2.5. Uraian Artemia salina Leach.
Artemia merupakan zooplankton yang diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda dan kelas Crustaceae. Secara lengkap sistematika artemia dapat
dijelaskan sebagai berikut: Filum
: Arthropoda Kelas
: Crustaceae Subkelas
: Branchiophoda Ordo
: Anostraca Famili
: Artemiidae Genus
: Artemia Spesies
: Artemia salina Linn. Pada kondisi alamiah , artemia hidup di danau-danau dan perairan
bersalinitas tinggi. Oleh karena itu, artemia disebut juga udang renik asin brine shrimp. Secara fisik, artemia tidak mempunyai pertahanan tubuh, oleh karena itu
kemampuannya hidup di danau dengan salinitas tinggi merupakan sistem pertahanaan alamiah artemia terhadap musuh-musuh pemangsanya. Artemia dapat
tumbuh baik pada temperatur 25-30 C Harefa, 1997.
Apabila telur Artemia yang kering direndam dalam air laut, akan menetas dalam waktu 24-36 jam. Dari dalam cangkangnya keluar larva yang dikenal dengan
istilah nauplii. Dalam perkembangan selanjutnya, nauplii akan mengalami 15 kali perubahan bentuk metamorfosis. Setiap kali mengalami perubahan bentuk
merupakan satu tingkatan. Tahap perkembangan pertama disebut instar I, bentuknya lonjong dengan panjang sekitar 0,4 mm dan beratnya 15 µg. Warnanya
kemerah-merahan karena masih banyak mengandung cadangan makanan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu mereka masih belum perlu makan. Setelah 24 jam, nauplii akan berubah menjadi instar II. Pada tingkat ini nauplii mulai mempunyai mulut, saluran
pencernaan, dan dubur. Oleh karena itu mereka mulai mencari makanan, dan bersamaan dengan itu cadangan makanannya pun mulai habis. Artemia mempunyai
cara makan dengan jalan menyaring makanannya filter feeder. Selama perubahan terjadi nauplii akan mengalami pertumbuhan mata majemuk, antena, dan kaki.
Setelah menjadi instar XV, kakinya sudah lengkap 11 pasang maka nauplii telah berubah menjadi Artemia dewasa. Proses ini berlangsung sekitar 14 hari. Artemia
dewasa mempunyai panjang sekitar 1 cm dan beratnya 10 mg. Artemia dewasa dapat hidup sampai 6 bulan dan bertelur 4-5 kali. Setiap kali bertelur dapat
menghasilkan 50-300 butir telur Mudjiman, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN