4. Penyebab kombinasi. Selain faktor – faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa ahli menjelaskan
bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot
skeletal.
2.6. Kerangka Konsep
Pekerja Penyortir Kopi
Gambar 3. Kerangka Konsep
Sikap Duduk Sikap Kerja
Keluhan Muskuloskeletal
Sikap Berdiri
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini
bersifat deskriptif Soekidjo, 2005 untuk mengetahui gambaran sikap kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi di Industri
Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah Tahun 2010.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah 2010.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juli 2011.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja dibagian penyortiran kopi di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah sebanyak 115 orang.
Terdiri dari pekerja dengan sikap kerja berdiri sebanyak 87 orang dan pekerja dengan sikap kerja duduk sebanyak 28 orang.
3.3.2. Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh penyorti kopi dengan sikap kerja duduk dan berdiri yang berjumlah 115 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
1. Sikap Kerja Data dikumpulkan dengan menggunakan media foto yang diperoleh dari
dokumentasi perusahaan dan observasi untuk melihat sikap kerja duduk dan berdiri pada penyortir kopi.
2. Keluhan Muskuloskeletal Melakukan wawancara langsung dan pemetaan keluhan muskuloskeletal
dengan menggunakan Nordic Body Map Quesioner.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan data Industri Kopi Baburrayyan.
3.5. Definisi Operasional
1. Pekerja penyortir kopi adalah seluruh pekerja penyortir kopi di industri kopi Baburrayyan.
2. Sikap Kerja adalah posisi tubuh penyortir kopi pada saat melakukan pekerjaan. 3. Sikap kerja duduk yaitu posisi duduk dengan menggunakan kursi yang tidak
memiliki sandaran dan tidak memiliki tempat sandaran kaki serta cenderung membungkuk.
4. Sikap kerja berdiri yaitu posisi tubuh cenderung tidak berdiri tegak di depan convayor.
Universitas Sumatera Utara
5. Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan sakit terhadap otot-otot tubuh yang dialami penyortir kopi pada saat bekerja.
3.6. Teknik Analisa Data
Hasil yang diperoleh dari foto dan wawancara dengan mengunakan kuesioner akan diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian
dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada penyortir kopi dilihat dari sikap kerja duduk dan berdiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis
Industri Kopi Baburrayyan terletak di jalan inen mayak teri lorong 1 nomor 115 Tetanyung Takengon Aceh Tengah. Industri Kopi Baburrayyan memiliki luas
wilayah 2.643 ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara Kecamatan Bebesen 2.
Sebelah Selatan Kecamatan Pegasing 3.
Sebelah Timur Kecamatan Ujung Gergong 4.
Sebalah Barat Kecamatan Batu Kol
4.1.2. Sejarah Singkat Perusahaan
Industri Kopi Baburrayyan didirikan tanggal 21 Oktober 2002 berdasarkan Badan Hukum No. 62.01233bhx2002 di Takengon Aceh Tengah. Indutri Kopi
Baburryyan memiliki jumlah kebun kopi sebesar 2.643 Ha serta memiliki jumlah tenaga kerja borongan dan tetap dari tahun 2006-2009 sebanyak 1051 orang. Industri
Kopi Baburrayyan memiliki Unit Simpan Pinjam yang mulai berdiri sejak tahun 2003 dengan memberikan pembiayaan kepada para pedagang sayur yang ada di kota
takengon dan sekitarnya serta memiliki Unit Perdagangan Kopi yang mulai beroperasi pada bulan November 2005 dengan jumlah anggota petani kopi yang
dibina oleh Unit Usaha Kopi adalah sebanyak 6.642 orang yang meliputi 2 Kabupaten yaitu Aceh Tengah sebanyak 13 Kecamatan 100 Desa dan Kabupaten
Bener Meriah sebanyak 6 Kecamatan yang tersebar di 10 desa.
Universitas Sumatera Utara
Industri Kopi Baburrayyan telah memperoleh sertificate produc yang diperoleh dari lembaga Internasional antara lain:
1. Organic Sertificate EU untuk Eropa, diperoleh pada tanggal 24 November
2005. 2.
Organic Sertificate USDANOP untuk USA, diperoleh pada tanggal 01 Desember 2006.
