3.5.13. Pereaksi Asam Nitrat 0,5 N
Sebanyak 3,4 ml asam nitrat pekat diencerkan dengan air suling hingga volume 100 ml Ditjen POM, 1979.
3.6. Karakterisasi Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air,
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam.
3.6.1. Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran, warna, bau dan rasa kulit bawang merah. Gambar simplisia kulit bawang merah
dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 40.
3.6.2. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan
kloralhidrat dan ditutupi dengan cover glass kaca penutup kemudian dilihat dibawah mikroskop. Gambar mikroskopik dapat dilihat pada lampiran 3 halaman
41.
3.6.3. Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen WHO, 1992.
Cara kerja : 1.
Penjenuhan toluen
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, didestilasi selama 2 jam. Kemudian toluen didinginkan selama 30
menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. 2.
Penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan
ke dalam labu yang berisi toluen tersebut, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetesan
perdetik, sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan hingga 4 tetes perdetik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin
dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah
sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa.
Kadar air dihitung dalam persen, dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 42.
3.6.4. Penetapan Kadar Sari Yang larut dalam Air
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml air-kloroform dalam labu bersumbat sambil berkali-kali
dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam lalu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan penguap berdasar rata
yang telah ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105 C sampai bobot tetap. Kadar
sari larut dalam air dihitung dengan persen terhadap simplisia yang telah dikeringkan Ditjen POM, 1989. Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam
air dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 43.
Universitas Sumatera Utara
3.6.5. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok selama 18
jam. Kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol 96, sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan penguap berdasar rata
yang telah ditara dan sisanya dipanaskan pada suhu 105 C sampai bobot tetap.
Kadar sari larut dalam etanol dihitung dalam persen terhadap simplisia yang telah dikeringkan Ditjen POM, 1989. Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam
etanol dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 44.
3.6.6. Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 500 - 600
° C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap simplisia yang telah
dikeringkan WHO, 1992. Hasil perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 45.
3.6.7. Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan, kemudian diidinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam
asam dihitung terhadap simplisia yang dikeringkan WHO, 1992. Hasil
Universitas Sumatera Utara
perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 46.
3.7. Skrining fitokimia