terjadi selama bekerja baik pekerja dengan sikap kerja dan berdiri yaitu berupa keluhan di daerah leher, pergelangan tangan, punggung, pinggang, bokong, kaki,
betis dan telapak kaki. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa sikap
kerja duduk yang menggunakan kursi dan meja cenderung membungkuk sedangkan
pekerja berdiri di depan convenyor cenderung tidak berdiri tegak. Sikap kerja yang tidak alamiah ini jika terjadi dalam kurun waktu lama maka akan terjadi akumulasi
keluhan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cedera otot Suma’mur, 1996.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran sikap kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi di Industri
Kopi Baburrayyan Takengon Tahun 2010.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran sikap kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran sikap kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran sikap kerja berdiri dan keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah Tahun
2010. 2. Untuk mengetahui gambaran sikap kerja duduk dan keluhan muskuloskeletal
pada penyortir kopi di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah Tahun 2010
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha untuk memperhatikan kesehatan
penyortir kopi. 2. Sebagai bahan masukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya tanpa
menimbulkan resiko bagi kesehatannya. 3. Sebagai media bagi peneliti untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
dalam penelitian di bidang kesehatan kerja terutama mengenai sikap kerja dan keluhan muskuloskeletal, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik Tarwaka,
2004.
2.1.2. Tujuan dan Ruang Lingkup Ergonomi
Secara umun tujuan dari penerapan Ergonomi adalah: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak social, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan hidup yang tinggi Tarwaka, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Anthropometri dapat didefinisikan sebagai satu studi yang
berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia. Data anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara
anthropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Anthropometri
juga dapat ditentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok ditempat pekerjaan yang bersuhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan
kelincahan, dll. Data anthropometri dapat digunakan untuk mendesai pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat kerja dan sarana kerja serta produk-produk untuk
konsumer Nurmianto, 2008. Pengukuran anthopometri dibagi atas dua bagian yaitu :
1. Anthropometri statis Dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi
diam yang dilakukan dalam posisi berdiri dan posisi duduk. Dimensi yang diukur diambil secara linier lurus dan lakukan pada permukaan tubuh.
2. Anthropometri dinamis Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang sedang bergerak dalam
berbagai posisi tubuh sehingga lebih kompleks dan sulit untuk diukur. Menurut Nurmianto 2008 dalam mengukur data anthropometri banyak
ditemui perbedaan-perbedaan atau sumber validitas yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang pada akhirnya akan digunakan dalam perancangan suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor yang turut mempengaruhi dimensi tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya perbedaan antar populasi yaitu :
1. Jenis kelamin 2. Usia
3. Jenis Pekerjaan 4. Faktor kehamilan pada wanita.
2.3. Anatomi Tulang Punggung Manusia