dan Nasmoco Group
memandang penting peran SDM dalam memberikan
(57)
pengelolaan dan pengembangan asset sumber daya manusia
merupakan bagian dari langkah strategis dalam upaya
mencapai visi dan misi perusahaan. Program-program
pengelolaan dan pengembangan SDM didasarkan pada
standar kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat bersaing
dalam iklim bisnis yang kompetitif.
Salah satu komitmen terhadap pengembangan SDM
diwujudkan dengan adanya Training Center sebagai pusat
pengembangan kompetensi (Skill, Knowledge & Attitude) di
Jl. Raya Kaligawe Km. 5 Semarang dengan luas + 900 m2
dan dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung dalam
proses belajar dan mengajar.
Proses pengembangan SDM yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan komitmen yang tinggi, mampu
memberikan hasil yang menggembirakan diantaranya kami
berhasil menjuarai beberapa kontes tingkat Nasional dan
Internasional dalam lingkup Toyota, seperti kontes teknisi
Body Paint & Repair, General Repair, Service Advisor, Supervisor serta kontes Kepala Cabang, dll.
b. Perjalanan Jaringan Nasmoco
1961: Perjalanan Direksi PT. Ratna Dewi Motor dimulai dari bangunan di JL. Mh. Thamrin.
(58)
1972: PT. Ratna Dewi Motor menempati gedung baru di Jl. Pemuda 72 Semarang pada 1 April 1972. Lokasi tersebut tidak
lepas dari peran Mr. Z. Koyoma, Representative Director
Toyota Motor – Thailand, Co., Ltd. Yang membantu memilihkan tempat yang ideal.
1974: Di Yogyakarta diawali dengan diresmikannya CV. Mataran Motor di Jl. Sala 163 Yogyakarta pada tanggal 22 Mei
1974. Beberapa tahun kemudian berganti nama menjadi PT.
Sumber Bahtera Motor yang terletak di Jl. Raya Magelang
Yogyakarta. Selanjutnya CV. Bengawan Motor Solo ( PT.
Bengawan Abadi Motor ) Dealer Toyota, didirikan di atas
tanah seluas 3.800 m2 di Jl. Slamet Riyadi 558 Surakarta, pada
tanggal 7 September 1974.
1976: CV. Jati Motor dealer Toyota untuk Ex. Karesidenan Pati, didirikan di Jl. AKBP Kusumadya Kudus. Diresmikannya
penggunannya tanggal 12 Oktober 1976 kini berubah menjadi
PT. Surya Indah Motor.
1977: Sebagai cikal bakal berdirinya PT. Nasmoco Purwokerto, Seraya Motor didirikan 7 November 1977 di Jl.
Jendral Sudirman no. 444 Purwokerto. Selanjutnya PT.
Nasmoco Kaligawe diresmikan penggunanya pada 20 Agustus
(59)
km. 5, dealer ini melayani pembelian Toyota di Karesidenan
Semarang dan CV. Chandra Motor dealer Toyota untuk daerah
ex. Karesidenan Pekalongan, terletak di Jl. Mertoloyo no.9
Tegal, dibangun diatas tanah seluas 3600 m2 diresmikan pada
20 Agustus 1977.
1980: PT. Nasmoco Salatiga didirikan di Jl. Diponegoro 171 Salatiga.
2003: PT. Nasmoco Janti berdiri di Jl. Ringroad Timur 58.A, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada tahun 2003.
Selanjutnya PT. Nasmoco Majapahit berdiri di Jl. Brigjen
Sudiarto 426, Majapahit, Pedurungan – Semarang pada tahun 2003
2005: PT Nasmoco Janti berdiri di Jl. Raya Solo Permai J A No. 1 Solo Baru, Sukoharjo pada tahun 2005. Selanjutnya PT.
Nasmoco Gombel berdiri di Jl. Setiabudi No. 22 Semarang
pada tahun 2005.
2010: Nasmoco Kaligawe menempati gedung baru di Jl. Kaligawe Km. 05 Semarang pada tanggal 22 Oktober 2010.