3. Organic Sertificate JAS untuk Jepang, diperoleh tanggal 06 Juli 2007.
4. Café Practice untuk Starbuck, diperoleh tanggal 01 Desember 2006.
5. FLO cert untuk Jerman, diperoleh pada tanggal 06 Juli 2007.
4.2. Karakteristik Penyortir Kopi Berdiri dan Duduk 4.2.1. Karakteristik Penyortir Kopi Berdiri
4.2.1.1. Umur
Distribusi umur penyortir kopi dengan sikap kerja berdiri di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Umur di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Umur Tahun
Jumlah Orang Persen
1 ≤25 56
64,4 2 26-31
17 19,5
3 32-38 10
11,5 4 39
4 4,6
Jumlah 87 100
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden yaitu
≤25 tahun untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa frekuensi umur responden ≤25
tahun sebanyak 56 orang 64,4 .
4.2.1.2 Jenis Kelamin
Distribusi jenis kelamin penyortir kopi dengan sikap kerja berdiri di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persen
1 Laki-laki 15
17,2 2 Perempuan
72 82,8
Jumlah 87 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 72 orang 82,8.
4.2.1.3 Masa Kerja
Distribusi masa kerja penyortir kopi dengan sikap kerja berdiri di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Masa Kerja di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Masa Kerja
Tahun Jumlah Orang
Persen
1 ≤3 44 50,6
2 3 43
49,4 Jumlah 87
100
Pembagian masa kerja didasarkan atas nilai median masa kerja responden yaitu
≤3 tahun untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa frekuensi umur responden 3 tahun sebanyak 44 orang 50,6 .
4.2.2. Karakteristik Penyortir Kopi Duduk 4.2.2.1. Umur
Distribusi umur penyortir kopi dengan sikap kerja bduduk di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Umur di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Umur Tahun
Jumlah Orang Persen
1 ≤25 15
53,6 2 26-31
8 28,6
3 32-38 5
17,9 Jumlah 28 100
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden yaitu
≤25 tahun untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa frekuensi umur responden ≤25
tahun sebanyak 15 orang 53,6 .
4.2.2.2 Jenis Kelamin
Distribusi jenis
kelamin penyortir kopi dengan sikap kerja duduk di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Jenis Kelamin di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persen
1 Perempuan 28
100 Jumlah 28
100
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar berada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang 100.
4.2.2.3 Masa Kerja
Distribusi masa kerja penyortir kopi dengan sikap kerja duduk di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdasarkan Masa Kerja di Industri Kopi Baburrayyan Takengon Aceh pada tahun 2010
No Masa Kerja
Tahun Jumlah Orang
Persen
1 ≤3 11 39,3
2 3 17
60,7 Jumlah 87
100
Pembagian masa kerja didasarkan atas nilai median masa kerja responden yaitu
≤3 tahun untuk mencegah timbulnya frekuensi nol pada kelompok tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan proporsi umur.
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa frekuensi umur responden 3 tahun sebanyak 17 orang 60,7 .
4.3. Gambaran Proses Kerja Penyortiran Kopi Berdiri dan Duduk 4.3.1. Penyortiran Kopi Dengan Sikap Kerja Berdiri
Pekerja penyortir kopi memulai kerja dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan jumlah pekerja sebanyak 87 orang. Proses penyortiran kopi
dimulai dari kopi dimasukkan ke dalam mesin catador dimana caran kerjanya untuk membuang batu dan ranting serta kulit ari yang tersisa, setelah pada proses catador
kemudian masuk ke proses grader yang fungsinya memisahkan kopi ringan, kopi hancur, sampah serta kulit yang msh menempel dibiji kopi, setelah keluar dari proses
grader maka proses selanjutnya secara otomatis masuk ke proses densimetrik yang fungsinya memisahkan kopi berdasarkan berat jenis dan standart eksport dan import,
kemudian masuk ke proses conveyor dimana pekerja menyortir kembali apakah
Universitas Sumatera Utara
masih ada batu, ranting atau kulit serta kopi hancur yang terikut dalam biji kopi yang siap untuk di eksport dan import kemudian dilakukan penimbangan dan biji kopi
dimasukan kedalam goni dan disimpan digudang.
4.3.2. Penyortiran Kopi Dengan Sikap Kerja Duduk
Proses penyortiran dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB. Proses penyortiran kopi dengan sikap kerja duduk berjumlah 28 orang dan
keseluruhannya adalah perempuan. Pada sortasi manual ini karyawan sortasi masing- masing dibagikan kopi sebanyak 50kg, pada saat penyortiran pekerja harus
memisahkan kopi yang kualitas eksport dan kualitas lokal. Pekerja juga harus teliti dalam melihat apakah ada sampah, batu, ranting dan kulit kopi yang masih ada dalam
karung penyimpanan kopi. Setelah selesai pekerjaan sortasi maka kopi yang kualitas eksport ditimbang dan selanjutnya kopi dimasukkan ke dalam bak blending yang
tujuannya untuk mensamarkan biji standart eksport, setelah blending kemudian masukan kedalam karung goni eksport 60kg yang sudah dilabel dan disimpan
digudang.
