5.1.2. Sikap Kerja Duduk
Sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya berdiri lebih
melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15 dibandingkan dengan duduk Tarwaka, 2004.
Sikap kerja penyortir kopi adalah duduk di kursi menghadap meja kerja, dimana kerja dilakukan dengan menggunakan tangan dan mata yang membutuhkan
ketrampilan khusus. Semua aktifitas kerja otot ini dilakukan oleh sekelompok otot- otot secara simultan yang dikoordinasikan oleh saraf baik saraf pusat maupun perifer
secara efisien dan menimbulkan keterampilan tertentu. Bangku yang digunakan penyortir kopi tidak mengunakan sandaran dan bantalan bangku, sehingga sikap
duduk seperti ini menciptakan sikap duduk yang tidak alamiah, yaitu sikap duduk membungkuk dan kakutegang.
Posisi duduk pada otot rangka dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari nyeri back pain dan
terhindar cepat lelah. Sikap duduk yang paling baik yang tidak terpengaruh buruk terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa
pada pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung. Sikap demikian dapat dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat Suma’mur, 1989.
Berdasarkan pengamatan, penyortir kopi mengalami keluhan pada daerah pinggang, punggung, leher dan tangan. Hal ini disebabkan karena posisi kerja
penyortir kopi yg menunduk untuk menyortir kopi dalam waktu 8 jam dan berulang- ulang. Duduk lama dengan sikap duduk yang salah tidak alamiah akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya Harrianto, 2008.
Untuk menghindari keluhan sakit sebaiknya pekerja melakukan relaksasi meluruskan punggung sekitar 5-10 menit setelah membungkuk dan relaksasi pada
tangan dapat dilakukan dengan meluruskan tangan kedepan ataupun kebawah.
5.2. Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Sikap Kerja Berdiri dan Duduk 5.2.1. Keluhan Muskuloskeletal Ditinjau dari Sikap Kerja Berdiri
Menurut Suma’mur 1996, Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15 daripada duduk. Bekerja dengan
posisi berdiri menggunakan lebih banyak energi dibandingkan dengan posisi duduk, sehingga banyak pembebanan otot statis pada daerah kaki. Hal ini disebabkan sikap
kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga mengakibatkan terjadinya beban kerja
statis pada otot-otot punggung dan kaki. Berdasarkan hasil Nordic body map di atas dapat diketahui bahwa pekerja
penyortir kopi mengalami keluhan muskuloskeletal ditinjau dari sikap kerja berdiri yaitu keluhan pada leher atas sebanyak 70 orang 80,5, pinggang sebanyak 77
orang 88,5, tangan kiri dan kanan sebanyak 74 orang 85,1, lutut kiri dan kanan sebanyak 78 orang 89,7, betis kiri dan kanan sebanyak 85 orang
97,7. Keluhan pada leher dirasakan oleh penyortir kopi pekerja lebih banyak
bekerja dengan posisi kepala menunduk dan dalam jangka waktu yang lama. Oleh
Universitas Sumatera Utara
sebab itu, otot-otot pada daerah leher bekerja secara statis dimana pembuluh- pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang
yang berakibat berkurangnya glukosa dan oksigen dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Abduksi dan forward flexion kepala turun maju ke depan lebih
dari 30 dapat mengakibatkan faktor risiko oleh karena adanya penekanan pada otot
sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak
nyaman Nurmianto, 2008. Keluhan pada tangan disebabkan karena pemilihan biji kopi yang layak
produksi menggunakan tangan dalam waktu yang lama. Tangan mengalami pembebanan sacara statis dalam waktu yang lama dan terus menerus tanpa ada
kesempatan untuk istirahat dikarenakan mesin kopi terus berjalan. Oleh sebab itu, pada bagian tangan sering terasa sakit.
Keluhan pada lutut, betis lebih disebabkan karena sikap kerja berdiri menyebabkan kaki sebagai penopang tubuh agar tidak jatuh. Bekerja dengan posisi
berdiri dalam waktu yang lama adalah suatu penyebab umun ketidaknyamanan kerja, hal ini disebabkan karena otot betis dan paha berkontraksi agar tubuh tetap bertahan
pada posisi tegak Saputra, 2000.
5.2.2. Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Sikap Kerja Duduk