Lampiran 4 lanjutan
Kadar air rata-rata =
7,97 +7,99 +7,99 3
= 7,98 vb
2. Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air
Kadar sari larut air
=
Berat sari X 100 Berat Sampel X 20
X 100
Sampel I Berat sampel
= 5,0040 g Berat sari
= 0,0843 g Kadar sari larut air
= 0,0843 X 100
5,0040 X 20 X 100
= 8,42 bb Sampel II
Berat sampel = 5,0120 g
Berat sari = 0,0940 g
Kadar sari larut air =
0,0940 X 100 5,0120 X 20
X
100
=
9,37 bb Sampel III
Berat sampel = 5,0020 g
Berat sari = 0,081 g
Kadar sari larut air =
0,081 X 100 5,0020 X 20
X 100
= 8,06 bb
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 lanjutan
Kadar sari larut air rata-rata = 8,42+9,37+8,06
3 X 100
= 8,61 bb
3. Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Etanol
Kadar sari larut etanol = Berat sari X 100
Berat Sampel X 20 X 100
Sampel I Berat sampel
= 5,0020 g Berat sari
= 0,169 g Kadar sari larut etanol =
0,169 X 100 5,0020 X 20
X 100
= 16,89 bb Sampel II
Berat sampel = 5,0040 g
Berat sari = 0,165 g
Kadar sari larut etanol = 0,165 X 100
5,0040 X 20 X 100
= 16,48 bb Sampel III
Berat sampel = 5,0000 g
Berat sari = 0,164 g
Kadar sari larut etanol = 0,164 X 100
5,0000 X 20 X 100
= 16,40 bb
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 lanjutan
Kadar sari larut etanol rata-rata =
16,89+16,48+16,40 3
X 100 = 16,59
4. Penetapan Kadar Abu Total
Kadar abu total = W1
W X 100
Dimana : w
= berat sampel w
1
= berat abu Sampel I
Berat sampel = 2,0005 g
Berat abu = 0,1815 g
Kadar abu total =
0,1815 2,0005
X 100 = 9,07 bb
Sampel II Berat sampel
= 2,0006 g Berat abu
= 0,1877 g Kadar abu total
= 0,1877
2,0006 X 100
= 9,38 bb Sampel III
Berat sampel = 2,0001 g
Berat abu = 0,1824 g
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 lanjutan
Kadar abu total =
0,1824 2,0001
X 100 = 9,12 bb
Kadar abu rata-rata =
9,07+9,38+9,12 3
X 100
= 9,19 bb 5.
Penetapan Kadar Abu Yang Tidak Larut Dalam Asam
Kadar abu tidak larut asam = W1
W X 100
Dimana : w
= berat sampel w
1
= berat abu Sampel I
Berat sampel = 2,0005 g
Berat abu = 0,0215 g
Kadar abu =
0,0215 2,0005
X 100
= 1,07 bb Sampel II
Berat sampel = 2,0006
Berat abu = 0,0268
Kadar abu =
0,0268 2,0006
X 100
= 1,34 bb
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 lanjutan
Sampel III Berat sampel
= 2,0001 Berat abu
= 0,0201 Kadar abu
= 0,0201
2,0001 X 100
= 1,00 bb Kadar abu rata-rata
= 1,07+1,34+1,00
3 X 100
= 1,13 bb
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Kerja
a. Bagan pengolahan simplisia
dipisahkan kulit bawang merah dari bagian yang tidak digunakan
dicuci dengan air kran mengalir ditiriskan
ditimbang
dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu 40-50
C ditimbang
dihaluskan dengan menggunakan blender
Limbah bawang merah
Kulit bawang merah
Berat basah kulit bawang merah = 620 g
Berat kering kulit bawang merah = 550 g
Serbuk simplisia kulit bawang merah
Ekstraksi Karakterisasi simplisia :
- Kadar air
- Kadar sari larut dalam etanol
- Kadar sari larut dalam air
- Kadar abu total
- Kadar abu tidak larut dalam
asam Skrining fitokimia :
- Alkaloida
- Flavonoida
- Saponin
- Tanin
- Glikosida
- Antrakinon
- Steroidatriterpenoida
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 lanjutan
b. Bagan ekstraksi serbuk simplisia secara perkolasi
diperkolasi dengan n-heksan
dipekatkan diperkolasi dengan etilasetat
dipekatkan diperkolasi
dengan etanol
Keterangan : = Uji Toksisitas Serbuk simplisia
Ampas Perkolat
Ampas perkolat
Ekstrak kental n-heksan
Perkolat Ekstrak kering
etilasetat
Ekstrak kental Ampas
KLT skrining
skrinin KLT
skrining KLT
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Kromatogram Ekstrak n-Heksan Kulit Bawa
Keterangan :Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan – etil asetat {80:20 ; 60:40 ; 40:60 ; 20:80}, penampak bercak asam sulfat
50 dalam metanol, b = biru, u = ungu, hb = hijau biru, ub = ungu biru, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Kromatogram Ekstrak Etil Asetat Kulit Bawang Merah
Keterangan : Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan – etil asetat {80:20 ; 60:40 ; 40:60 ; 20:80}, penampak bercak asam
sulfat 50 dalam metanol, k = kuning, j = jingga, u = ungu, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Kromatogram Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah
Keterangan : Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan – etil asetat {80:20 ; 60:40 ; 40:60 ; 20:80}, penampak bercak asam
sulfat 50 dalam metanol, k = kuning, j = jingga, u = ungu, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data Persen Kematian Nauplii Tabel 4:
Data Persen Kematian Nauplii Ekstrak n-Heksan
No Konsentrasi
µgml Jumlah
nauplii yang mati
Jumlah nauplii yang
hidup Kematian
nauplii Kematiann
rata-rata P1
P2 P3
P1 P2
P3 P1 P2
P3 1
10 2
2 1
8 8
9 20
20 10 16,67
2 100
3 3
4 7
7 6
30 30
40 33,33 3
1000 6
8 7
4 2
3 60
80 70 70
4 Kontrol
- -
Tabel 5: Data Persen Kematian Nauplii Ekstrak Etil Asetat
No Konsentrasi
µgml Jumlah nauplii
yang mati Jumlah nauplii
yang hidup Kematian
nauplii Kematian
rata-rata P1
P2 P3
P1 P2
P3 P1
P2 P3
1 10
2 2
1 8
8 9
20 20
10 16,67
2 100
10 9
10 -
1 -
100 90 100 93,33
3 1000
10 10
10 -
- -
100 100 100 100
4 Kontrol
- 10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 lanjutan Tabel 6:
Data Persen Kematian Nauplii Ekstrak Etanol No
Konsentrasi µgml
Jumlah nauplii yang mati
Jumlah nauplii yang hidup
Kematian nauplii
Kematian rata-rata
P1 P2
P3 P1
P2 P3
P1 P2
P2
1
10 1
3 2
9 7
8 10
30 20
20
2
100 9
10 9
1 -
1 90
100 90
93,33
3
1000 10
10 10
- -
- 100 100
100 100
4
Kontrol -
10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Perhitungan Uji Bioassay 1.
Perhitungan Persentase Kematian
Persentase Kematian = Tes-Kontrol
Total X 100
Tes = Jumlah kematian nauplii larutan uji
Kontrol = Jumlah kematian nauplii larutan kontrol
Total = Jumlah nauplii yang digunakan
2. Perhitungan Harga LC