4.4. Hasil Pengamatan Sikap Kerja Berdiri dan Duduk 4.4.1. Hasil Pengamatan Sikap Kerja Berdiri
Proses penyortiran merupakan kegiatan memilih biji kopi yang tidak layak diproduksi yaitu biji kopi yang pecah juga memilih benda yang terikut kedalam goni
kopi seperti batu, ranting juga sampah kulit kopi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Penyortiran Kopi Berdiri
Berdasarkan gambar 4. Penyortir kopi berdiri terdiri dari 87 orang. Penyortir kopi berdiri didepan convayor memilih biji kopi yang tidak layak produksi yaitu biji
kopi yang pecah serta memilih batu ataupun sampah kulit kopi yang terikut. Mereka bekerja dengan posisi berdiri yang statis selama bekerja yaitu selama 8 jam dengan
sikap tubuh pekerja yang terlalu condong kedepan sebanyak 40, ada juga yang menekuk dengkulnya sebanyak 20, ada juga yang memajukan kaki kanan dan
memundurkan kaki kiri dan sebaliknya sebanyak 30 serta ada juga yang berdiri tegak sebanyak 10. Pada proses penyortiran pekerja menggunakan tangan dan mata
yang membutuhkan keterampilan khusus, jangkauan tangan saat menyortir menyebabkan terangkatnya bagian bahu pekerja. Pada bagian ini anggota tubuh yang
paling banyak bergerak adalah pada bagian tangan. Seluruh penyortir juga bekerja dengan sikap menunduk untuk menyortir kopi, keadaan menunduk berlangsung
selama 8 jam secara monoton dan terus menerus. Menurut Saputra 2000, linkungan kerja yang tidak memenuhi syarat, sikap yang tidak nyaman, alat dan sarana yang
Universitas Sumatera Utara
tidak sesuai dengan pemakaian merupakan merupakan masalah yang besar pada perusahaan-perusahaan.
4.4.2. Hasil Pengamatan Sikap Kerja Duduk
Proses penyortir duduk secara manual memilih biji kopi yang tidak layak diproduksi seperti sampah yang terikut kedalam goni penyimpanan. Proses
penyortiran kopi duduk sama dengan proses penyortiran kopi berdiri.
Gambar 5. Penyortir Kopi Duduk
Berdasarkan gambar 5. Penyortir kopi duduk berjumlah 28 orang. Proses kerja seluruh penyortir duduk secara manual memilih biji kopi yang tidak layak diproduksi
serta sampah yang terikut kedalamnya dengan cara posisi tangan memilih biji kopi
sehingga bahu dan tangan tidak dalam keadaan santai rileks. Pada gambar juga
dapat dilihat bahwa seluruh pekerja dalam posisi duduk dengan kedua tangan menyortir kopi di atas meja. Pada saat bekerja, posisi tubuh pekerja sedikit
membungkuk dan dengan kepala yang menunduk. Sikap kerja menunduk seperti ini berlangsung selama 8 jam dan monoton secara berulang-ulang, seluruh pekerja juga
bekerja dengan menggunakan bangku yang tidak memiliki sandaran dan bantalan
Universitas Sumatera Utara
bangku sehingga sikap duduk seperti ini menciptakan sikap duduk yang tidak alamiah yaitu sikap duduk membungkuk dan kakutegang. Bangku dan meja yang digunakan
juga tidak memiliki tempat untuk meletakkan kaki.