Selanjutnya Nasmoco Karanganyar (Pusat Body dan Cat)
berdiri di Jl. Ringroad Mojosongo, Sroyo, Karanganyar pada
(60)
2012: Nasmoco Bantul berdiri di Jl. Ringroad Selatan, Tamantirtan, Bantul pada tanggal 11 April 2012. Selanjutnya
Nasmoco Wonosobo berdiri di Jl. Raya Banyumas Km. 03
Wonosobo pada tanggal 12 April 2012.
2014: Nasmoco Siliwangi berdiri di Jl. Jend Sudirman no. 291 Puspo gawang, Semarang pada tanggal 29 Oktober 2014.
Selanjutnya Nasmoco Ringroad berdiri di Jl. Raya Ringroad
Utara Mojosongo km. 9 Jaten, Karanganyar pada tanggal 29
Oktober 2014. Selanjutnya Nasmoco Pusat Pelayanan Dyna
berdiri di Jl. Kaligawe km. 5 Semarang pada tanggal 29
Oktober 2014 dan Nasmoco Majapahit berdiri di Jl. Brigjen
Sudiarto km. 4,3 Pedurungan Semarang pada Tanggal 29
Oktober 2014.
2016: - Nasmoco Pati berdiri di Jl. Raya Pati – Juwang km. 2,7 Sarirejo - Pati, Jawa Tengah pada tanggal 25 April 2016.
c. Visi dan Misi PT. Nasmoco
Visi dari PT. Nasmoco adalah Menjadi pelaku bisnis di
bidang otomotif yang profesional, berkualitas dan sebagai
pemimpin pasar di era global.
Misi dari PT. Nasmoco adalah meningkatkan
(61)
moderen untuk memberikan totalitas kepuasan pelanggan dan
menghasilkan keuntungan yang optimal bagi pemegang saham
dan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta
ikut berperan dalam kepedulian lingkungan dan sosial.
d. Ruang lingkup PT. Nasmoco
Lokasi perusahaan PT. Nasmoco Bantul berada di Jalan
Ringroad Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Telp : (0274) 4469567 Dengan luas area dealer sekitar
13.000m2.
2. Subyek Penelitian
Sebagaimana dijelaskan pada sebelumnya bahwa subyek
atau responden adalah konsumen yang menggunakan jasa servis PT.
Nasmoco Bantul, Yogyakarta. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 110. Kuesioner diberikan secara langsung
kepada responden yaitu konsumen yang menggunakan jasa servis
pada PT. Nasmoco Bantul, Yogyakarta (Jln. Ringroad selatan,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta).
Penyebaran awal dari kuesioner dilakukan dengan sampel
kecil terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan 30 jumlah
kuesioner untuk mengetahui respon dari responden yang akan
diteliti, serta untuk mengetahui apakah kuesioner yang disebarkan
(62)
tersebut dilakukan pada tanggal 7 Oktober sampai dengan 12
Oktober 2016, dan kemudian di uji. Hasil dari kuesioner tersebut
ternyata dapat diterima, dan selanjutnya dilakukan penyebaran
kuesioner sampel besar dan tetap sebanyak 110 kuesioner pada
tanggal 15 Oktober sampai dengan 25 Oktober 2016.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hasil penelitian ini,
terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran dari responden
yang berisi tentang usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan terakhir dan pekerjaan. Distribusi hasil penelitian ini
disajikan pada tabel berikut ini.
a. Usia responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan
karakteristik responden berdasarkan usia pelanggan pada PT.
