Uraian Tumbuhan 1. Sistematika Tumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Tumbuhan 2.1.1. Sistematika Tumbuhan Sistematika dari tumbuhan bawang merah Hutapea, 1991 adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Asparagalles Famili : Alliaceae Genus : Allium Spesies : Allium cepa L. var. Ascalonicum L. Back. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Familia : Liliaceae Genus : Allium Spesies : Allium cepa L.var.ascalonicum L. Back. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Sinonim

Sinonim : Allium cepa L. var. agregatum G. Don

2.1.3. Nama Daerah

Nama daerah dari tumbuhan bawang merah : shallot, potato onion, multiplier onion Inggris; echalote, oignon patate Prancis; Bawang abang mirah Aceh; Pia Batak; Bawang abang Palembang; Bawang sirah, Barambang sirah, Dasun merah Minangkabau; Bawang suluh Lampung; Bawang beureum Sunda; Brambang, Brambang abang Jawa; Bhabang mera Madura; Jasun bang, Jasun mirah BaIi; Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang Sulawesi Utara; Bawangi Gorontalo; Laisuna pilas, Laisuna mpilas Roti; Kalpeo meh Timor; Bowang wulwul Kai; Kosai miha; Bawa rohiha Ternate; Bawa kahori Tidore Hutapea, 1991 .

2.1.4. Habitat dan Penyebaran

Bawang merah termasuk tumbuhan semusim yang biasa tumbuh dan berproduksi dengan baik di tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.100 meter di atas permukaan laut Rukmana, 1994. Tanaman bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 25-32 C. Tanaman bawang merah menghendaki daerah yang terbuka dengan penyinaran ± 70 Sunarjono, 2001. Pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah selama periode 1989-2003 adalah sebesar 3,9 per tahun. Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 propinsi di indonesia. Propinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, jawa Timur, bali, NTB, dan Sulawesi selatan. Kesembilan propinsi ini menyumbang 95,8 Jawa memberikan kontribusi 75 dari produksi total bawang merah di indonesia pada tahun 2003 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007.

2.1.5. Morfologi

Bawang merah Allium cepa L.var.ascalonicum L. Back.; berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman 15-30 cm di dalam tanah. Batang sejati yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas titik tumbuh. Daun yang berbentuk pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Bunga, tangkai daun keluar dari ujung tanaman titik tumbuh yang panjangnya antara 30- 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah-olah berbentuk payung. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji mempunyai bentuk agak pipih,sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Umbi lapis bawang merah sangat bervariasi, bentuknya ada yang bulat, bundar sampai pipih; sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang, dan kecil. Warna kulit umbi merah muda sampai merah tua Rukmana, 1994; Permadi, 1992; Wibowo, 1991.

2.1.6. Kandungan Kimia

Bawang merah Allium cepa L.var.ascalonicum L. Back. mengandung flavonoid, tanin, 1 minyak atsiri mengandung komponen Universitas Sumatera Utara sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, kaemferol, kuersetin, floroglusin dan saponin Rukmana,1994; Permadi, 1992; Hutapea, 1991. Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat Rodrigues, 2003. Kandungan sulfur umbi bawang merah diketahui dapat mencegah kanker. Prostaglandin A-1, agen yang kuat untuk mengurangkan tekanan darah. Salah satu kandungan umbi bawang merah yang banyak disoroti adalah flavonoid. Flavonoid dipercaya mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, dan kencing manis karena mempunyai unsur-unsur antikanker, antibakteria, antiviral, antialergi dan antiinflammasi. Umbi lapisnya mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, dan vitamin C 2.1.7. Manfaat Umbi bawang merah Allium cepa L.var.ascalonicum L. Back., selain digunakan sebagai bumbu masak pada umumnya juga berkhasiat sebagai penurun panas, menyembuhkan luka, menurunkan kadar gula darah, mencegah pengumpalan darah serta sebagai obat batuk berdahak. Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk mencegah kanker Rukmana, 1994; Permadi, 1992 ; Hutapea, 1991. Selain sebagai antioksidan, kuersetin juga dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen ER tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase. Satu setengah sampai tiga setengah ons bawang segar apabila dikonsumsi secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai perlindungan terhadap kanker Anonim, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2. Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari Beberapa Jenis Kulit Jeruk

38 290 135

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia Tuberosa Jack. Var Versteegii.)

3 49 77

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. laurentii)

11 99 95

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Biologi Ekstrak Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

3 63 76

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Bunga Tumbuhan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

0 65 75

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia, dan Uji Toksisitas dari Ekstrak Umbi Keladi Tikus (tuber Typhonii) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

8 80 57

Karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Correa) dengan metode DPPH

7 76 83

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari Beberapa Jenis Kulit Jeruk

0 3 66

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DARI BEBERAPA JENIS KULIT JERUK

0 1 16

Uji toksisitas akut ekstrak kulit batang pulasari (Alyxiae cortex) dengan metode Brine Shrimp Lethality (BST) - USD Repository

0 0 102