4.5. Keluhan Muskuloskeletal ditinjau dari Sikap Kerja Berdiri dan Duduk
Untuk mengetahui keluhan muskuloskeletal menggunakan Nordic body map yang ditanyakan sesaat setelah bekerja. Hasil dari pemetaan keluhan muskuloskletal
yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Berdiri Berdasarkan Keluhan Muskuloskeletal yang dialami oleh pekerja di Industri Kopi
Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010
Ya Tidak No Jenis
Keluhan n n
Total Leher
Atas 70 80,5 17 19,5 87 100
1 Leher
Bawah 33 37,9 54 62,1 87 100
2 Bahu
Kiri 64 73,6 23 26,4 87 100
3 Bahu
Kanan 64 73,6 23 26,4 87 100
4 Lengan
Atas Kiri 69 79,3 18 20,7 87 100
5 Punggung
65 74,7 22 25,3 87 100 6
Lengan Atas
Kanan 69 79,3 18 20,7 87 100
7 Pinggang
77 88,5 10 11,5 87 100 8 Bawah
Pinggang 87
100 87
100 9 Pantat
87 100
87 100
10 Siku
Kiri 43 49,4 44 50,6 87 100
11 Siku
Kanan 43 49,4 44 50,6 87 100
12 Lengan
Bawah Kiri
42 48,3 45 51,7 87 100 13 Lengan
Bawah Kanan
42 48,3 45 51,7 87 100 14 Pergelangan
Tangan Kiri
51 58,6 36 41,4 87 100 15 Pergelangan
Tangan Kanan
51 58,6 36 41,4 87 100 16
Tangan Kiri
74 85,1 13 14,9 87 100 17
Tangan Kanan 74 85,1 13 14,9 87 100
18 Paha
Kiri 24 27,6 63 72,4 87 100
19 Paha
Kanan 24 27,6 63 72,4 87 100
20 Lutut
Kiri 78 89,7 87 100 87 100
21 Lutut
Kanan 78 89,7 87 100 87 100
22 Betis Kiri
85 97,7
2 2,3
87 100
23 Betis Kanan
85 97,7
2 2,3
87 100
24 Pergelangan Kaki
Kiri 71 81,6 16 18,4 87 100
25 Pergelangan Kaki
Kanan 71 81,6 16 18,4 87 100
26 Telapak
Kaki Kiri
38 43,7 49 56,3 87 100
Universitas Sumatera Utara
27 Telapak Kaki
Kanan 38 43,7 49 56,3 87 100
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Penyortir Kopi Duduk Berdasarkan Keluhan Muskuloskeletal yang dialami oleh pekerja di Industri Kopi
Baburrayyan Takengon Aceh Tengah pada tahun 2010
Ya Tidak No Jenis
Keluhan n n
Total 0 Leher
Atas 28
100 28
100 1
Leher Bawah
6 21,4 22 78,6 28 100 2 Bahu
Kiri 22
78,6 6
21,4 28
100 3 Bahu
Kanan 22
78,6 6
21,4 28
100 4 Lengan
Atas Kiri
23 82,1
5 17,9
28 100
5 Punggung 24
85,7 4
14,3 28
100 6 Lengan
Atas Kanan 23
82,1 5
17,9 28
100 7 Pinggang
28 100
28 100
8 Bawah Pinggang
100 100
28 100
9 Pantat 28
100 28
100 10 Siku
Kiri 19
67,9 9
32,1 28
100 11 Siku
Kanan 19
67,9 9
32,1 28
100 12
Lengan Bawah Kiri 20
71,4 8
28,6 28
100 13 Lengan
Bawah Kanan
20 71,4 8 28,6 28 100 14 Pergelangan
Tangan Kiri
18 64,3 10 35,7 28 100 15 Pergelangan
Tangan Kanan
18 64,3 10 35,7 28 100 16 Tangan
Kiri 28
100 28
100 17 Tangan
Kanan 28
100 28
100 18 Paha
Kiri 20
71,4 8
28,6 28
100 19 Paha
Kanan 20
71,4 8
28,6 28
100 20 Lutut
Kiri 20
71,4 8
28,6 28
100 21 Lutut
Kanan 20
71,4 8
28,6 28
100 22 Betis
Kiri 22
78,6 6
21,4 28
100 23 Betis
Kanan 22
78,6 6
21,4 28
100 24 Pergelangan
Kaki Kiri
11 39,3 17 60,7 28 100 25
Pergelangan Kaki
11 39,3 17 60,7 28 100
Universitas Sumatera Utara
Kanan 26 Telapak
Kaki Kiri
21 75
7 25
28 100
27 Telapak Kaki
Kanan 21 75 7 25 28 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pekerja penyortir kopi berdiri mengalami keluhan muskuloskeletal yaitu keluhan pada leher atas sebanyak 70 orang
80,5, pinggang sebanyak 77 orang 88,5, tangan kiri dan kanan sebanyak 74 orang 85,1, lutut kiri dan kanan sebanyak 78 orang 89,7, betis kiri dan
kanan sebanyak 85 orang 97,7. Pada pekerja penyortir kopi duduk mengalami keluhan muskuloskeletal yaitu
keluhan pada leher atas sebanyak 28 orang 100, pinggang sebanyak 28 orang 100, pantat sebanyak 28 orang 100, bahu kiri dan kanan sebanyak 22 orang
78,6, tangan kiri dan kanan sebanyak 28 orang 100, betis kiri dan kanan sebanyak 22 orang 78,6.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Sikap Kerja 5.1.1. Sikap Kerja Berdiri