Nasmoco Bantul Yogyakarta (jln. Ringroad selatan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta) dapat ditampilkan dalam tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan usia
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
< 30 Tahun 46 41.8%
30-40 Tahun 43 39.1%
> 40 Tahun 21 19.1%
Total 110 100.0%
(63)
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan Usia Pelanggan pada PT. Nasmoco Bantul,
Yogyakarta, sebagian besar adalah responden termasuk dalam
kategori < 30 tahun yaitu sebanyak 46 responden (41,8%).
b. Jenis Kelamin responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pelanggan pada
PT. Nasmoco Bantul Yogyakarta (jln. Ringroad selatan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta) dapat ditampilkan dalam tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Laki-Laki 69 62.7%
Perempuan 41 37.3%
Total 110 100.0%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan Jenis Kelamin Pelanggan pada PT. Nasmoco
Bantul, Yogyakarta, sebagian besar adalah responden termasuk
(64)
c. Status responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan
karakteristik responden berdasarkan status pelanggan pada PT.
Nasmoco Bantul Yogyakarta (Jln. Ringroad selatan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta) dapat ditampi lkan dalam tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Belum Nikah 27 24.5%
Sudah Menikah 83 75.5%
Total 110 100.0%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan Status Pelanggan pada PT. Nasmoco Bantul
Yogyakarta, sebagian besar adalah responden termasuk dalam
kategori Sudah Menikah yaitu sebanyak 83 responden (75,5%).
d. Pendidikan responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan
karakteristik responden berdasarkan pendidikan pelanggan pada PT.
(65)
Kasihan, Bantul, Yogyakarta) dapat ditampi lkan dalam tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
SMP 0 0.0%
SMA 39 35.5%
S1/S2/S3 71 64.5%
Total 110 100.0%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan Pendidikan Pelanggan pada PT. Nasmoco
Bantul Yogyakarta, sebagian besar adalah responden termasuk
dalam kategori PT yaitu sebanyak 71 responden (64,5%).
e. Pekerjaan responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pelanggan pada PT.
Nasmoco Bantul Yogyakarta (Jln. Ringroad selatan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta) dapat ditampilkan dalam tabel 4.5
(66)
Tabel 4.5
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 20 18.2%
PNS 9 8.2%
Wiraswasta 47 42.7%
Lain-Lain 34 30.9%
Total 110 100.0%
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan Pekerjaan Pelanggan pada PT. Nasmoco
Bantul Yogyakarta, sebagian besar adalah responden termasuk
dalam kategori wiraswasta yaitu sebanyak 47 responden (42,7%).
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Valid atau
tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan
indeks korelasi product momen person dengan level signifikansi
0,05 (5%). Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari
variabel independen yaitu Relationship Marketing, variabel
dependen yaitu loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan dengan
(67)
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Nomor
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-tailed) Keterangan Relationship Marketing
RM 1 0,741 0,000 Valid
RM2 0,806 0,000 Valid
RM3 0,759 0,000 Valid
RM4 0,751 0,000 Valid
Kepuasan Pelanggan
KP1 0,864 0,000 Valid
KP2 0,810 0,000 Valid
KP3 0,637 0,000 Valid
Loyalitas Pelanggan
LP1 0,774 0,000 Valid
LP2 0,812 0,000 Valid
LP3 0,661 0,000 Valid
LP4 0,646 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 2, 3 dan 4
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa semua
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai lebih kecil dari
0,05, sehingga indikator yang digunakan hasilnya valid semua.
2. Uji Reliabilitas
Pada pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan
(68)
digunakan sebesar > 0,60 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari
suatu variabel > 0,60 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam
pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai.
Hasil uji reliabilitas variabel Relationship Marketing, kepuasan
pelanggan, dan loyalitas pelanggan dapat ditunjukkan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of
item Keterangan
Relationship Marketing 0,756 4 Reliabel
Kepuasan Pelanggan 0,668 3 Reliabel
Loyalitas Pelanggan 0,702 4 Reliabel
Sumber: Lampiran 5, 6 dan 7
Hasil pengujian reliabilitas dalam tabel 4.7 menunjukkan
bahwa semua variabel dalam penelitian mempunyai koefesien
Alpha (α) yang cukup besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukuran masing-masing variabel dari kuesioner
adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam
(69)
C. Uji Hipotesis dan Analisi Data 1. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur digunakan untuk menentukan pola hubungan
(efek langsung maupun tidak langsung) dari variabel yang telah
dijadikan sebab terhadap variabel yang dijadikan akibat. Untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dengan teknik
Analisis Jalur (Path Analysis) yang dioperasikan melalui program
SPSS.
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan
Model
Standardized Coefficients
Beta
T Sig.
Relationship
Marketing .445 5.168 .000
Persamaan 1 = Y1 = b1 X1 = 0,445 X1
Dari hasil persamaan tersebut, dapat diketahui pengaruh
Relationship Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan. Adapun arti
dari persamaan sebagai berikut:
Nilai koefisien Relationship Marketing (X1) sebesar 0,445.
Nilai yang positif dan signifikan itu berarti apabila variabel
Relationship Marketing semakin baik, maka Kepuasan Pelanggan
(1)
Lampiran 3 Uji Validitas Kepuasan Pelanggan
Correlations
KP1 KP2 KP3 KPTotal
KP1
Pearson Correlation 1 .616** .318** .864**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 110 110 110 110
KP2
Pearson Correlation .616** 1 .245** .810**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .000
N 110 110 110 110
KP3
Pearson Correlation .318** .245** 1 .637**
Sig. (2-tailed) .001 .010 .000
N 110 110 110 110
KPTotal
Pearson Correlation .864** .810** .637** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
(2)
Lampiran 4 Uji Validitas Loyalitas Pelanggan
Correlations
LP1 LP2 LP3 LP4 LPTotal
LP1
Pearson Correlation 1 .949** .087 .067 .774**
Sig. (2-tailed) .000 .366 .489 .000
N 110 110 110 110 110
LP2
Pearson Correlation .949** 1 .148 .128 .812**
Sig. (2-tailed) .000 .122 .183 .000
N 110 110 110 110 110
LP3
Pearson Correlation .087 .148 1 .830** .661**
Sig. (2-tailed) .366 .122 .000 .000
N 110 110 110 110 110
LP4
Pearson Correlation .067 .128 .830** 1 .646**
Sig. (2-tailed) .489 .183 .000 .000
N 110 110 110 110 110
LPTotal
Pearson Correlation .774** .812** .661** .646** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 110 110 110 110 110
(3)
Lampiran 5 Uji Reliabilitas
Relationship Marketing
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.756
4
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.668
3
Lampiran 7 Uji Reliabilitas Loyalitas Pelanggan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
(4)
Lampiran 8 Uji F (test)
Relationship Marketing
terhadap Kepuasan Pelanggan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 56.425 1 56.425 26.708 .000b
Residual 228.165 108 2.113
Total 284.591 109
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen b. Predictors: (Constant), Marketing
Lampiran 9 Uji F (test)
Relationship Marketing
terhadap Loyalitas Pelanggan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 120.136 1 120.136 43.158 .000b
Residual 300.628 108 2.784
Total 420.764 109
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen b. Predictors: (Constant), Marketing
Lampiran 10 Uji F (test)
Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 99.389 1 99.389 33.400 .000b
Residual 321.375 108 2.976
Total 420.764 109
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen b. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen
(5)
Lampiran 11 Uji t
Relationship Marketing
terhadap Kepuasan Pelanggan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.513 1.149 6.537 .000
Marketing .338 .065 .445 5.168 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Lampiran 12 Uji t
Relationship Marketing
terhadap Loyalitas Pelanggan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.815 1.319 5.924 .000
Marketing .494 .075 .534 6.570 .000
a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen
Lampiran 13 Uji t
Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.494 1.381 6.151 .000
Kepuasan Konsumen .591 .102 .486 5.779 .000
(6)
Lampiran 14 Uji R Square
Relationship Marketing
terhadap Kepuasan Pelanggan
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .445a .198 .191 1.453
a. Predictors: (Constant), Marketing
Lampiran 15 Uji R Square
Relationship Marketing
terhadap Loyalitas Pelanggan
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .534a .286 .279 1.668
a. Predictors: (Constant), Marketing
Lampiran 16 Uji R Square
Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .486a .236 .229 1.725
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Konsumen